“”Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati”””

Ini adalah butir terakhir Kristologi dalam Pengakuan Iman Rasuli. Yesus yang kita percaya bukan hanya manusia yang hidup di dunia selama tiga puluh tiga setengah tahun saja, tetapi Ia sudah ada sejak kekekalan, dan di akhir zaman Ia akan datang kembali. Pribadi Kedua Allah Tritunggal, satu-satunya Juruselamat yang diutus Bapa ke dunia untuk menebus manusia, adalah Pengantara antara Allah dan manusia. Melalui kematian-Nya, Ia telah mengalahkan Iblis dan menggenapi penebusan dan seluruh nubuat Perjanjian Lama. Dialah Yesus “yang bangkit dari kematian, naik ke sorga, dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa”. Dan Ia senantiasa bersyafaat bagi kita, sehingga orang Kristen memiliki kekuatan untuk menjalani hidup yang berkemenangan dan bersaksi di dunia bagi Tuhan.

Butir terakhir bagian Kristologi ini mengandung tiga makna waktu. Sekitar 1.550 tahun yang lalu, di dalam pemikiran dan filsafat Agustinus dikatakan, “Jika engkau belum menanyakan kepadaku tentang waktu, aku mengira sudah mengerti apa itu waktu; tetapi ketika engkau menanyakannya, maka aku harus menjawab dengan jujur bahwa aku sama sekali tidak mengerti.” Ketika kita berada di dalam sebuah ruang, kita tahu karena kita dapat melihatnya; tetapi pada saat kita berada di dalam waktu, kita sulit tahu karena kita tidak melihatnya, bahkan tidak sadar waktu sudah berlalu dan terbuang, dan kita tidak menyesalinya.

Di Tiongkok, seorang sastrawan berkata, “Ketika aku membasuh tanganku, waktu berlalu dari tempat cuci tanganku; pada saat aku tidur, waktu berlalu dari ranjangku; pada saat hidup di dunia, waktu berlalu dari hidupku; aku sama sekali tidak merasakannya.” Tidak satu pun agama atau kebudayaan yang tahu jelas apa itu waktu. Di dalam kekaburan, manusia membuat kesimpulan yang salah pula. Banyak orang beranggapan bahwa waktu terus berputar. Setelah musim semi, datanglah musim panas, lalu musim gugur, dan kemudian musim dingin, selanjutnya kembali ke musim semi, demikian seterusnya. Bahkan banyak orang beranggapan hidup kita pun merupakan siklus yang terus berputar. Setelah lahir kita akan menjadi dewasa, tua, dan mati; dan setelah mati akan dilahirkan kembali, reinkarnasi. Bukan hanya pemikiran filsafat dan agama di India, tetapi orang Tionghoa yang dipengaruhi Buddhisme pun berpikiran sama. Para filsuf Yunani juga berpikiran sama, seperti Pythagoras, dan 150 tahun sesudahnya, Socrates dan Plato juga berpikiran sama. Reinkarnasi telah menjadi fenomena global dan universal, baik di Barat maupun Timur, baik kuno maupun masa kini.

Tetapi, sekitar seribu lima ratus tahun lalu, seorang pemikir besar, Agustinus, tiba-tiba menyatakan bahwa waktu bukan terus berputar, tetapi merupakan garis linear yang terus maju ke depan dari titik awal sampai titik akhir, dan sesudah itu akan masuk ke dalam kekekalan. Ia berkata bahwa ada satu hal yang bisa membuktikan bahwa kekekalan itu ada, yaitu manusia memiliki ingatan (memory). Manusia bisa mengingat sejarah selama ribuan tahun, meneliti keberhasilan yang teragung dalam sejarah, dan semua penelitian tersebut satu per satu dapat diingat di dalam otak. Kita hanya hidup di dunia selama beberapa puluh tahun, tetapi dapat meneliti pemikiran filsafat tiga ribu tahun yang lalu, mengingat peristiwa selama ribuan tahun dalam sejarah. Ini merupakan kekekalan yang melampaui waktu. Semua masuk dalam ingatan (memory). Maka, ingatan itu sendiri merupakan sebuah tanda kekekalan.

Kedua konsep tentang waktu ini telah memengaruhi dua bentuk kebudayaan yang berbeda: a) kebudayaan yang percaya bahwa waktu terus berputar, maka masyarakatnya tidak akan memiliki semangat maju yang signifikan; dan b) kebudayaan yang percaya bahwa waktu satu kali lewat dan tidak akan kembali lagi, maka masyarakatnya akan terus-menerus berpacu untuk maju. Jika Anda percaya reinkarnasi, jika berbuat salah, Anda akan melakukannya kembali dan tidak akan takut berbuat salah karena menganggap selalu ada kesempatan yang berulang. Orang tidak akan pernah bertobat, karena pengaruh konsep waktu berputar. Tetapi orang yang tahu bahwa sekali berbuat salah tidak akan bisa kembali lagi, maka ia akan melakukan apa pun dengan segala kewaspadaan, dan ia tidak akan memboroskan setiap kesempatan, karena kesempatan tidak datang dua kali.

Eropa dan Amerika Serikat dipengaruhi oleh pemikiran Agustinus, sehingga mereka memegang setiap momen sejarah, dan dengan sekuat tenaga memakai setiap kesempatan. Tidak demikian dengan India. Jika seseorang berbuat salah, masih bisa reinkarnasi. Konsep religius mereka tentang waktu ini merupakan hasil pengamatan mereka terhadap alam, sementara konsep waktu Agustinus dipengaruhi wahyu Allah dalam Alkitab. Kitab Yesaya mencatat bahwa waktu setelah lewat tidak akan kembali lagi. Allah berkata kepada Israel, “Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: “Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku”” (Yes. 44:6). Kalimat ini hanya diucapkan satu kali saja, dan setelah 1.100 tahun kemudian hanya ada satu orang yang mengerti kalimat ini, yaitu Agustinus. Bagaimana kita melihat dapat fokus pada kehendak Tuhan secara tepat, maka seumur hidup yang kita lakukan pasti akan berbeda dengan mereka yang tidak dapat melihat. Ketika saya melihat kehendak Tuhan, maka saya ingin menyampaikan kebenaran firman-Nya dan meletakkan diri sepenuhnya untuk pelayanan khotbah sampai tua. Ribuan khotbah yang pernah saya sampaikan didasarkan pada studi Alkitab, bergumul, dan mendapat pimpinan Tuhan, barulah khotbah tersebut saya sampaikan. Maka saya menasihatkan Anda untuk membaca banyak buku.

Sejak Agustinus, kebudayaan Barat terus maju, tetapi masyarakat Timur karena dipengaruhi konsep reinkarnasi dan feng shui, selama ribuan tahun tidak ada kemajuan yang berarti. Sekarang Jepang, Tiongkok, dan India mendapat kemajuan besar akibat pengaruh dari pemikiran Barat. Itu sebabnya, kalimat terakhir Kristologi dalam Pengakuan Iman Rasuli, “Dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.” Pada saat Kristus datang kembali, tidak seorang pun yang dapat luput dari penghakiman. Makna sejarah dan waktu yang linear, sekali berlalu tidak akan kembali lagi, akan membawa manusia kepada penghakiman terakhir. Kuasa terakhir di seluruh dunia ada di tangan Kristus, setiap orang akan dihakimi, baik raja maupun pengemis, dan mustahil ada yang bisa luput dari penghakiman Kristus. Apa pun yang pernah kita lakukan, nanti harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Yesus berkata, “Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan” (Luk. 8:17). Roma 2 mengatakan bahwa setiap perbuatan manusia, baik atau jahat, akan diberi ganjaran. Yang melakukan kebaikan akan mendapat pahala, dan yang melakukan kejahatan akan mendapat hukuman.

Pertama kali, ketika Yesus datang ke dunia, Ia mati dan bangkit bagi kita, kuasa penghakiman itu telah Ia terima sendiri, namun sampai Ia datang kembali barulah Ia jalankan. Ia mengalirkan darah, mengorbankan nyawa-Nya untuk kita. Anugerah pengampunan dosa Ia berikan kepada kita agar semua yang percaya kepada-Nya tidak binasa. Jika manusia menolak, pada saat Kristus datang kembali, tidak seorang pun yang bisa menentang-Nya lagi. Alkitab berkata bahwa Kristus datang dua kali. Yang pertama, Ia datang ke dunia untuk melakukan penebusan, mengampuni dosa umat manusia, disalibkan demi manusia. Tetapi banyak orang mempermainkan anugerah Tuhan, menghina anugerah keselamatan dan pengampunan dosa dari Tuhan, dan terus melakukan dosa. Sampai tiba waktunya Ia datang kedua kalinya, Ia akan menghakimi, di mana kesempatan sudah berakhir, tidak ada lagi penebusan, dan itulah waktu murka Allah akan dinyatakan.

Pengakuan Iman Rasuli berkata, “Dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.” Itu berarti:

(1) Waktu Kristus datang kembali, itu berarti waktu sudah berakhir. Kristus datang untuk menghakimi, berarti karena dosa-dosa kita, kita akan dihakimi. Hari ini di dunia ada dua macam orang. Satu golongan orang ialah mereka yang penuh kesadaran atas apa yang mereka lakukan, di mana hati nuraninya senantiasa menyadarkan apa yang boleh atau tidak boleh ia lakukan. Golongan yang lain adalah yang berani melakukan apa pun juga sampai hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Penghakiman merupakan catatan Alkitab, banyak tahapan yang berbeda yang terjadi. Jika seseorang melakukan kesalahan, yang paling awal menghakimi adalah hati nurani yang ada di dalam diri orang itu sendiri; lalu penghakiman dari kawan, dari masyarakat, negara, dan terakhir adalah penghakiman dari Kristus sendiri, yang Ia lakukan pada saat Ia datang kembali sebagai Hakim Terakhir pada akhir zaman.

Ada beberapa macam penghakiman, seperti penghakiman pada orang Kristen, yaitu yang pertama, penghakiman bukan akibat berdosa, karena dosa yang dilakukan oleh orang Kristen telah ditanggung oleh Kristus di dalam kematian-Nya. Oleh karena itu, kita mendapatkan pengadilan yang adil dari Tuhan untuk memutuskan seberapa baik yang kita lakukan selama kita hidup. Sama seperti yang Paulus katakan, “Ada mahkota kebenaran yang disiapkan untukku.” Pada saat itu, penghakiman yang adil atas anak-anak Tuhan dilakukan, yaitu dengan memberikan mahkota kebenaran kepadanya. Ini merupakan penghakiman atas pelayanan dan kehidupan setiap orang Kristen.

Dan pada akhirnya, yang kedua, penghakiman di akhir zaman adalah penghakiman takhta aras putih. Yesus akan menghakimi semua orang berdosa. Allah Bapa memberikan kuasa penghakiman atas seluruh dunia ini kepada Allah Anak, maka setiap orang pada akhirnya akan menghadapi penghakiman Kristus. Tidak ada seorang pun yang dapat menyangkal-Nya, luput, ataupun melarikan diri dari pengadilan terakhir ini. Pada saat itu, mereka akan dibuang ke neraka yang kekal. Menurut Wahyu 20:10, akan ada nabi palsu, rasul palsu, dan setan yang semuanya akan dilemparkan ke neraka dan mereka menderita dengan sangat sampai selamanya. Di dalam Kitab Kejadian, muncul satu ucapan yang disampaikan kepada Adam, “Allah yang menghakimi seluruh dunia, bukankah Ia akan melakukan keadilan?” Di dalam Yohanes 5:27 dikatakan, “Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia.” Dan Ia pasti akan datang kembali. Yesus akan datang kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Pada saat itu, semua kaisar, raja, presiden, jenderal, atau semua orang hebat, penguasa, kaum yang gagah perkasa, dan konglomerat di seluruh dunia akan gemetar dan berkata, “Biarlah gunung jatuh dan menimpaku, karena aku takut melihat Anak Allah datang untuk menghakimi dunia.”

(2) Dunia akan masuk ke dalam saat yang akan datang. Waktu ada akhirnya, setelah berakhir ada kekekalan. Di manakah engkau akan menghabiskan kekekalanmu? Jika seseorang sudah meninggal, ia tidak akan kembali lagi. Sekitar dua puluh tahun yang lalu, Gedung Putih memberikan penghargaan yang sangat penting kepada Pdt. Billy Graham, karena ia menjadi penginjil besar di seluruh Amerika Serikat dan telah melewati tujuh masa kepresidenan Amerika Serikat. Banyak pelantikan presiden Amerika mengharapkan Pdt. Billy Graham dapat hadir di Gedung Putih dan memberikan berkat kepada presiden terpilih. Pada saat Bill Clinton dilantik menjadi presiden, saya sempat diundang ke Amerika. Saya menyaksikan sendiri Billy Graham naik ke podium memberkati Clinton, memohon agar Tuhan memberinya hikmat, kekuatan, dan keadilan, memerintah seluruh rakyat Amerika Serikat. Saya sangat tergugah, karena beberapa ucapannya sangat Alkitabiah. Tetapi ketika mengakhiri, saya sangat kecewa, karena ia bukan berkata, “Di dalam nama Yesus, amin.” Di Gedung Putih banyak orang Yahudi yang menentang Tuhan Yesus. Ia sangat memperhatikan bagaimana pandangan orang Yahudi kepadanya, sehingga ia mengakhiri doanya dengan: “Di dalam nama Dia yang disebut Penasihat Ajaib, Raja Damai, Bapa Kekal, amin.” Maka saya pun tahu bahwa ia berusaha menyenangkan orang Yahudi.

Hari ini banyak pendeta yang berusaha menyenangkan orang kaya, presiden, dan lain-lain, sehingga mereka berkompromi. Rupanya Billy Graham pun berkompromi. Namun, Donald Trump memiliki satu kebaikan. Apa yang pernah ia sampaikan akan dengan sekuat tenaga ia lakukan. Setelah menjadi presiden hingga saat ini, ekonomi Amerika Serikat menjadi makin kuat dan makin banyak yang berinvestasi di Amerika Serikat; banyak perusahaan Amerika yang tadinya di luar negeri sekarang kembali ke Amerika Serikat. Bahkan Foxcom dari Tiongkok juga telah berinvestasi dalam jumlah besar di Amerika. Sekalipun penentangnya banyak, tetapi rakyat Amerika mau tidak mau harus mengakui bahwa Amerika sedang menuju kuat kembali. Trump berkata satu kalimat, “Aku pembela orang Kristen yang dianiaya.” Sekarang banyak orang Muslim sedang menganiaya orang Kristen. Dua bulan lalu ia berkata, “Sekarang saya presiden, maka mulai tahun ini silakan mengucapkan “Selamat Natal!” Jangan takut.” Ini satu-satunya presiden yang selama beberapa tahun belakangan ini berani berkata seperti itu. Ia juga berkata, “Kita harus mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.”

Saya tidak memberikan penilaian apa pun tentang hal ini, tetapi satu rahasia yang saya katakan, bahwa sejak zaman Richard Nixon menjadi presiden Amerika Serikat, semua presiden Amerika Serikat harus mengakui Yerusalem itu ibukota Israel. Parlemen Amerika mencatat apa yang mereka sampaikan, tetapi tidak seorang pun dari mereka yang melaksanakannya. Hanya Trump melaksanakan apa yang ia sampaikan. Ketika ia melaksanakan, semua negara Arab, bahkan PBB pun, menentangnya. Mau tidak mau kita pun harus mengakui keberanian Donald Trump.

Dunia kekurangan orang-orang yang berani, karena ketika melihat ada bahaya, kita pun menjadi lemas, gemetar, dan takut. Orang yang penakut tidak akan pernah mengakui bahwa ia takut, tetapi ia akan berkata, “Kita harus berhikmat.” Pada saat kami menyelenggarakan Konvensi Refo500 di Jakarta, dan mengundang para pembicara terkenal di seluruh dunia untuk datang berbicara di dalam konvensi ini, di antara mereka ada satu yang tadinya saya hormati dan ia pun menghormati saya. Ia pernah datang ke Indonesia. Ternyata dia mempelajari satu hal dari saya tetapi dengan diam-diam tanpa mau mengakuinya langsung di depan saya, tetapi akhirnya ia menceritakan itu kepada rekannya yang kemudian menyampaikan kepada saya. Ketika ia diberi tema, ia tahu tema itu bisa membahayakan dirinya, maka ia menjawab bahwa ia tidak mau membahas tema itu karena “kita harus berhikmat”. Saya tahu ia takut. Kita harus menghormati seseorang yang berperang bagi kebenaran, demi Tuhan, dan demi kemurnian firman-Nya. Namun, tidak semua orang seperti itu. Hal yang kita lakukan hari ini jangan kita anggap kita memiliki kebebasan untuk bisa melakukan apa saja. Kita mengetahui bahwa Tuhan terus mengamati dan mengingat semuanya. Anugerah Tuhan demikian besar.

Sebagai manusia, seumur hidup kita harus berusaha melaksanakan semua yang Dia perintahkan, karena suatu hari nanti Kristus akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Jangan kita beranggapan dalam kedalaman hati kita ada niat jahat dan Tuhan tidak tahu. Yesus berkata, “Segala perkataan di dalam ruang tertutup, di atas rumah, akan disampaikan secara terbuka.” Yesus mengatakan ini dua ribu tahun yang lalu, apa pun rahasiamu akan dibongkar. Allah kita adalah Allah yang Mahakuasa, maka pada penghakiman terakhir tidak ada seorang pun yang bisa menghindar. Kita hidup di dunia, bagaimanapun kita hidup, memakai waktu kita, kebebasan kita, melakukan kebajikan, melakukan kehendak Tuhan, dan hal baik yang bisa dilakukan hari ini, janganlah ditunda hingga esok. Sekarang banyak orang kaya, yang mereka dapat turunkan kepada anak-anaknya adalah kekayaan mereka, yang akhirnya menyebabkan mereka berselisih, bertengkar, dan saling membunuh.

(3) Kristuslah Hakim terakhir. Kuasa yang Allah berikan kepada-Nya untuk menghakimi, baik mereka yang jahat maupun mereka yang benar di seluruh dunia, menyatakan bahwa Dialah Anak Allah. Tidak seorang manusia pun dapat luput, karena kita semua bisa mati. Di Alkitab ada tiga kalimat yang sering dipakai dalam mengabarkan Injil, yaitu: 1) Semua manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23); 2) Semua orang telah berdosa dan upah dosa adalah maut (Rm. 6:23); dan c) Semua manusia akan mati dan akan menghadapi penghakiman terakhir. Yesus Kristus akan datang untuk menghakimi. Setelah kematian, masih ada penghakiman terakhir. Jika kita mengerti ketiga kalimat ini, maka kita akan menjadi orang Kristen yang baik. Dengan waspada kita akan memperhatikan hidup kita di hadapan Tuhan. Kiranya Tuhan terus menyertai dan memberkati kita. Amin.

 

Sumber :  https://www.buletinpillar.org/transkrip/pengakuan-iman-rasuli-bagian-30-butir-kedua-24-dan-dari-sana-ia-akan-datang#