Kebanyakan penindas memiliki rasa percaya diri yang rendah. Mereka mencoba menutupi kekurangan harga diri mereka dengan menguasai orang lain. Itu membuat mereka merasa lebih tinggi ketika mereka menggertak orang lain.

Ada tiga bentuk kesombongan.

  1. Berpikir bahwa kita lebih baik dari orang lain.
  2. Berpikir bahwa kita lebih buruk dari orang lain.
  3. Berpikir bahwa kita sama dengan orang lain.

Bentuk kesombongan kedua, seringkali tidak disadari sebagai ‘kesombongan’, adalah penyebab utama penindasan. Jika saja kita bisa berhenti saling menghakimi, maka kita bisa berhenti menghakimi diri kita. Alhasil, kebutuhan untuk menindas, secara verbal ataupun fisik, akan jauh berkurang.

Dalam suatu perjamuan, seorang tamu berpakaian bagus dengan bangga memperkenalkan dirinya kepada tuan rumah sebagai seorang dokter.

“Saya pun dokter,” kata tuan rumah dengan hangat, “saya dokter umum.”

“Cuma dokter umum? Saya dokter bedah otak,” kata sang tamu sambil menaikkan hidungnya, “Saya bekerja untuk Médecins Sans Frontières dan baru kembali enam bulan merawat anak-anak yang terluka di wilayah yang terkena perang di Timur Tengah. Tugas yang sangat berbahaya, namun harus ada orang untuk menolong anak-anak malang itu.”

“Pasti sulit melakukan pekerjaan amal,” jawab tamu yang sok penting itu.

Ia makin tinggi mengakat hidungnya, Namun, Anda harus akui, itu tidak sesulit menjadi dokter bedak otak!”

Saya dokter,” sela putra tuan rumah, “Saya punya gelar Dokter Fisika dan saya bekerja di NASA membuat roket. Anda harus akui, Dokter, bahwa bedah otak tidaklah sesulit ilmu roket!”

Kemudian hidung tamu berbaju bagus itu merunduk, bersama dengan kemegahan dirinya.

Jika Kita menemukan kegembiraan dengan berpikir bahwa Kita lebih baik dari orang lain, maka Kita akan menemukan penderitaan dalam perbandingan setimpal ketika Kita bertemu seseorang yang lebih baik daripada Kita. Lebih baik tidak membandingkan diri Kita  sama sekali.

Sumber : https://iphincow.com/2019/05/02/tidak-membandingkan/