POET merupakan produsen biofuel terbesar di dunia, dengan pendapatan miliaran dollar AS setahun. Siapa sangka POET ternyata didirikan oleh keluarga petani asal Minnesota AS. Saat ini sang anak, Jeff Broin menjadi CEO POET.

Perusahaan itu berawal saat ayah Broin didera kesulitan untuk menyelamatkan pertanian jagung milik keluarga yang telah berusia 130 tahun. Ketika itu Broin yang baru berusia 22 tahun. Dia  baru saja enam bulan lulus dari perguruan tinggi dan baru memulai karirnya di industri perbankan,   sang ayah memanggil Broin untuk membantu keluarganya.

“Pada tahun 1980-an, ada krisis pertanian di Amerika Serikat, yang mendorong turunnya harga jagung ke tingkat yang sangat rendah. Pemerintah membayar para petani untuk menjaga 20 persen dari lahan mereka yang tidak digunakan,” ujar Broin seperti dikutip dari CNN, Kamis (11/7/2019). Ayah Broin pun membuat pabrik biofuel dari sisa tanaman jagung mereka.  “Jadi dia membangun pabrik etanol berskala kecil di pertanian kami,” sebutnya. Karena ingin membuat pabrik yang lebih produktif, Broin dan ayahnya menjelajah ke pelosok AS untuk mencari peralatan yang lebih baik. “Saat itu ada beberapa pabrik etanol yang bangkrut karena masih rendahnya teknologi di awal industri itu. Kami pergi ke pabrik-pabrik itu untuk ikut lelang demi mendapatkan suku cadang,” papar Broin.

Tahun 1987, mereka datang ke pelelangan di pabrik etanol yang bangkrut di Scotland, Dakota Selatan. Alih-alih membeli peralatan, sang ayah menggadaikan pertanian keluarganya yang mempunyai luas 485,6 hektar untuk membeli pabrik tersebut seharga 72.000 dollar AS. “Ayahku kini memiliki pabrik yang tak beroperasi dan memerlukan kerja keras untuk menjalankannya lagi. Namun aku orang yang selalu melihat gambaran besar dan aku pun melihat potensi,” ucap Broin.

Akhirnya Broin muda merenovasi pabrik tersebut agar dapat beroperasi dengan baik. Perlu 8 bulan agar pabrik itu bisa beroperasi lagi. Dalam waktu kurang setahun, pabrik bisa menghasilkan produksi yang signifikan. Pabrik ini pun menjadi flagship Broin Companies. Dalam beberapa tahun, pabrik bisa memproduksi sejuta galon etanol per tahun. “Dalam waktu tiga tahun kami bisa membuat ukuran fasilitas ini tiga kali lipat dan kemudian menggandakannya lagi,” kata Broin.

Dalam tujuh tahun, produksi telah mencapai 10 juta galon per tahun. Pada 2007, bisnis ini berganti nama menjadi POET. Broin berkata, dia ingin memilih nama yang tidak biasa, yang akan menonjol dan mudah diingat. POET pun tumbuh hingga menjadi produsen biofuel terbesar di dunia, dengan pendapatan tahunan sebesar 8 miliar dollar AS atau Rp 112,8 triliun. Perusahaan yang kini bermarkas di Sioux Falls, South Dakota tersebut, mengoperasikan 28 kilang di tujuh negara bagian, dan memproduksi lebih dari dua miliar galon bahan bakar nabati setiap tahunnya.

“Kami mulai dengan 13 karyawan dan sekarang kami memiliki lebih dari 2.000 anggota tim,” tutur Broin. Selain etanol, POET juga menghasilkan 600 juta pon minyak jagung, dan 10 miliar pon biji-bijian penyuling (produk sampingan dari produksi etanol yang digunakan sebagai pakan ternak protein tinggi) setiap tahun. “Saya mempunyai motivasi tinggi agar berhasil dengan pabrik pertama itu, jika saya gagal, kami akan kehilangan pertanian kami,” ujar pria yang kini berusia 53 tahun ini. Saat ini sang ayah masih ikut memimpin POET.

Sumber : https://money.kompas.com/read/2019/07/11/212759526/jeff-broin-anak-petani-yang-jadi-ceo-produsen-biofuel-terbesar-di-dunia