Jika dalam kisah inspirasi sebelumnya kita mengenal seorang kakek dari China bernama Ma Sanxiao, selama 19 tahun terakhir, pria 70 tahun ini telah menanam ribuan pohon di bukit-bukit tandus sekitar desanya sendirian (Ma Sanxiao : Bagi Saya Mereka Bukan Pohon).

Dari desa Kaganda, Muranga sekitar 80 km dari utara Nairobi, kita melihat kisah seorang bernama Nicolas Muchami, membuat jalan dengan cangkul, sekop, dan kapak, menyingkirkan semak-semak lebat agar warga dapat menuju toko-toko terdekat kisahnya dapat dibaca (Infrastruktur Ala Nicolas Muchami).

Ada Jadav Payeng dari India, memahami bahwasanya erosi tanah bisa berdampak sangat serius sehingga dia mulai menanam satu pohon setiap harinya. Selama 40 tahun berikutnya, Jadav terus menanam dan sekarang dia telah menciptakan hutan yang lebih besar dari Cetral Park di New York (Jadav Payeng : Manusia Hutan dari India).

Dan banyak kisah inspiratif yang telah disematkan oleh anak manusia di semua negara, termasuk di Indonesia dengan seorang yang bernama Nyi Eroh atau Mak Eroh wanita dari Kampung Pasikadu, Desa Santana Mekar, Kecamatan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Hidup sebagai petani dan berdagang singkong serta janur, Mak Eroh terobsesi untuk membuat sepetak kecil tanahnya bisa lebih produktif. Lahannya kering, tetapi dia tahu di balik gunung ada sumber air dan dia mau air itu mengalir ke tanahnya.

Perempuan yang hanya menyelesaikan tahun ketiga sekolah dasar ini tidak punya pengetahuan geologi atau arsitek. Namun dengan belincong (linggis), tenaga dan semangatnya, dia membuat terowongan menembus bukit padas dan tanah liat sepanjang 45 meter. Pagi, siang, bahkan sore hari dia bekerja sendiri. Dalam 47 hari tanpa putus, terowongan itu dia buat. Airpun mengalir ke sawahnya.

Mak Eroh memang perempuan bermental baja. Dia tak mau berhenti dan melanjutkan projeknya dengan membuat saluran air sepanjang 4,5 kilometer, mengitari beberapa bukit dengan kemiringan 60 hingga 90 derajat. Dia menggunakan tali ala kadarnya untuk bergelantungan di dinding bukit dan membuat saluran. Selama dua setengah tahun projek itu diselesaikan dengan bantuan 19 tetangganya yang telah berubah dan mendukungnya.

Saluran dan terowongan itu akhirnya bukan hanya mengairi 400 meter sawah Mak Eroh, tetapi juga sawah lain di kampungnya, bahkan juga dua desa lainnya. Kawasan itu sekarang lebih subur, dan penduduk mulai memperbaiki ekonomi mereka.

Mak Eroh yang bekerja sendirian juga dicibir oleh tetangganya, meskipun kemudian mereka berubah. Dia memang pantas dikenang, karena kegigihannya, visinya, dan semangatnya untuk berbagi kasih. Hasil kerjanya bukan hanya untuk 400 meter persegi sawahnya, tetapi sekarang menjadi berkah bagi 60 hektar sawah lain.

Aksi Mak Eroh akhirnya sampai juga ketelinga Presiden Suharto. Atas aksinya yang tergolong berani dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat sekitar, Mak Eroh mendapat penghargaan Upakarti Lingkungan Hidup pada tahun 1988. Setahun kemudian, dia juga meraih penghargaan lingkungan dari PBB.

Mary Kay Ash, pengusaha kosmetik sukses asal Amerika pernah mengatakan, “Jangan membatasi kemampuan dirimu, Kita hanya bisa mencapai apa yang pikiran Kita  percayai.” Percaya akan kemampuan diri sendiri. Jadilah lokomotif, dan teruslah bergerak untuk maju.

Dari berbagai sumber salah satunya https://www.liputan6.com.