BAB 3 :

PRIBADI DAN PIMPINAN ROH KUDUS

PRIBADI ROH KUDUS

Di dalam Yohanes 14:16 dst., Tuhan Yesus menyatakan kalimat yang sedemikian indah, yaitu bahwa Roh Kudus akan mendampingi Saudara, membimbing Saudara. Ia akan disebut sebagai Parakletos, yang berarti Pendamping.

Pribadi Ketiga Allah Tritunggal

Mengenai janji Roh Kudus ini, Yesus meminta kepada Bapa untuk memberikan Penolong “yang lain”. Kita perlu memperhatikan istilah “yang lain”. Ini berarti Bapa telah mengirimkan Anak, dan kini Anak meminta kepada Bapa untuk mengirimkan Pribadi Ketiga. Dengan demikian di sini terlihat jelas konsep Allah Tritunggal. Alah Tritunggal adalah Allah yang Esa, yang dipercaya oleh orang Kristen dari abad ke abad. Sekalipun istilah Tritunggal tidak pernah muncul di Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, namun konsep Allah Tritunggal sangat jelas dinyatakan di sepanjang Kitab Suci. Selain ketiga Pribadi ini, tidak ada Pribadi Keempat. Kita tidak boleh mengabaikan hal ini dengan alasan secara istilah tidak muncul, padahal secara substansi sangat jelas terlihat di sepanjang Alkitab. Mereka yang tidak percaya kepada konsep AllahTritunggal akan jatuh ke dalam pandangan-pandangan yang salah, seperti konsep Unitarian atau Patripassion. Unitarian percaya bahwa Allah hanya satu Pribadi dan tidak ada yang lain. Sedangkan Patripassion adalah pengajaran bahwa Bapa sendirilah yang menerima kesengsaraan di atas kayu salib. Ajaran-ajaran tersebut sangat menyeleweng dari ajaran yang murni dari Alkitab yang dipegang oleh Kekristenan di sepanjang zaman.

Sebuah sinode gereja besar di Indonesia telah menerbitkan buku katekisasinya yang tidak lagi percaya bahwa Roh Kudus adalah Allah. Mereka dengan begitu berani secara sinodal menyatakan bahwa Roh Kudus bukan Pribadi dan Roh Kudus bukanlah Allah. Roh Kudus hanya dianggap sebagai kuasa Allah saja. Jika demikian berarti Allah hanya berpribadi dua, berarti hanya Dwitunggal. Bagaimana gereja sekarang bisa menerima theologi Dwitunggal, padahal di sepanjang kesaksian Alkitab dan di sepanjang tradisi gereja belum pernah ada konsep Dwitunggal. Lambat laun, pikiran ini akan bergeser ke arah manusia yang sempurna secara moral sehingga akan jatuh kembali kepada konsep Unitarianisme, dengan cara menyingkirkan Allah Pribadi Kedua dan Ketiga.

Roh Kudus, Allah yang Berdiam di dalam Manusia

Dalam ayat di atas kita melihat Kristus meminta kepada Bapa untuk mengirimkan Penolong yang lain, yang akan menyertai gereja sampai selama-lamanya. Mungkinkah ada Pribadi yang bisa menyertai seseorang sampai selama-lamanya? Bukankah gereja terus-menerus berganti orang di setiap zamannya? Tidak mungkin ada penyertaan sedemikian, kecuali Pribadi itu adalah Allah sendiri. Roh Kudus adalah Allah yang bersifat kekal. Hanya Allah yang bisa menyertai setiap orang percaya sampai selama-lamanya. Bukan hanya menyertai saya, atau Saudara, atau generasi yang akan datang, tetapi Ia bisa menyertai setiap pribadi selama-lamanya, tidak peduli pribadi itu masih hidup atau sudah meninggal. Maka Roh Kudus bukanlah Pribadi manusia yang berdaging dan berdarah. Roh Kudus adalah Pribadi rohani yang kekal, yang keluar dari diri Bapa, yang diutus oleh Bapa dan Anak. Inilah Pribadi Ketiga dari Allah Tritunggal.

Tuhan Yesus menjanjikan bahwa Roh Kudus akan tinggal di dalam diri kita. Itulah yang menyebabkan orang Kristen berbeda dan memiliki kelebihan dari orang bukan Kristen, atau yang sekadar beragama. Setiap orang Kristen yang percaya kepada Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit, akan menerima Roh Kudus sehingga ia tidak lagi seorang diri. Pada saat seorang Kristen hidup paling tersendiri, ia tetap disertai oleh Roh Kudus. Jika kita mengerti apa yang Alkitab nyatakan kepada kita, mau tidak mau kita akan sangat bersyukur. Betapa manusia yang kecil, lemah, dan terbatas ini didampingi oleh Allah Pribadi Ketiga untuk selama-lamanya. Betapa besar anugerah yang kita terima. Roh Kudus diberikan kepada manusia karena kita lemah, bukan karena kita kuat. Kita memerlukan pendampingan Allah. Tuhan menolong, menguatkan dan menghibur kita dengan tinggal di dalam diri orang percaya. Oleh karena itu, kita memiliki kekuatan dari dalam, bukan dari luar.

Pada saat orang Kristen paling tersendiri, paling terhina, paling susah, paling terbuang, ia tidak pernah sendiri karena ia didampingi oleh Roh Kudus. Kesadaran kehadiran Roh Kudus di dalam diri kita menyebabkan orang Kristen mengalami keyakinan yang paling eksistensial. Namun keyakinan dan kekuatan ini bukanlah untuk mempermalukan orang lain karena Roh itu akan mengolah, membentuk dan mengarahkan Saudara agar Saudara semakin serupa dengan Pencipta, sehingga kita bisa menjadi manusia yang indah di hadapan Tuhan.

Roh Kudus hanya memimpin anak-anak Allah, sedangkan yang bukan anak-anak Allah tidak akan dipimpin oelh Roh Kudus (Roma 8:14-16). Ada anak-anak yang taat pada pimpinan Roh Kudus, tetapi ada juga yang tidak taat pada pimpinan Roh Kudus. Menurut Roma 8:5, mereka yang tidak taat pada pimpinan Roh Kudus sedang menuruti keinginan daging. Oleh karena itu, orang Kristen berbeda dari orang-orang bukan Kristen karena orang Kristen adalah orang-orang yang dipimpin oleh Roh Kudus. Mereka yang taat disebut sebagai orang yang taat kepada pimpinan Roh Kudus (Galatia 5:25),

Berdasarkan konsep-konsep di atas, maka kita perlu mengerti satu prinsip yaitu di mana Tuhan hadir, Ia akan memerintah. Allah tidak pernah mau diperintah dan diperalat oleh seseorang, dan hanya dijadikan pembantu atau tamu orang itu. Setiap kali Tuhan hadir, Ia selalu menyatakan diri sebagai Pemilik, Penguasa dan Pemimpin! Pada saat Roh Kudus diberikan pada seseorang, Ia mau menjadi Pemimpin, Ia ada bukan untuk dipimpin oleh orang itu. Pimpinan Roh Kudus mengindikasikan kemutlakan dan kedaulatan dan kebebasan kekuasaan Allah. Dengan demikian Roh Kudus bukan sekadar menjadi tamu di mana Ia hanya diberi suatu tempat, lalu dipergunakan pada saat orang tersebut mau menggunakan-Nya, tetapi kalau orang tersebut tidak memerlukan-Nya, Dia bisa dibiarkan begitu saja. Tidak demikian! Ia datang sebagai Raja. Inilah kemenangan hidup Kekristenan dan rahasia kemahiran Kekristenan. Orang yang hidup sesuai dengan keinginan daging adalah orang yang tidak mau mengakui pimpinan Roh Kudus dan tidak mau mengakui hak Tuhan untuk memimpin hidupnya. Ketika Saudara dipimpin oleh nafsu daging, berarti Saudara menjadi budak nafsu kedagingan. Orang Kristen yang mau taat kepada Roh Kudus adalah orang yang mau mengerti isi hati Tuhan, mau menyenangkan Tuhan, dan mau mengikuti maksud Allah.

ROH KUDUS DAN KEHENDAK ALLAH

Apakah kaitan antara pimpinan Roh Kudus dan kehendak Allah? Allah memiliki kehendak yang kekal dan Roh Kudus memimpin kita masuk ke dalam kehendak Allah. Jika demikian, apakah pimpinan Roh Kudus sama dengan kehendak Allah?

Roh Kudus mengetahui kehendak Allah, kemudian Ia menolong orang agar mereka dapat berdoa sesuai dengan kehendak Allah. Roh Kudus adalah Penolong yang mahakuasa, Penghibur yang agung. Ia menolong orang agar dapat hidup dan berdoa sesuai dengan kehendak Allah, Allah mempunyai kehendak yang ditetapkan di dalam kekekalan, tetapi Roh Kudus memimpin di dalam proses sejarah.

Kehendak Allah ditetapkan oleh Allah menurut hikmat yang tertinggi dan kedaulatan-Nya yang tidak dapat diganggu gugat. Oleh karena itu, kehendak Allah yang ditetapkan di dalam kekekalan ini merupakan kehendak Allah yang tidak mungkin salah dan tidak dapat dilawan. Melawan kehendak Allah bagaikan menendang duri, sehingga akan merugikan diri sendiri. Satu-satunya yang terjadi adalah proses dari perjuangan untuk tidak mau taat sampai akhirnya menjadi lunak dan mau menerima pimpinan Allah. Salah satu hal yang paling menghambat kerohanian kita adalah karena kita mempertahankan kebebasan kita dan tidak mau takluk kepada kehendak Tuhan, sehingga akhirnya seperti orang Israel yang harus empat puluh tahun berkeliaran di padang belantara. Saya melihat banyak orang Kristen, majelis, bahkan hamba-hamba Tuhan, yang berpuluih-puluh tahun tidak pernah maju. Kita perlu menjadi orang Kristen yang mau maju dan berani maju. Untuk itu hanya ada satu cara, yaitu semakin lunak, semakin taat, dan semakin menundukkan diri di hadapan Tuhan. Kehendak Allah tidak dapat diubah, yang bisa diubah adalah kehendak kita yang selalu mau berontak kepada kehendak Allah.

Roh Kudus bukan hanya memimpin pikiran kita yang diciptakan supaya semakin sesuai dengan Pencipta. Ia juga mau memimpin kita yang memiliki kehendak yang keras dan suka melawan Tuhan menjadi lunak dan mau percaya kepada Allah, Jadi, pimpinan Roh Kudus bertujuan untuk melunakkan pikiran dan kehendak kita, agar semakin sesuai dengan kehendak Allah yang tidak pernah berubah. Roh Kudus memimpin kita untuk mempersatukan kehendak kita dengan kehendak Allah yang tidak berubah. Inilah tujuan yang indah dari pimpinan Roh Kudus.

Orang yang tidak dapat berenang, saat tercebur, selalu akan berontak ketika ada orang yang mau menolongnya. Cara terbaik untuk menolongnya adalah memukulnya hingga pingsan baru dia bisa diselamatkan. Kalau tidak demikian, ia akan ikut membawa Saudara tenggelam bersamanya. Perlawanan sedemikian justru akan membuat keduanya mati. Oleh karena itu cara terbaik untuk menolongnya adalah menjadikan dia tidak berdaya. Demikian pula orang berdosa, selalu akan melawan dan tidak mau taat sampai binasa. Roh Kudus tidak akan memukul Saudara, tetapi dengan sabar Ia akan mengubah Saudara dari dalam, melunakkan hati Saudara sampai Saudara mau menerima kehendak Allah di dalam diri Saudara. Roh Kudus tidak memaksa atau merasuki Saudara untuk mengikuti kehendak Allah. Cara ini berbeda dari cara kerja setan. Roh Kudus menyadarkan sehingga Saudara rela dan menyerah dipimpin oleh Roh Kudus.

Tidak ada pimpinan Roh Kudus dan pekerjaan Allah yang menjadikan orang terseret, terpaksa, putus asa, tumpul pikirannya. Itu bukan pekerjaan Roh Kudus. Jika Roh Kudus memimpin seseorang, tidak mungkin orang itu menjadi kerasukan, tidak sadar, melakukan hal-hal yang tidak waras, dan sejenisnya. Itu pasti bukan pekerjaan Roh Kudus. Roh Kudus justru mencelikkan mata orang dan menyegarkan pikiran orang. Roh Kudus memberikan bijaksana kepada pikiran orang dan membawa orang kepada kebenaran. Roh Kudus menggugah bukan memadamkan, membangunkan bukan menidurkan, memberikan kesadaran bukan kealpaan. Jangan Saudara mempercayai orang yang mengatakan bahwa ia dipenuhi Roh Kudus tetapi menjadi semakin pasif dan pikirannya semakin bodoh. Setelah menjadi orang Kristen, Saudara seharusnya menjadi lebih pandai, lebih cemerlang, dan lebih cermat dalam mengerti kebenaran. Roh Kudus memimpin orang agar pikirannya menjadi dinamis mengikuti pikiran dan kebenaran Allah. Agama yang menjadikan manusia semakin bodoh dan pasif pikirannya adalah agama palsu. Agama yang sejati menjadikan orang yang menganutnya semakin pandai dan bisa berpikir semakin tepat dan berkembang. Namun, bukan berarti manusia semakin pandai semakin bisa melawan Tuhan, dan menjadi tidak beriman. Roh Kudus memimpin kita kembali kepada kebenaran dan kembali kepada kehendak Allah.

Setelah Saudara mengerti hal-hal di atas secara mendalam, Saudara akan sampai pada pengertian dan kesimpulkan betapa rendahnya psikologi dan betapa terbatasnya konsep-konsep filsafat yang ada di dunia dibandingkan dengan pimpinan Roh Kudus yang sedemikian vital, berkuasa, dan sempurna, yang membawa kita kepada perkembangan karakter menuju kesempurnaan sesuai dengan tujuan yang ditentukan Tuhan.

Di Amerika, di antara orang-orang yang paling banyak sakit dan perlu disembuhkan justru adalah para dokter. Di antara para dokter, yang terbanyak adalah dokter penyakit jiwa. Banyak filsuf yang menganalisis hidup manusia, pada waktu matinya menghadapi ketakutan yang begitu besar dan kekosongan jiwa yang begitu dalam. Jika saya selalu menegaskan bahwa iman Kristen perlu dibina, saya bukan mengucapkan kata-kata kosong, tetapi karena memang iman Kriksten memiliki kuasa yang sedemikian besar.

Amin.
SUMBER :
Nama buku : Dinamika Hidup Dalam Pimpinan Roh Kudus
Sub Judul : Bab 3 : Pribadi dan Pimpinan Roh Kudus
Penulis : Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit : Momentum, 2014
Halaman : 31 – 38