Seorang guru pengganti muda dan hanya punya pengalaman beberapa tahun di kelas, dan hanya di sekolah sekitarnya, mengajar kelas remaja untuk pertama kalinya.
Ketika ia ke kantor sekolah untuk mengambil bahan ajarnya, kelompok guru lama ngobrol bertanya tentang tugasnya. Ia mengatakan kepada mereka bahwa ia mengganti guru di kelas 2 siang. Kata mereka, kelas itu memiliki cukup banyak reputasi, kelompok guru lama itu hampir gembira mengatakannya. Sudah empat guru pengganti sebelumnya mencoba mengajar kelas itu, dan tanpa banyak keberhasilan.
Dengan gugup guru muda itu masuk kelas. Hari itu agak panas, dan siswa telah membuka jendela dan menyalakan kipas angin. Ia merasa aneh, sampai menyadari bahwa kipas angin itu hanya mengipasi buku pelajaran untuk kelasnya. Oh, ternyata dari buku itu meneteskan air karena sudah basah kuyup.
Satu remaja angkat bicara. Ia mengatakan karena semua buku itu basah maka ia meletakkannya di bawah kipas angin untuk membantunya kering. Seisi kelas menyaksikan guru pengganti untuk melihat reaksinya. Apakah ia akan bingung? Kesal? Atau bahkan marah atas penyalahgunaan buku pelajaran itu?
Guru pengganti itu mengejutkan seisi kelas karena tidak memberikan reaksi seperti perkiraan mereka. Sebaliknya, ia bertanya kepada pemilik buku, “Bisakah kau setrika?” Siswa itu berdiri, bingung, guru itu menjelaskan.
Ketika nanti malam ia sampai di rumah, ia harus menyetrika halaman buku demi halaman dan menjadikannya seperti buku baru lagi. Seluruh kelas meledak tawanya, termasuk sang guru. Ia tahu kemudian bahwa bekerja dengan kelompok remaja ini akan menjadi petualangannya, dan satu sudah dia tangani.
…
Sumber : https://intisari.grid.id/inspiration/tell-your-story/mari-menghadapi-tantangan-diri-sendiri