BAB 4 :

SIFAT DAN KARYA ROH KUDUS

Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.  Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yohanes 15:1-8)

Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu–seperti yang telah kubuat dahulu–bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” (Galatia 5:19-23)

—————————————

Seorang Kristen adalah seorang yang diberi hidup, dan orang yang hidup harus diberi suatu tanda yang membuktikan hidup itu sedang berlangsung yaitu berbuah. Allah menciptakan segala tumbuh-tumbuhan dengan satu keinginan yaitu agar tumbuh-tumbuhan itu berbuah. Jadi urutannya adalah: pohon – buah – benih. Setiap buah mengandung benih, dan di dalam benih itu mengandung hidup yang baru untuk berbuah lagi. Itu adalah dalil di mana Tuhan yang hidup menyatakan kuasa-Nya dalam ciptaan dengan menciptakan hidup yang terus menerus. Demikianlah akan terjadi sampai kehendak Tuhan genap atas dunia ini.

Yesus Kristus berkata kepada murid-murid-Nya, “Bukan kamu yang telah memilih Aku, tetapi Akulah yang telah memilih kamu.” Inisiatif berasal dari Tuhan. Orang yang bijaksana adalah orang yang selalu mau berinisiatif dalam segala hal yang bijak, bajik dan bermoral. Orang yang tidak perlu disuruh ataupun dipaksa dan tidak perlu harus dipengaruhi oleh orang lain dan dari dalam dirinya timbul suatu pikiran yang sehat dan bijak, akan menjadi seorang yang penting sekali.

A. INISIATOR YANG BIJAKSANA

Allah kita adalah Allah yang berinisiatif dan menjadi sumber segala yang baik. Segala kebajikan berasal dari Tuhan Allah sendiri. Ia memberikan anugerah-Nya kepada manusia dan kemudian manusia bersaksi dan digerakkan. Kalau ajaran ini tidak memiliki fokus dan titik pusat serta urutan yang jelas, maka gereja bisa menjadi gereja di mana manusia dianggap menjadi pusat dan Allah menjadi tamu di dalam gereja. Inisiatif-inisiatif yang baik berasal dari Inisiator yang asli. Kalau kita senantiasa memikirkan kewajiban dan apa yang seharusnya kita kerjakan dan ada suatu sumber inisiatif dalam diri kita yang meneladani Kristus Tuhan, maka saat itulah kita akan membereskan banyak hal.

Yesus Kristus adalah sumber dari pemilihan atas umat yang diselamatkan. Kristus adalah sumber dari anugerah. Sebelum kita mengenal Dia, Dia sudah mengenal kita; sebelum kita mencintai Dia dan bertobat, Dia sudah mati di atas kayu salib untuk menggantikan kita, dan sudah mengirimkan Roh Kudus yang bekerja dalam hati, sehingga kita menjadi orang yang kembali kepada Dia. Demikianlah keadaan hidup berbuah adalah hidup yang meneladani Kristus, yaitu hidup yang berinisiatif. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang telah memilih kamu.” Kristus menjadi sumber inisiatif hidup kerohanian yang beres.

Charles H.Spurgeon yang disebut sebagai The Prince of The Preacher, mengatakan, “Bagaimana orang berdosa seperti saya bisa memilih Allah yang sejati?” Bukankah orang-orang telah memilih dewa-dewa yang tidak beres untuk menjadi dewa mereka? Bukankah begitu banyak orang telah memilih ilah-ilah yang palsu sebagai obyek penyembahan mereka? Ini berarti di dalam agama-agama, kita selalu bisa memilih yang salah. Alkitab berkata kepada kita bahwa kita adalah seperti domba-domba yang tersesat dan masing-masing memilih jalan kesesatannya sendiri. Tuhan memakai sebutan “domba” untuk mencerminkan keadaan rohani kita masing-masing. Mengapakah Tuhan memakai domba sebagai lukisan dari hidup rohani manusia? Mengapa bukan ayam, anjing, kucing?

Charles H.Spurgeon mempunyai suatu jawaban yang baik. Domba mempunyai suatu kelemahan yang besar yaitu begitu bodoh di dalam menentukan arah. Domba selalu tidak bisa kembali ke tempat asalnya, apabila ia dilepaskan dari kandangnya. Tuhan tidak salah telah memilih domba untuk melukiskan keadaan rohani kita masing-masing. Orang-orang pada abad ini bukan tidak memiliki ilmu pengetahuan, teknologi atau pun pendidikan yang tinggi. Kalau dulu orang yang mempunyai gelar sarjana sudah mengagumkan seluruh kampung, maka sekarang orang bergelar PH.D sudah banyak. Pendidikan sudah begitu maju, ilmu pengetahuan sudah begitu modern, tetapi ada satu hal yang tidak pernah ada kemajuan, yaitu: Mengenal arah yang benar.

Jika tidak mengenal arah yang benar, maka manusia terjerumus dalam keadaan meraba-raba tentang arti hidup dan bagaimana menetapkan hari depan. Manusia paling tidak bisa mengetahui arah yang benar, baik itu dalam pengetahuan, politik maupun teknologi. Segala ideologi dan isme-isme, tidak pernah memberikan arah yang benar dan tepat kepada umat manusia. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan bahwa kita seperti domba yang tersesat. Ini merupakan fakta yang begitu nyata. Kita harus berhati-hati memilih, tetapi dalam memilih kemungkinan untuk salah selalu ada. Waktu memilih barang bisa salah, memilih makanan salah, memilih buku salah, memilih istri bisa salah, memilih suami bisa salah, pilih sekolah bisa salah. Kalau di dalam hal yang kecil-kecil saja kita bisa salah, mengapa waktu memilih agama bisa betul?

Kalau Anda bisa memilih agama yang benar dan bisa memilih Allah yang benar, itu berarti Anda sudah menerima anugerah sebelum Anda memilih. Agustinus memberikan ilustrasi seperti demikian: “Apakah karena saya berdoa kepada Allah, maka kemudian Allah menjawab doa saya dan menerima anugerah? Bagaimana saya bisa berdoa kepada-Nya dengan baik, kecuali Allah sudah memberikan anugerah dan arah yang benar kepada saya?”

Akhirnya Agustinus mengerti bahwa karena anugerah Allah maka ia bisa berdoa dengan benar dan memiliki hidup kerohanian yang beres. Pandangan ini akhirnya diangkat kembali oleh Charles H.Spurgeon setelah 1350 tahun, ia mengatakan: “Kalau saya bisa pilih Allah yang tepat dan Allah yang saya pilih adalah Allah yang sejati, ini bukan berarti bahwa saya sudah bisa memilih Allah, tetapi karena Allah yang sejati sudah memilih saya dan menaruh bibit iman di dalam hati saya, sehingga saya bisa memilih Allah yang benar melalui bibit yang ditanamkan Allah.” Inilah suatu pengertian yang luar biasa, yaitu: Anugerah Tuhan mendahului respons manusia. Anugerah Tuhan menetapkan seseorang agar bisa mempunyai tindakan yang benar.

B. DIPILIH UNTUK APA ?

Teologi Reformed menegaskan Kedaulatan Allah dan mementingkan Kebijaksanaan Allah. The Supreme Wisdom of God and The Supreme Power of God determined the grace which caused us to have the right position and right response. Hanya Allah yang mempunyai anugerah yang berinisiatif dan kebijaksanaan tertinggi serta kuasa tertinggi yang mengakibatkan manusia memilih untuk menyembah Dia. Mengapa ada orang yang tidak dipilih? Saya tahu. Saya tahu ada sebagian orang yang dipilih karena Allah mau memilih, karena Allah berkata: “Aku akan memilih siapa yang Kupilih. Aku akan memberikan anugerah kepada siapa yang Kuberi anugerah. Aku tidak berbelas kasihan kepada siapa Aku berbelas kasihan.”

Gereja menjadi simpang siur dan tidak mempunyai arah karena terlalu banyak orang Kristen yang tidak mau belajar. Kalau orang Kristen juga tidak mempunyai arah, bagaimanakah gereja bisa membawa dunia ke arah yang benar? Apakah gereja hanya bisa membawa umat manusia ke dalam emosi keagamaan saja? Barangsiapa yang sudah sadar dengan pengertian bahwa dirinya sudah dipilih oleh Tuhan dalam anugerah-Nya, maka hendaklah ia juga mengerti bahwa Tuhan memilih kita bukan supaya tidak melakukan apa-apa. Kita dipilih dan ditetapkan Tuhan Yesus untuk berbuah. Barangsiapa yang sudah menerima anugerah Tuhan, lalu setelah itu bermain-main dengan anugerah, akan menerima hukuman yang besar. Begitu banyak orang sudah membiasakan diri untuk menerima segala sesuatu dan menganggapnya sebagai hal yang seharusnya diterimanya. Take it for granted. Orang demikian menganggap bahwa memang seharusnya Tuhan berbuat baik kepadanya serta mengaruniakan segala sesuatu yang diperlukannya.

Alkitab jelas mengajarkan kepada kita bahwa anugerah Tuhan mengandung suatu tuntutan dan kewajiban yang mutlak untuk taat kepada perintah Tuhan. Yang diberi banyak harus memberikan banyak, mengembalikan banyak dan bekerja dengan giat. Kita dipilih Tuhan supaya dikirim pergi dan menghasilkan buah. Pohon yang berbuah adalah pohon yang menyenangkan Tuhan; pohon yang tidak berbuah adalah pohon yang menunggu untuk ditebang. Begitu banyak orang mulai ditebang dari Kerajaan Tuhan karena mereka hidup tidak berbuah. Mutu yang Tuhan tanamkan adalah mutu yang tinggi dan Dia mengharapkan kita berbuah dengan mutu yang tinggi juga.

C. BUAH KEDAGINGAN

Buah Roh Kudus dicatat setelah serangkaian buah-buah dari hawa nafsu, Galatia 5:19-23 terbagi atas dua bagian, yaitu: tanda-tanda orang yang belum diselamatkan dan tanda-tanda orang yang sebaliknya. Perbuatan-perbuatan orang-orang yang belum diselamatkan adalah perbuatan daging atau buah kedagingan. Sebaliknya buah dari Roh Kudus adalah buah roh. Manusia dilahirkan dengan daging dan memiliki hidup alamiah yang ditandai dengan nafsu kedagingan. Siapa yang tidak memiliki nafsu kedagingan kecuali orang mati? Meskipun demikian, orang yang hidup dengan nafsu kedagingan mungkin diubah dengan merindukan hal-hal rohaniah yang jauh lebih tinggi dari hal-hal duniawi.

Percabulan menyebabkan seorang suami mengkhianati keluarganya, isteri dan anak-anaknya. Apakah Anda tidak puas dengan isteri Anda? Apakah Anda berjanji untuk berlaku tidak setia terhadap hidup rumah tangga yang benar dan bahkan berlaku cemar dengan tidur dengan orang yang bukan suami/isteri Anda? Kalau Anda bisa menguasai seks dengan cinta kasih, maka Anda orang yang hebat; tetapi jika Anda seorang yang cinta kasihnya dikuasai oleh seks, maka itu seperti binatang. Itulah nafsu kedagingan.

Otak kita sangat terbatas kapasitasnya, mengapakah kita mengisinya dengan kejahatan serta kejelekan orang-orang lain dan bahkan menikmati hal itu sebagai kesenangan? Mengapakah Anda bisa hafal kesalahan orang lain dan tidak bisa hafal Alkitab? Orang yang menyimpan kesalahan orang lain adalah seperti orang yang memenjarakan orang lain di dalam penjara pikirannya. Orang seperti ini mengeluarkan tawanannya pada waktu ia mau, lalu memaki-maki dia, setelah itu memasukkannya lagi ke dalam penjara buatannya sendiri. Jika Anda terus berbuat demikian, maka pada waktu beranjak tua, pikiran sedemikian akan merongrong Anda. Cobalah untuk melupakan kerusakan orang lain, memaafkan kegagalan orang lain, dan jika mungkin, mengubah hal itu dan bukan menghakimi. Orang yang mengetahui kesalahan adalah orang yang pintar, tetapi orang yang bisa mengubah dunia menjadi lebih baik adalah orang yang agung. Lebih baik menjadi orang yang agung, jangan menjadi orang yang pintar saja. Apakah gunanya Anda mengetahui segala kesalahan dan segala yang kurang baik tanpa bisa memperbaikinya?

Ada satu dalil yang hampir dimiliki oleh setiap gereja. Yang banyak bicara tidak keluar uang, yang keluar uang tidak banyak bicara. Kadang-kadang ada orang yang keluar uang sedikit, bicara banyak; juga ada orang yang keluar uang banyak, bicara sedikit. Janganlah menjadikan kebencian, perseteruan, sikap pemecah-belah dan suka menghakimi, menjadi kebiasaan kita, karena Tuhan mengatakan bahwa barangsiapa yang datang kepada-Nya dan mengaku dosa, maka Tuhan akan memberikan pengampunan dan membenarkan orang itu. Iri hati adalah sikap yang tidak rela melihat orang lain lebih baik. Iri hati tidak pernah memberikan kekuatiran apa pun kepada orang yang mempunyainya bahkan hanya melemahkan kekuatan yang diperlukan untuk memperjuangkan kehidupan. Orang yang iri, sudah mengaku diri sendiri bersalah dan sudah kalah. Bukankah kalau orang lain mempunyai kelebihan di satu aspek, kita pun mempunyai kelebihan di aspek yang lain?

Alkitab memakai satu ayat untuk iri, yaitu: “Iri hati meremukkan tulang” (Amsal 14:30). Iri adalah keroposnya tulang. Kalau kulit yang rusak bisa kelihatan, kalau daging yang rusak masih bisa dirasakan, tetapi kalau keroposnya tulang sangatlah berbahaya karena di dalam tulang sumsum, sel-sel darah dihasilkan dan di situlah sumber hidup. Orang yang iri kepada orang lain, dengan sendirinya mengakibatkan hidupnya keropos. Kalau Anda iri, Anda tidak mungkin mempunyai kekuatan apa-apa lagi untuk berjuang karena segala niat dan segala kekuatan untuk perjuangan itu sudah dikonsumsi untuk iri. Daripada melakukan hal yang bodoh seperti itu lebih baik kita memuji Tuhan. Memuji Tuhan karena orang lain yang lebih baik dari kita, lebih cantik dari kita, lebih pintar dari kita. Waktu Anda memuji orang lain, maka Anda menikmati kelebihan-kelebihan orang lain, ini suatu hal yang membangun. Kalau orang lain bisa baik dan kita bisa belajar apa yang menjadi keahliannya sehingga menjadi seahli orang itu, maka kita tidak perlu iri padanya. Kalau ada orang lain bisa baik, lalu seumur hidup kita belajar, tapi tidak pernah sama baiknya dengan orang itu, maka tidak ada gunanya jika kita iri. Jika Anda mengerti hal ini, Anda pasti akan lepas dari ikatan kesusahan.

Buah nafsu yang lain, yaitu kemarahan. Allah menciptakan kita dengan otak di atas, hati di tengah, organ seks di bawah. Menurut Plato, Allah sudah mengatur bahwa orang yang hidup dengan rasionya, lebih tinggi derajatnya dari orang yang hidup dengan emosinya; sedangkan orang yang hidup dengan emosinya lebih tinggi derajatnya dari orang yang hidup hanya dengan seksnya. Jika Anda bisa menguasai seks dengan cinta kasih, lalu menguasai cinta dengan rasio, barulah itu membuktikan bahwa Anda adalah seorang yang sangat bermutu. Tapi semua yang dicetuskan Plato ini tetap mempunyai kekurangan. Apa sebabnya? Karena dalam teori Plato, rasio ada pada tempat yang paling tinggi dan tidak ada yang memimpinnya. Sedangkan Alkitab mengatakan bahwa Roh Kudus-lah yang menguasai pikiran kita.

Orang yang marah adalah orang yang mengaku sudah tidak ada jalan keluar. Tetapi jika kemarahan mempunyai dasar kebenaran maka kemarahan itu adalah kemarahan yang suci dan betul-betul dipakai oleh Tuhan. Orang Kristen bukan orang yang tidak boleh marah. Marahlah jika itu perlu dilakukan karena marah yang suci itu perlu. Justru Kekristenan saat ini kekurangan kemarahan yang suci sehingga menjadi bobrok. Kita menjadi orang Kristen bobrok karena tidak ada orang yang berani marah berdasarkan kebenaran. Kemarahan yang menguasai kebenaran, itu tidak benar, karena itu adalah nafsu. Perlukah kita marah? Lihatlah Mazmur 21. Yesus Kristus marah? Marah. Coba lihat pada waktu Ia mengusir orang-orang yang tidak beres yang berada di Bait Allah (Yohanes 2:14-17; Lukas 19:45-46). Apakah Yesus kurang cinta kasih sehingga Ia marah? Tidak. Roh Kudus marah? Marah. Barangsiapa menghujat Roh Kudus, orang itu tidak akan diampuni selama-lamanya (Matius 12:31). Kemarahan itu bahkan akan menggenapi kemuliaan Allah, ini tercantum dalam Mazmur 76:11, “Sesungguhnya panas hati manusia akan menjadi syukur bagi-Mu, dan sisa panas hati itu akan Kau perikat-pinggangkan.” Terjemahan lain berbunyi, “Sesungguhnya kemarahan manusia itu akan menggenapi kemuliaan Tuhan, tetapi kelebihan kemarahan itulah yang akan dihentikan oleh Tuhan sendiri.” Pada waktu Musa marah sehingga 3000 orang harus mati, maka saat itu juga kemuliaan Tuhan dinyatakan. (Keluaran 32:21-35). Kemarahan itu perlu, tetapi kemarahan yang tidak dikuasai oleh kebenaran, itu akan merusak. Kemarahan yang berlebihan merusak kemuliaan Tuhan. Kemarahan manusia bisa memuliakan Tuhan Allah, jika marah itu sesuai dengan kemarahan Allah.

Buah yang lain dari nafsu yaitu : kepentingan diri sendiri. Memikirkan segala sesuatu menurut kepentingan diri sendiri adalah sikap yang seringkali merugikan orang lain bahkan menyusahkan orang lain. Dengan selalu memikirkan orang lain, maka hidup dan keberadaan Allah akan menjadi berkat bagi orang lain. Belajarlah untuk tidak lagi memikirkan kepentingan sendiri, kenyamanan sendiri, keuntungan sendiri, tanpa menghiraukan pengaruhnya bagi orang lain. Itu bukanlah buah dari Roh Kudus, tetapi buah dari hawa nafsu.

Bukan saja demikian, buah nafsu yang lain adalah: percideraan. Dalam terjemahan lain, kata ini berarti: suka membuat pengelompokan dan pemisahan, serta pemisahan yang berakibat munculnya bidat-bidat serta ajaran yang salah.

Yang terakhir yaitu: kedengkian, kemabukan dan pesta pora. Berfoya-foya untuk membanggakan diri sebagai orang yang jauh lebih hebat dari orang lain, itu kurang baik. Paulus menuliskan: “Terhadap semuanya itu – kuperingatkan kamu – seperti yang telah kubuat dahulu – bahwa barangsiapa yang berbuat hal-hal demikian, tidak akan mendapat bagian di dalam Kerajaan Allah.” Peringatan ini keras sekali.

SUMBER :
Nama Buku : Hidup Kristen Yang Berbuah
Sub Judul : Bab IV : Sifat dan Karya Roh Kudus
Penulis : Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit : LRII, 1992
Halaman : 51 – 65