Pak TongBab 4 :
PEMULIHAN HATI NURANI (3)

III. PENGARUH SUARA ROH KUDUS

Sifat suara Roh Kudus seluruhnya berlawanan dengan sifat utama suara Setan.

Ketika kita berada di dalam prinsip ketaatan kepada firman Tuhan, Roh Kudus justru bersifat menenangkan, bukannya mengacaukan.

Roh Kudus akan memutlakkan yang mutlak dan merelatifkan yang relatif. Yang tidak penting jangan dibesar-besarkan bagai sesuatu yang penting, dan yang penting jangan dijadikan tidak penting. Yang utama jangan disekunderkan, dan yang sekunder jangan diutamakan. Yang harus diuji dengan firman Tuhan hendaklah diuji dengan firman Tuhan, Jangan menerima Teologi dari zaman ke zaman yang tidak tahan uji untuk tetap setia kepada Tuhan. Teologi yang terus setia kepada Tuhan dari zaman ke zaman harus kita terima, meskipun sulit mendengarnya, sulit pempelajarinya dan sulit menjalankannya. Kita harus tetap menaatinya, karena Roh Kudus menegakkan firman, memelihara dan taat kepada Dia.

Roh Kudus memberikan kekuatan kepada kita untuk hidup taat dan bersyukur, meskipun kita hidup di dalam penderitaan. Ketika kita menderita, sakit atau menderita kerugian, kita harus senantiasa bersyukur kepada Tuhan. Menyadari bahwa semuanya itu diperkenankan oleh Tuhan untuk mendidik kita, sehingga pada hari yang akan datang dapat lebih setia dan lebih bersungguh-sungguh.

Roh Kudus ingin senantiasa memberikan nasihat untuk senantiasa hidup suci, meninggalkan dosa dan takut akan Tuhan, tidak berkompromi dengan Setan. Suara Roh Kudus bukan seperti yang seringkali sekarang ini dikatakan sebagai nubuat-nubuat, “besok akan hujan”, dstnya. Itu adalah hal-hal yang tidak penting. Suara Roh Kudus yang sejati akan jauh membicarakan hal yang lebih penting, yaitu membawa pada kehidupan yang suci dan dekat kepada Allah. Dan semua yang disebut sebagai suara Roh Kudus harus sesuai dan harmonis dengan prinsip-prinsip yang ada di seluruh Kitab Suci. Tidak ada konflik dengan firman. Jangan membedakan dan memisahkan Roh Kudus dari firman. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran dari firman. Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, dan Kitab Suci adalah kebenaran yang diwahyukan oleh Roh Kudus. Karena Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, maka Roh Kudus yang mewahyukan kebenaran, mencerahkan orang akan kebenaran, dan memimpin gereja kembali dan masuk ke dalam pengertian dan kenikmatan kebenaran. Roh Kudus dan kebenaran tidak boleh dipisahkan.

Ketika kita sudah jatuh ke dalam dosa, tidak taat kepada-Nya, Ia akan memberikan teguran yang sangat keras, tetapi berbeda dengan Setan yang menghancurkan pengharapan bagi kita. Orang berdosa yang sangat menyesali dosanya sampai bunuh diri adalah orang yang sudah ditipu oleh suara Setan. Tetapi orang yang berdosa, yang ditegur keras oleh Roh Kudus, tidak pernah dihancurkan pengharapannya. Teguran Roh Kudus akan membawa kita kepada pertobatan dan kembali berdamai dengan Allah. Roh Kudus tidak akan menganjurkan orang bunuh diri atau mengatakan bahwa kita sudah dibuang dan tidak berharga lagi. Ketika Roh Kudus menegur, Ia selalu memberikan pengharapan bahwa Kristus sudah mati untuk kita dan mengajak kita kembali kepada Tuhan. Itu alasan, saya rasa Ananias dan Safira bukanlah orang yang sungguh-sungguh sudah diselamatkan, sehingga ia begitu berani menipu Allah, sehingga ia harus mati di hadapan hukuman Allah. Di hadapan Petrus yang dipenuhi Roh Kudus, maka Ananias dan Safira yang sudah berani menipu Allah, maka Tuhan menghukum mereka. Mereka jatuh dan mati.

Beda antara Yudas dan Petrus. Yudas tidak diberi kesempatan untuk mengingat kembali perkataan Tuhan Yesus untuk bertobat, sedangkan Petrus diberi kesempatan mengingat kembali apa yang Tuhan Yesus katakan. Yesus berkata bahwa sekalipun Iblis berusaha untuk menampi dia, Dia sudah mendoakan Petrus agar tidak kehilangan iman. Suara demikian ini merupakan ciri khas suara Roh Kudus.

Barangsiapa sudah terjerumus ke dalam dosa, merasa kecewa dan putus asa, dalam nama Tuhan Yesus saya tegaskan bahwa Tuhan Yesus telah mati bagi dosamu! Itu bukan suatu penghiburan untuk kita boleh terus berbuat dosa, tetapi merupakan penghiburan bagi kita untuk bertobat dan kembali kepada hidup yang suci. Dan Roh Kudus juga akan mengatakan kepada kita agar mulai hari ini jangan berbuat dosa lagi dan lebih baik taat kepada Tuhan.

Roh Kudus juga menerangi diri kita untuk senantiasa melihat kelemahan diri kita, sehingga kita tidak lagi berani bersandar kepada diri sendiri, tetapi bersandar kepada Tuhan.

Orang yang terus-menerus sukses di sepanjang hidupnya, yang tidak memiliki dosa atau kesalahan yang besar, terkadang mendadak diperkenankan oleh Tuhan jatuh ke dalam satu kesalahan besar, sehingga membuat kita lebih berhati-hati. Mungkin melalui pendeta atau isteri atau kawan-kawan, kita dibalikkan dan mengalami kegagalan. Dan pada saat itu ada satu suara yang penting mengatakan: “Harap sekarang engkau sadar bahwa engkau tidak dapat bersandar pada dirimu sendiri lagi. Mulai hari ini jangan lagi bersandar pada dirimu, sandarlah pada Tuhan.” Orang yang senantiasa mengingat akan peringatan itu, mengingat akan kegagalan saat itu, dan kemudian seumur hidup bersandar kepada Tuhan, berbahagialah ia. Seluruh sisa hidupnya akan dipelihara lebih baik oleh Tuhan. Puji Tuhan!

Siapakah kita? Kita adalah orang-orang yang lemah, yang dapat berdosa, yang senantiasa dapat jatuh ke dalam kegagalan-kegagalan yang tak terduga, sehingga kita yang pernah berjanji seperti Petrus, bahwa sampai dipenjara pun kita tidak akan meninggalkan Kristus. Yesus tidak mendebat, lihat saja, setelah menyadari kelemahan, keterbatasanmu, dan setelah engkau sungguh-sungguh sadar siapakah engkau, – maka kita harus kembali kepada pimpinan Roh Kudus, berseru dan memohon pada Tuhan Yesus untuk menjaga dan membimbing kita.

IV. PEMBAHARUAN HATI NURANI

Pada akhirnya kita melihat bahwa hati nurani yang rusak itu dibersihkan dengan tiga kekuatan.

A. Firman Allah

Seluruh Kitab Suci mengatakan pembersihan hati nurani hanya dilakukan oleh tiga kekuatan saja, tidak lebih dan tidak kurang. Firman Tuhan merupakan faktor yang pertama untuk membersihkan kita dari dosa. Hal ini jelas dicatat di beberapa bagian penting, seperti:

Mazmur 119:9. Alkitab akan menghindarkan kita dari berbuat dosa, atau perbuatan dosa akan menghindarkan kita untuk membaca Alkitab. Orang yang memelihara firman, maka firman itu akan tersimpan di dalam hatinya dan pada saat-saat tertentu akan muncul untuk memberikan kekuatan melawan perbuatan dosa. Heran sekali, jika kita seringkali menghafalkan ayat-ayat firman Tuhan yang penting, maka pada saat kita digoda oleh Setan, langsung muncul satu kalimat dari ayat Alkitab untuk memberi kekuatan kepada kita untuk melawan Setan.

1 Petrus 1:22. Kita telah menyucikan diri karena taat kepada kebenaran. Di dalam ayat ini ditegaskan lebih jauh lagi, yaitu bukan sekedar mendengar atau mencoba firman, tetapi taat. Setelah mendengar, mengerti, apakah kita menaati dan tunduk kepada firman. Tanpa taat kepada firman, tidak mungkin hidup menjadi suci. Firman akan menjadikan kita suci dari kelakuan yang jahat.

Yohanes 17:17. Ayat ini merupakan perkataan Yesus yang merupakan doa-Nya kepada Bapa bagi gereja-Nya. Kebenaran bukan berada di tempat atau buku-buku lain dari tokoh-tokoh besar dunia. Kebenaran hanya ada di dalam Alkitab.

B. Darah Kristus

Seseorang dapat dibersihkan hati nuraninya hanya dengan darah Yesus Kristus. Prinsip ini dapat dilihat dari beberapa bagian ayat, seperti :

1 Yohanes 1:7. Dalam Ibrani 9:4, dikatakan bahwa darah domba atau darah lembu pasti tidak dapat menebus dosa manusia. Maka di dalam ayat ini ditegaskan bahwa hanya dengan darah Yesus dosa kita diampuni dan dibersihkan.

Jikalau kita ada di dalam terang, sebagaimana Tuhan berada di dalam terang, maka kita akan bersekutu dengan Tuhan dan dengan yang lain. Jika ada dua lampu yang sangat terang saling berhadapan, maka semua titik di antara ke dua lampu tersebut menjadi titik temu dari kedua terang yang berasal dari kedua lampu tersebut. Kita sulit membedakan mana yang terangnya kanan dan mana yang terangnya kiri. Tidak ada batas pemisah sampai di mana terang kanan bersinar, lalu sampai di mana merupakan bagian dari terang yang kiri. Ketika terang bertemu dengan terang, di sana terdapat keharmonisan persekutuan yang tidak ada batasnya lagi. Itulah persekutuan. Maka, untuk mengerti persekutuan, cara yang terbaik adalah mengerti bertemunya terang dengan terang. Orang yang hatinya terang mudah bertemu dan bersekutu dengan orang yang juga berhati terang. Tetapi orang yang berhati terang, ketika bertemu dengan orang yang hatinya berliku-liku, sulit bertemu. Sekalipun bersama-sama, sulit untuk bersekutu. Ketika bertemu akan terasa kaku. Tetapi jika orang terang bertemu terang, maka seperti tidak ada batasannya lagi. Inilah persekutuan. Ayat ini merupakan ayat yang sangat indah untuk menggambarkan suatu persekutuan di dalam terang.

Suami sulit bersekutu dengan isterinya sendiri atau anak sulit bersekutu dengan orang tuanya sendiri, seringkali disebabkan karena ada hal-hal yang tidak terang di sana. Ada sesuatu yang tersimpan sehingga terjadi hambatan-hambatan di dalam tiap diri masing-masing. Alangkah indahnya jika di dalam gereja, semua orang hidup di dalam terang.

Saya adalah seorang yang suka berterus terang. Apa yang saya katakan adalah hal yang memang tulus dari dalam hati saya. Lebih baik orang membenci saya ketimbang saya harus menyimpan sesuatu dan akhirnya tidak memberitakan kebenaran kepada orang lain. Seseorang boleh memiliki rahasia, tetapi apa yang dikatakan haruslah terang. Orang tidak boleh putar-putar dan berliku-liku.

Orang yang hidup di dalam terang akan mudah bersekutu, karena Tuhan juga hidup di dalam terang. Mudah bersekutu, karena orang yang hidup di dalam terang tidak pernah takut ditegur, dan bersedia untuk terus diterangi, sehingga ia terus bersekutu dengan Tuhan. Ketika kita bersekutu dengan Tuhan, sifatnya vertikal; dan ketika kita bersekutu dengan manusia, sifatnya horizontal. Keduanya membentuk tanda salib. Maka kasih Kristus adalah kasih salib, persekutuan Kristen adalah persekutuan salib. Dan etika Kristen adalah etika salib. Tanda salib itu lebih hebat dari tanda Mercedes Benz. Tanda Mercedes Benz dapat dianggap sebagai salah satu tanda yang paling indah di dunia. Bentuk lingkaran dengan tiga kaki memberikan wibawa keutuhan dan kestabilan. Tetapi tanda salib adalah tanda yang paling agung, karena tanda salib adalah tanda paling kokoh, paling tegak, paling sederhana, dan paling hikmat.

Jika kita hidup di dalam terang (bukan di dalam gelap), maka darah Yesus akan menyucikan kita dari segala dosa. Di dalam bahasa Yunani, kalimat ini menggunakan struktur present continuous tense, yaitu bentuk yang terus-menerus. Darah Yesus terus-menerus, otomatis, dengan sendirinya, menyucikan dan membasuh dosa kita. Maka tugas kita hanyalah hidup di dalam terang, maka kita akan terus-menerus, otomatis. Dan dengan sendirinya dibersihkan oleh darah Yesus Kristus. Itulah present continuous tense.

Di dalam tubuh kita ada satu bagian yang selalu membersihkan diri secara terus- menerus. Itulah mata kita. Mata kita terus-menerus, otomatis, dengan sendirinya membersihkan diri. Kelopak mata kita otomatis membersihkan dengan air mata. Jika tangan kotor, maka perlu ke wastafel untuk mencuci tangan. Mata sudah otomatis mempunyai mekanisme untuk membersihkan diri. Inilah pengertian present continuous tense, pengertiannya tepat sama seperti ayat ini. Beginilah cara darah Tuhan Yesus membersihkan dosa kita. Betapa besar bahagia dan anugerah yang kita terima.

Tetapi, ketika mata membersihkan dirinya sendiri, ia memakai “minyak yang paling halus di dalam sejarah”, yang telah Tuhan ciptakan untuk lensa yang sedemikian berharga. Tidak pernah ada produksi minyak yang dapat memberikan pelumasan yang lebih halus daripada airmata, sehingga airmata membuat lensa menjadi sangat bersih. Kalau mata dibersihkan pakai air yang paling bersih sekalipun, tetap akan lecet. Tetapi seumur hidup mata kita selalu dibersihkan. Bayangkan jika sekali mencuci lensa kamera dibutuhkan biaya Rp.20.000,- maka ketika mencuci mata, kita tidak perlu biaya. Betapa besar hutang kita kepada Tuhan!

Ibrani 9:14. Siapakah yang dapat beribadah kepada Tuhan? Siapakah yang dapat bersembah sujud kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh? Hanya mereka yang hati nuraninya telah dibersihkan oleh darah Yesus Kristus. Puji Tuhan.

C. Gerakan Roh Kudus

Roh Kudus adalah aspek ke-tiga yang membersihkan hati nurani kita. Tidak lebih dari itu.

1 Petrus 1:2. Siapakah orang yang dibersihkan atau dikuduskan oleh Roh? Dia adalah orang Kristen, orang yang sudah dipilih oleh Allah, yang pada saat tertentu digerakkan oleh Roh Kudus, sehingga mereka dibersihkan secara status dan menerima percikan darah Yesus untuk membersihkan seluruh dosa mereka. Roh Kudus menguduskan kita.

Kisah Para Rasul 15:8-9. Allah menurunkan Roh Kudus bagi kita, dan juga bagi mereka, lalu menyucikan seluruh hati kita bersama-sama. Roh Kudus membersihkan kita dan mereka. Kita dalam hal ini adalah orang Yahudi, dan mereka adalah orang bukan Yahudi. Maka Allah bukan hanya Allah orang Yahudi, tetapi juga Allah untuk orang bukan Yahudi. Allah bukan hanya menerima orang Yahudi dan membersihkan hati orang Yahudi saja, tetapi Allah juga menerima dan menyucikan orang bukan Yahudi.

Pada saat itu, Petrus menyadari bahwa Allah juga bekerja di tengah orang bukan Yahudi, dan mereka juga dibersihkan oleh Roh Kudus. Kalau kita melihat, maka hanya Allah Tritunggal yang dapat membersihkan dosa seseorang. Tidak seorang manusia pun yang dapat membersihkan hati nurani seseorang. Seorang pemimpin negara yang hebat, guru, profesor, ataupun orang-orang yang hebat lainnya tidak mungkin dapat membersihkan hati kita. Demikian pula, kelakuan agama tidak mungkin dapat membersihkan hati kita. Hanya Allah Tritunggal di atas yang dapat membersihkannya.

Lalu, dapatkah kita berdoa supaya menjadi suci? Tidak! Tidak ada satu ayat firman yang mengatakan bahwa “doamu membersihkan engkau”. Yang ada adalah “imanmu menolong engkau”. Tetapi ini pun harus dimengerti sebagai ”melalui imanmu engkau diselamatkan” bukan “oleh imanmu engkau diselamatkan”. Doktrin ini ditegakkan kembali oleh Martin Luther di tahun 1517, pada hari Reformasi, sehingga menjadi doktrin Reformasi yang paling penting : ”Dibenarkan melalui iman”. Kita juga dikuduskan melalui iman, oleh darah Yesus, oleh Firman, dan oleh Roh Kudus.

PENUTUP

Ketika kita sudah dibersihkan oleh firman, dengan darah dan Roh Kudus, maka sekarang melalui firman kita dapat mengetahui bagaimana tipu daya Setan dan cara Roh Kudus bekerja.

Jangan pernah kita berharap dapat hidup sebagai orang Kristen yang bebas dari gangguan suara Setan.

Melalui darah Kristus, kita selalu diingatkan akan pengorbanan Kristus dan menjadikan kita tidak mau lagi menyusahkan Kristus.

Melalui gerakan Roh Kudus, kita mendapatkan pencerahan yang baru, dan itu membuat kita tidak lagi mau menyedihkan hati-Nya, sehingga menjadikan diri kita orang Kristen yang sungguh-sungguh dan setia melayani Tuhan.

Ketika Setan sudah mengetahui bahwa ia telah dibuka topengnya dan kita telah mengetahui segala tipuannya, maka ia sekarang akan mengetuk pintu lagi untuk mengganggu dan melawan kita. Untuk itu, lebih baik kita tidak membuka pintu dan tidak melawan dia seorang diri. Lebih baik kita berkata kepada Tuhan: “Tuhan, sekarang Setan mengetuk mau mengganggu saya. Lebih baik bukan saya yang menghadapinya. Saya mohon Tuhan yang menghadapi dia.”

Setan tidak pernah takut pada manusia yang bersandar kepada dirinya sendiri, karena diri manusia betapapun kuatnya hanya berpengalaman beberapa puluh tahun. Setan sudah berpengalaman beribu tahun, dan sudah menipu berjuta-juta manusia. Itu sebabnya, orang Kristen yang sombong, yang tidak bersandarkan kepada Tuhan, tidak bersandar kepada Roh Kudus, hanya bersandar pada diri sendiri pasti jatuh. Tidak peduli berapa hebatnya iman kita, tidak peduli berapa banyak pengetahuan firman yang kita kuasai, dan tidak peduli berapa banyak pelajaran teologi yang pernah kita pelajari. Jika kita taat kepada Tuhan, bagaimana pun Tuhan tidak akan melepaskan kita. Ia akan memelihara kita.

Kiranya Tuhan memberkati kita dan menjadikan kita makin taat kepada-Nya.

Amin.
SUMBER :
Nama Buku : Roh Kudus, Suara Hati Nurani, dan Setan
Sub Judul : Bab 4 : Pemulihan Hati Nurani (3) – Penutup
Penulis : Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit : Momentum, 2011
Halaman : 114 – 126