kingdom-of-godBAB II :
GEREJA (1)

A. GEREJA DAN MAKNANYA

Gereja sudah berada di dalam rencana kekal Tuhan Allah. Oleh karena itu, gereja bukanlah gedung. Gereja juga bukan organisasi atau administrasi. Gereja bukan upacara atau tradisi. Gereja adalah tubuh Kristus. Gereja adalah umat Tuhan. Seluruh umat Tuhan disebut sebagai bait Allah yang hidup di dalam dunia. Gereja adalah kaum pilihan, hasil tebusan Allah. Gereja adalah bangsa yang kudus dan imamat yang rajani. Gereja adalah garam dan terang dunia. Gereja adalah saksi Kristus di dunia, di tengah orang berdosa.

Kita seringkali melihat gereja lebih kepada gedungnya. Apakah ketika Kristus datang kembali, gedung gereja akan diangkat oleh Kristus ke sorga? Tentu bukan, melainkan orang-orang percaya. Jadi gedung gereja bukan gereja. Di dalam gedung gereja terdapat orang-orang yang dipilih, yang digerakkan hatinya, dan disucikan. Siapakah yang memilih? Allah Bapa. Siapa yang menggerakkan? Allah Roh Kudus. Disucikan dengan apa? Dengan darah Yesus Kristus, Allah Anak. Maka, Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus, – Allah Tritunggal – lah yang mengerjakan sehingga muncul anggota-anggota gereja yang sejati.

1. GEREJA YANG KELIHATAN DAN YANG TAK KELIHATAN

Di masa reformasi, bapak Reformasi, John Calvin, memperkenalkan dua macam gereja, yaitu : (1) Gereja yang kelihatan (visible-church), dan 2) Gereja yang tak kelihatan (invisible-church). Gereja yang kelihatan adalah gereja yang kita lihat secara organisasi di mana gereja itu punya anggota, punya gedung, punya pengurus, seperti gereja GKI, GPIB, GpdI, Methodist, HKBP, Anglikan, Katolik, Kharismatik, dll. Inilah gereja-gereja yang kelihatan . Tetapi gereja yang tak kelihatan lebih besar dari gereja yang kelihatan, karena mencakup semua umat Allah, di segala bangsa, di segala waktu, termasuk yang sudah meninggal pada masa lampau dari antara segala suku dan bangsa, dan juga termasuk orang-orang percaya di masa yang akan datang, yang saat ini masih belum dilahirkan. Mereka semua termasuk gereja yang tak kelihatan.

Gereja yang kelihatan di dalamnya terdapat “gereja yang tidak kelihatan”. Gereja yang tidak kelihatan, yang tersimpan di dalam gereja-gereja yang kelihatan, adalah gereja yang sesungguhnya, karena di dalam gereja yang kelihatan terdapat juga anggota-anggota yang palsu. Di dalam gereja yang kelihatan ada anggota yang sejati dan ada anggota yang palsu. Tuhan Yesus mengatakan bahwa biarlah untuk sementara waktu, gandum dan lalang tumbuh bersama-sama. Sampai nanti tiba masanya, barulah akan dipisahkan gandum dengan gandum dan lalang dengan lalang. Berarti ada yang sejati dan ada yang palsu. Di satu tempat gereja yang sejati lebih kecil dari gereja yang kelihatan.

Gereja yang kelihatan menggabungkan semua orang semua orang yang mengaku diri sebagai orang Kristen. Gereja yang tidak kelihatan adalah gereja yang merupakan totalitas dari seluruh orang-orang percaya yang sungguh-sungguh menjadi milik Kristus. Inilah yang disebut sebagai Gereja yang kudus dan am. Kudus berarti suci, am berarti umum atau universal. Dalam bahasa Latin, disebut katholik. Sehingga gereja katholik berarti gereja semua bangsa, yang merupakan gereja universal, yang dimiliki oleh semua orang Kristen di segala zaman dan segala tempat. Jadi, harus dibedakan antara Gereja Roma Katholik dengan Gereja Katholik (am).

2. GEREJA : HASIL KARYA TRITUNGGAL

Definisi gereja yang terbaik tercantum di dalam 1 Petrus 1:2, “Yaitu orang-orang yang dipilih sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya.”

Gereja adalah orang yang dipilih sesuai dengan kehendak Allah Bapa. Orang-orang itu dikuduskan oleh Roh Kudus, agar bisa taat kepada Kristus. Dan orang tersebut dibersihkan oleh darah Kristus. Jika ketiga pengalaman ini belum engkau alami, maka engkau belum menjadi umat pilihan atau gereja yang sesungguhnya.

Pernahkah kita sadari bahwa kita menjadi percaya itu bukan rencana dan berdasarkan kehebatan kita, tetapi sungguh-sungguh merupakan anugerah Allah yang telah memilih kita? Lalu kapankah kita dipilih oleh Allah? Apakah pemulihan itu mendadak, karena Allah tiba-tiba merasa kesepian? Tidak. Allah sudah memilih sesuai rencana kekal Allah. Sejak dunia belum diciptakan, di dalam kekekalan, di luar waktu, Allah sudah merencanakan keselamatan manusia.

Tetapi mengapa kita harus mempercayai bahwa kita diselamatkan di dalam rencana kekal Allah? Ada dua alasan, yaitu: (1) Allah itu kekal, sehingga Ia tidak mungkin berubah-ubah; dan (2) Tidak ada yang mendadak bagi Allah, akibat dari kurangnya pengetahuan atau hikmat Allah.

Allah yang kekal merencanakan di dalam kekekalan apa yang digenapkan di dalam sejarah. Setelah rencana kekal Allah, maka Allah menciptakan dunia, dan dunia ini bersifat kontinggen (tidak mutlak bersifat kekal). Hanya Allah yang bersifat inkontinggen (mutlak bersifat kekal). Dunia ini dicipta secara creatio-ex-nihilo, sehingga pasti mempunyai awal proses. Keberadaan dunia dan manusia dulu tidak ada. Jika kita tidak ada, juga tidak ada masalah. Tidak ada keharusan yang mengharuskan kita ada atau dunia ada. Allah mutlak harus ada, tetapi kita tidak. Dunia ini juga suatu saat akan lenyap. Hanya orang percaya yang tidak ikut binasa dengan dunia. “Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (1 Yohanes 2:17). Di sini terjadi kontras antara kontinggen dan inkontinggen.

Inkontinggen (incontingent) adalah kondisi yang mutlak harus ada dan tidak mungkin tidak ada. Ia berada pada dirinya sendiri dan menjadi pendorong dan awal segala sesuatu. Kontinggen (contingent) adalah lawan dari inkontinggen. Jadi, di dalam sifat kontinggen adalah sifat di mana boleh ada boleh tidak ada, dan keberadaannya bukan keberadaan mutlak. Sifat kontinggen selalu merupakan sifat yang bergantung, karena harus ada penyebab yang menyebabkan keberadaannya, dan juga akhir dari keberadaannya (The Combridge Dictionary of Philosophy, Robert Audi (gen.ed.), Cambridge; Cambridge Univ.Press, 1995)]

Hanya Allah yang inkontinggen karena Allah tidak perlu bergantung pada siapa pun di atas Dia untuk keberadaan-Nya. Ia berada di dalam diri-Nya sendiri dari kekal sampai kekal. Allah tidak memerlukan permulaan. Ia menyebabkan permulaan semua yang lain, sementara Ia sendiri tidak ada yang menyebabkan keberadaan-Nya. Ketika Allah berbicara kepoada dunia, “Akulah Alfa dan Omega”, Allah mau memberitahukan bahwa Dialah sumber segala sesuatu, tidak ada yang mendahului dan tidak ada yang ada dibelakang-Nya. Allah tidak membutuhkan permulaan dan Allah tidak mempunyai akhir. Ini sifat inkontinggen.

[Huruf Alfa dan Omega adalah huruf peretama dan terakhir dalam deretan abjad Yunani]

Ciptaan bersifat kontinggen, sehingga keberadaan mnanusia tidak kekal. Namun ayat di atas memberikan kekuatan kepada kita bahwa kita memiliki anugerah kekal di akhir hidup orang percaya. Kita dipilih seturut kehendak kekal Allah. Kemudian kita dicipta di dalam sejarah. Sebelum sebuah gedung dibangun, sebenarnya ia sudah ada terlebih dahulu di dalam pemikiran arsiteknya. Kita memang belum ada di dalam sejarah, tetapi itu sudah ada di dalam kekekalan dalam pikiran Allah.

3. KARYA ROH KUDUS DALAM GEREJA

a. Karya Pengudusan

Seseorang yang dilahirkan dan dibesarkan, lalu suatu hari ia mulai mendengar firman dan tergerak mau kembali dikuduskan, maka ini adalah pekerjaan Roh Kudus. Ketika suatu saat seseorang merasa digerakkan untuk menjadi suci, itu pun bukan kekuatan manusia, tetapi cara Roh Kudus bekerja. Roh Kudus bekerja bukan membuat orang kesurupan, tetapi orang digerakkan untuk mau menjadi kudus. Itulah pekerjaan utama Roh Kudus. Saat ini banyak orang berkhotbah tentang Roh Kudus, tetapi justru hidupnya tidak mengejar kekudusan. Hidupnya penuh dengan kenajisan, mengejar kepentingan diri sendiri, mengejar keuntungan materi dan bukan hal yang rohani. Kalau Roh Kudus, yang juga Roh Suci, pasti akan menggerakkan orang untuk hidup suci. Jika kita dipenuhi oleh Roh Suci, maka pasti kita menjadi suci.

b. Karya Kesaksian Kristus

Ketika kita dikuduskan oleh Roh Kudus, kita bukan menjadi kudus, tetapi 1 Petrus 1:2 mengatakan bahwa kita menjadi taat kepada Kristus. Kita taat kepada Kristus dan menerima percikan darah Kristus. Kekudusan bukan sekedar status, tetapi kita dibasuh oleh percikan darah Kristus.

Di dalam bagian ini, kelihatannya urutannya terbalik, yaitu: Allah Bapa, Allah Roh Kudus, baru Allah Anak. Mengapa? Urutan ini berkaitan dengan ordo atau urutan keselamatan. Jadi di sini bukan urutan Allah Tritunggal, tetapi urutan karya keselamatan Allah. Allah Bapa yang merencanakan, sehingga berada di urutan pertama. Tetapi kita tidak akan mengenal Yesus Kristus, kecuali Roh Kudus menggerakkan hati kita terlebih dahulu. Jadi Roh Kudus bekerja barulah kita bisa taat kepada Kristus. Dari hal ini kita melihat bahwa Roh Kudus akan membawa orang kepada Kristus. Ini adalah tanda pekerjaan dan kehadiran Roh Kudus.

Jika dalam suatu kebaktian ada Roh Kudus, maka pastilah kebaktian tersebut memuliakan Kristus. Jika kebaktian itu mengarahkan orang kepada pengalaman manusia, pada karunia-karunia yang bisa diperoleh dari Roh Kudus, maka itu bukan kebaktian yang benar. Kebaktian yang benar di mana Roh Kudus bekerja, pasti akan memuliakan Kristus.

c. Karya Pengaktifan Fungsi Rasio

Roh Kudus akan mengingatkan kita, sehingga fungsi rasio kita akan dibangkitkan dan diperkembangkan. Tidak benar ajaran yang mengatakan bahwa ketika Roh Kudus datang, rasio kita akan dipadamkan dan tidak difungsikan. Itu bukan Roh Kebenaran. Itu berlawanan mutlak dengan ajaran Alkitab. Seorang Kristen sejati jika ia begitu rindu untuk mengerti kebenaran firman Tuhan dengan baik, untuk itu ia akan mengaktifkan seluruh fungsi rasio yang Tuhan karuniakan padanya untuk mengerti firman.

Sebelumnya manusia tidak bisa mengaktifkan rasio yang sudah rusak akibat dosa. Pada saat manusia jatuh ke dalam dosa, fungsi rasio juga mengalami kerusakan. Akibatnya, rasio manusia tidak bisa berfungsi dengan benar, sehingga ia tidak dapat mengerti kebenaran firman Tuhan. Ia akan menolak pengertian firman yang benar. Roh Kuduslah yang memperbaharui dan mengaktifkan kembali fungsi rasio yang rusak tersebut. Dengan pekerjaan Roh Kudus inilah manusia bisa kembali mengerti kebenaran firman, diperbaharui dan menjadi bagian di dalam Kerajaan Allah.

d. Karya Mempertobatkan Manusia

Dan jika Roh Kudus bekerja, manusia akan disadarkan akan dosanya, akan kebenaran dan penghakiman. Kalau seorang dipenuhi Roh Kudus, ia tidak menjadi bangga dan sombong, tetapi justru menjadi rendah hati dan sangat menyadari diri berdosa. Ia sadar bahwa ia telah melawan Tuhan dan sadar bahwa raja dunia ini sudah dihakimi. Kesadaran sedemikian akan membuat orang tersebut bertobat. Inilah pekerjaan Roh Kudus yang benar.

e. Karya Memimpin pada Kebenaran

Roh Kudus juga akan memimpin kita masuk ke dalam seluruh kebenaran. Jika Saudara mengikuti banyak kebaktian, tetapi tidak membawa engkau semakin masuk ke dalam kebenaran, maka seluruhnya menjadi sia-sia. Tidak ada gunanya ikut banyak kebaktian. Banyak orang Kristen yang ikut banyak kebaktian, tetapi semakin banyak ikut, imannya semakin kacau. Ini disebabkan karena ia ditarik-tarik ke dalam berbagai kebaktian yang tidak mempunyai pengajaran yang stabil tentang firman Tuhan. Akibatnya ia malah diombang-ambingkan oleh berbagai macam pengajaran palsu yang jauh dari kebenaran. Bersyukurlah jika suatu kebaktian mengajarkan firman Tuhan dengan serius, karena jika tidak demikian, hal itu akan sangat mengganggu iman Saudara.

Banyak isteri orang kaya yang kurang pekerjaan, akhirnya ikut banyak kebaktian di sana-sini, dan imannya menjadi kacau. Ketika saya mengatakan hal ini di Jakarta, ada banyak isteri orang kaya yang tersinggung. Tetapi beberapa wakltu kemudian ada seorang yang datang kepada saya dan mengatakan bahwa pada awalnya ia memang sangat tersinggung dengan perkataan saya, karena ia memang sering pergi ke banyak persekutuan. Ia merasaa tindakannya sangat baik, tetapi ternyata saya kecam. Namun, setelah beberapa lama ia merenungkan kembali, ia menyadari bahwa apa yang saya katakan benar. Imannya menjadi semakin kacau, karena banyak kebaktian yang tidak sungguh-sungguh memberitakan firman dengan benar. Akhirnya, ia mulai sadar dan mulai kembali kepada pengajaran firman Tuhan yang baik.

Roh Kudus memimpin pikiran manusia untuk masuk ke dalam seluruh kebenaran yang diwahyukan di dalam Kitab Suci. Dan Roh Kudus mengakibatkan kita taat pada Pribadi satu-satunya, yaitu Yesus Kristus. Roh Kudus tidak mau kita ikut dan taat pada sembarang otoritas. Ia ingin kita hanya taat kepada Kristrus. Inilah tugas dan panggilan utama setiap orang percaya, yaitu taat kepada Kristus.

Bagaikan seorang yang belajar menulis, di mana tangan murid itu dibimbing oleh tangan guru. Untuk menulis dengan baik, maka tangan murid itu harus lemas dan lembut mengikuti pimpinan guru. Kalau tangan murid itu mau jalan sendiri, pasti hasilnya akan buruk. Satu-satunya hal yang harus kita lakukan adalah taat! Taat berarti lembut kepada Tuhan. Dengan hati yang lembut dan menurut kepada Tuhan.

Ketika Roh Kudus membawa kita taat kepada Kristus dan kita dikuduskan dengan percikan darah Kristus, maka inilah gereja. Gereja bukan administrasi, bukan gedung, bukan toga, bukan sistem dan pengaturan manajemen, juga bukan sakramen, tetapi gereja adalah orang-orang yang telah menerima keselamatan dari Tuhan Allah Tritunggal dan menjadi milik Kristus.

Amin.
SUMBER :
Nama buku : Kerajaan Allah, Gereja & Pelayanan
Sub Judul : Bab II : Gereja (1)
Penulis : Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit : Momentum, 2011
Halaman : 33 – 40