Dr. Stephen TongBAB IV :

SYARAT MUTLAK JURUSELAMAT ?

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 4:12)

“Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.” (1 Timotious 2:4-5)

Kisah Para Rasul 4:12 menegaskan bahwa diluar Yesus Kristus tidak ada keselamatan bagi umat manusia, karena di bawah kolong langit ini, kecuali Yesus Kristus, Allah tidak memberikan nama lain kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. Dengan demikian Yesus adalah satu-satunya Juruselamat bagi umat manusia.

Ayat 1 Timotious 2:4-5 juga bisa dimengerti: “Allah itu hanya satu, dan dengan demikian Pengantara itu juga hanya satu, yaitu Yesus Kristus, yang Diri-Nya sendiri pernah menjadi manusia.”

Kita telah membicarakan bagaimana para pendiri agama itu banyak, nabi-nabi juga banyak, rasul-rasul juga banyak, tetapi Juruselamat itu hanya satu. Apakah bedanya pendiri agama dengan Juruselamat? Pendiri agama adalah orang-orang yang dilahirkan di dunia, dan akhirnya mereka sendiri sadar bahwa mereka adalah orang berdosa. Setelah mereka sadar bahwa mereka orang berdosa, mereka menyadari bahwa dosa itu sedemikian jahat, dosa itu begitu menakutkan, dan dosa itu begitu dahsyat membinasakan. Itu sebabnya mereka kemudian mencari jalan keluar dari dosa. Mereka mencari jalan bagaimana bisa melepaskan diri dari jerat dosa. Mereka bergumul dan bertanya: “Bagaimana saya bisa melepaskan diri dari dosa yang sedemikian mengganggu saya, yang sedemikian mengikat saya, menuding saya di dalam hati nurani saya dan selalu merongrong saya?”. Dari sini mereka mulai berpikir, bahwa pasti ada cara untuk bisa berbuat baik. Dan dengan berbuat baik mereka bisa mengganti perbuatan mereka yang jahat. Mereka pikir dengan berbuat jasa yang baru, bisa menutup lubang yang sama. Dari sini, mereka mulai belajar bagaimana bisa berbuat baik dan bagaimana beramal.

A. MANUSIA DAN AGAMA

Pendiri-pendiri agama adalah orang-orang yang agung, karena mereka adalah orang-orang yang tidak mau hidup terus bersalah dan berdosa. Mereka adalah orang yang mau berubah agar bisa berkenan di hadapan Tuhan. Namun demikian, tidak semua agama percaya kepada Tuhan. Buddhisme adalah agama yang ateistis, karena pendirinya, Buddha Sakyamuni sendiri mengatakanm bahwa “di atas langit di bawah bumi, aku sendirilah yang paling hormat.” Yang dimengerti oleh Sakyamuni adalah bahwa di dalam setiap pribadi manusia, yang bernama “aku”, ada sifat Buddha-nya. Dan sifat Buddha itulah yang menjadikan manusia paling hormat. Ia tidak mengerti bahwa itu adalah peta dan teladan Allah. Ia hanya mengerti “si aku” yang ada di dalam diri yang mempunyai sifat hormat, sehingga manusia harus berusaha sendiri, harus berjuang untuk mencapai sifat Buddha yang hormat dan sempurna. Kalau saya bisa menghilangkan semua nafsu, mengalahkan semua emosi yang kotor, membasmi semua api liar yang timbul dalam pikiranku, hatiku, maka saya akan mencapai Nirwana.Yang disebut Nirwana adalah tempat di mana tidak ada nafsu atau pelampiasan nafsu yang tidak baik. Di situ berhentilah seluruh perjuangan antara yang baik dan yang jahat, berhentilah rongrongan semua nafsu yang liar, berhentilah semua keinginan yang tidak beres. Keinginan-keinginan itu adalah sumber, akar, dan prinsip fondasi dari segala penderitaan.

Pendiri-pendiri agama yang lain, mungkin percaya adanya Allah, karena mereka berani mengatakan bahwa mereka menerima wahyu dari Tuhan Allah. Tetapi, marilah kita melihat bahwa wahyu Tuhan Allah yang benar-benar dari Tuhan Allah tidak mungkin bertentangan dengan wahyu yang benar-benar dari Tuhan Allah juga. Itu sebabnya, kita harus mempelajari agama-agama, sehingga kita tidak terjerumus dan percaya bahwa apa yang sudah kita ketahui, dan hanya itu yang kita ketahui, lalu kita anggap sebagai suatu kebenaran yang mutlak. Tuhan Allah bukan memakai satu pribadi, tetapi memakai banyak nabi dan banyak rasul, agar terlihat dengan jelas bahwa wahyu yang satu dengan wahyu yang lain dari Allah yang tunggal itu tidak terjadi konflik atau bertentangan. Wahyu yang benar akan bersifat harmonis dan sungguh-sungguh konsisten dari permulaan sampai akhir. Dari situ kita mendapatkan seluruh cara, rencana, bagaimana Allah mau menyelamatkan manusia.

Kita bersyukur kepada Tuihan, bahwa Allah yang sejati adalah Allah yang mencipta, Allah yang memelihara, dan juga Allah yang menebus manusia. Allah mencipta manusia agar manusia boleh beroleh dan menikmati anugerah, kelimpahan, hikmat, dan kebenaran yang akan dibagikan kepada manusia. Manusia dicipta bukan untuk mencari makan atau memeras orang lain. Manusia dicipta bukan untuk memperkaya diri, merugikan orang lain, lalu menjadi orang yang egois, yang hidup secara antroposentris (hanya berpusat pada diri dan mencari keuntungan diri sendiri). Manusia dicipta untuk menikmati Tuhan, mengenal kebenaran, menjalankan kehendak-Nya, dan mewakili Tuhan mengelola seluruh bumi. Membudidayakan apa yang sudah diciptakan. Mandat budaya dan mandat ilmu, tergolong di dalam alasan mengapa manusia dicipta.

Manusia bukan hanya dicipta, tetapi juga diberikan kemungkinan untuk beriman, berpengharapan, dan mengasihi seperti Tuhan Allah. Itu sebabnya, Tuhan yang mencipta manusia, juga adalah Tuhan yang memelihara kita. Dengan demikian, hidup manusia yang bersandar pada anugerah Tuhan bisa terus hadir di hadapan Dia, menunggu sampai akhirnya kita mengenal keselamatan.

Saudara diberi makan, diberi kecukupan, diberi segala kebutuhan. Ini adalah anugerah umum yang memberikan kepada Saudara dan semua manusia perpanjangan hidup, sampai suatu hari Saudara mengenal keselamatan, yang disebut sebagai anugerah khusus. Itu sebabnya, orang yang puas dengan anugerah umum tidak lagi mencari anugerah khusus, mau kekayaan tetapi tidak mau Tuhan yang memberi kekayaan; mau sehat tetapi tidak mau Tuhan yang memberi kesehatan; mau hidup enak setiap hari tetapi tidak mau kebenaranTuhan yang memberikan hidup. Orang-orang demikian adalah orang-orang yang tidak mengerti arti hidup dan tidak mengenal wahyu Allah yang sejati. Orang yang mau anugerah Tuhan tetapi tidak mau Tuhan, bagaikan orang yang diberi berlian, hanya menyimpan kotaknya, dan membuang berliannya. Celakalah orang yang ketika ia hidup kaya, mulia dan hormat di dunia, tetapi setelah ia mati masuk neraka. Celakalah orang, yang setelah menikmati anugerah Tuhan, akhirnya dibuang oleh Tuhan. Celakalah Saudara, jika Saudara diperkenankan menikmati segala macam materi, tetapi jiwa Saudara tidak diselamatkan.

Yesus Kristus berkata: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” (Matius 16:26). Apakah untungnya seorang mendapatkan seluruh dunia, tetapi tidak mampu memelihara hidupnya di hadapan Tuhan? Tuhan akan membawa kita ke dalam kekekalan, bukan hanya menempatkan kita di dunia yang sementara ini. Tuhan sudah menyediakan sorga yang abadi dan berkat yang kekal, melalui memberikan hidup yang kekal kepada manusia. Di dalam agama-agama, manusia hanya berusaha berbuat baik, supaya mudah-mudahan diterima di sisi Tuhan. Tetapi Tuhan Yesus tidak memberikan pengharapan kosong sedemikian. Tuhan Yesus berkata: “Barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12). Karena Kristus hidup, maka Saudara yang percaya akan hidup; karena Kristus adalah terang hidup, maka Saudara yang percaya akan berada di dalam terang yang menghidupkan. Kita bukan mengharapkan suatu hari akan ke sorga, tetapi kita sedang menikmati sorga sekarang dan kita sedang berjalan menuju sorga sekarang, dengan Tuhan Yesus yang menggandeng tangan kita ke sana, karena tangan-Nya adalah tangan yang pernah dipaku untuk menebus dosa kita.

Pendiri-pendiri agama banyak, tetapi Juruselamat hanya satu. Nabi-nabi banyak, tetapi Penebus hanya satu. Rasul-rasul banyak,tetapi yang bisa membawa kita ke sorga hanya satu. Tuhan Yesus berkata di dalam Yohanes 14:16, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Kalimat Tuhan Yesus ini sangat keras dan sangat tegas. Kalimat yang seringkali dianggap sebagai kalimat yang terlalu keras, terlalu sempit, eksklusif, dan congkak. Ada orang yang mengatakan, “Bagaimana Yesus bisa mengatakan kalimat yang begitu sombong ini, “Tanpa melalui Aku tidak ada seorang pun yang akan bisa sampai kepada Bapa?”

Seorang pujangga besar abad ke-20, yang bernama C.S. Lewis, pada masa mudanya ia adalah seorang ateis, yang tidak mau ke gereja, dan tidak mau percaya Tuhan. Ketika ia menemukan kalimat Tuhan Yesus ini, ia menemukan secara logika ada empat kemungkinan. Kemungkinan pertama,Yesus adalah orang gila. Kemungkinan kedua, Yesus adalah orang sombong yang tak bermoral. Kemungkinan ketiga, Yesus adalah seorang penipu. Dan kemungkinan keempat, Yesus benar-benar adalah Allah yang berinkarnasi, yang memang layak mengatakan kalimat demikian.

Jadi apakah Yesus seorang penipu? Tidak pernah ada gejala atau tanda apa pun yang bisa memberikan indikasi ke arah itu. Dari setiap perkataan yang Yesus katakan, tidak ada seorang pun yang bisa menemukan ada kalimat yang tidak jujur yang dikatakan oleh-Nya. Apakah Yesus sedemikian sombong, angkuh dan tidak bermoral? Justru fakta membuktikan sebaliknya. Di sepanjang hidup-Nya, Yesus sedemikian rendah hati dan sedemikian murah hati. Dia penuh kesucian dan konsisten hidupnya. Apakah Yesus orang gila? Tidak mungkin, karena Yesus memiliki pemikiran-pemikiran yang sedemikian tajam, mempunyai pengajaran yang begitu indah, dan logika yang begitu kuat. Akhirnya C.S. Lewis menulis dalam bukunya, yang membuat saya sangat terkejut, yaitu: “Jika Yesus bukan Allah, lalu siapakah Dia?” Dia menantang manusia, bahkan dirinya sendiri. Jika Yesus bukan orang gila, Yesus bukan orang sombong, Yesus bukan pembohong, maka tidak ada kemungkinan lain, kalimat-kalimat-Nya membuktikan bahwa Dia adalah Allah. Jika sebelumnya C.S. Lewis tidak percaya Yesus adalah Allah, kini dia betul-betul sadar bahwa tidak ada kemungkinan lain kecuali Yesus memang benar-benar Allah.

Mungkin Saudara tidak bisa percaya Allah menjadi manusia. Allah itu Allah, dan manusia adalah manusia, bagaimana mungkin Allah menjadi manusia? Tidak tahukah Saudara bahwa Allah memiliki kuasa yang lebih besar dan melampaui siapa pun juga? Tidak ada siapa pun, apalagi manusia, yang berhak membatasi Dia, jika Ia rela datang ke dalam dunia dan mau menjadi manusia. Yesus adalah wujud dari Tuhan Allah yang mengunjungi dunia ini. Di dalam pemikiran agama lain, Allah itu sedemikian jauh, yang tidak mungkin kita jangkau, tak terselami, dan begitu tidak relevan dengan kita manusia. Di dalam iman Kristen, di dalam Kristus, Allah sedemikian mencintai kita, sedemikian besarnya kasih-Nya sehingga Ia sendiri datang ke dalam dunia yang Dia cipta untuk melawat kita.

Jikalau saya pergi ke penjara, bukan berarti saya seorang narapidana yang sedang dipenjarakan. Saya bukan narapidana, tetapi saya sering ke penjara. Saya berada di dalam penjara, tetapi berstatus sebagai orang bebas. Saya berada di sana, karena saya mengasihi mereka. Saya mau pergi ke penjara, karena demikian mengasihi mereka, saya ingin memberitakan Injil, memberitakan Kitab Suci kepada mereka.

Di mana-mana saya pergi ke penjara, saya tetap pakai jas dan pakai dasi, saya masuk sebagai pendeta. Tetapi suatu hari, ketika saya pergi ke sebuah penjara, saya diminta untuk menanggalkan jas dan dasi saya, dan diminta mengenakan pakaian penjara. Saat itu saya jengkel sekali, karena saya kuatir difoto, lalu disiarkan bahwa Pdt. Stephen Tong telah berbuat dosa besar dan masuk penjara. Pada saat saya memakai baju penjara, bersama-sama dengan petugas, memasuki ruangan kebaktian, baru saya mengerti kebenaran Alkitab di dalam kalimat “yang tidak berdosa, telah dibuat menjadi berdosa, ganti kita.” Sekalipun Dia adalah Allah, tetapi Ia dijadikan dosa, demi menggantikan dosa kita. Dia adalah Yang Tidak Berdosa, suci dan kudus, datang ke dalam dunia dengan daging dan darah di tengah saudara-saudara yang lain. Di dalam keadaan bertubuh seperti orang berdosa, Ia ditetapkan untuk mati menggantikan dosa Saudara dan saya. Ketika saya memasuki ruangan itu, saya melihat baju loreng-loreng yang saya kenakan. Saya berpikir bahwa itu adalah pakaian penjahat, pakaian penyamun, mengapa saya bisa jadi seperti ini? Lalu suara dalam hati saya mengatakan: “Sekarang engkau mengetahui bagaimana Anak Allah yaitu Yesus Kristus datang ke dalam dunia, memakai tubuh yang sifatnya seperti orang berdosa.” Itulah kasih. Hanya karena kasih saya rela seperti ini; dan karena kasih yang jauh lebih besar, Kristus rela datang kedalam dunia memakai tubuh manusia. Hari itu saya berkhotbah kepada mereka dengan pakaian penjara. Saya berkata kepada mereka: “Saya dan kalian sebenarnya sama-sama orang berdosa. Bedanya, kalian sudah masuk penjara dan saya belum. Saya juga orang berdosa, hanya berbeda dosanya. Kalian mencuri, kalian merampok, saya pernah berbohong ketika kecil, saya juga pernah sombong dihadapan Tuhan. Dan di hadapan Tuhan, semua orang berdosa, tidak peduli besar atau kecil, tetapi adalah orang berdosa. Membenci orang lain itu berdosa, menghina orang miskin juga berdosa. Menjilat orang kaya itu dosa, berbohong dan mengatakan yang tidak jujur juga adalah dosa. Jika Saudara menyembunyikan kebenaran, itu pun dosa.”

Kita semua adalah orang berdosa. Dan karena kita semua sudah berdosa dan mengurangi kemuliaan Allah, maka kita semua sudah seharusnya dan sepantasnya dihukum. Tetapi siapakah yang dapat menolong saya? Siapakah yang dapat menghapus dosa saya? Siapakah yang dapat mengganti hutang dosa saya? Siapa yang bisa menebus danmenanggung dosa saya? Hanya Yesus Kristus!

Mengapa Yesus bisa, dan mengapa hanya Yesus? Bukankah ada banyak agama, banyak orang saleh, dan banyak orang yang agung hidupnya? Seperti telah diungkapkan di depan, siapa pun pendiri agama, dia sendiri juga adalah orang berdosa, termasuk orang-orang yang paling agung, paling suci, paling saleh, paling baik, tetap adalah orang berdosa. Mereka sendiri sadar dan mengaku bahwa mereka adalah orang berdosa. Semua nabi, semua orang hebat, dan semua pendiri agama, dari mulut mereka sendiri mengaku bahwa mereka bukanlah orang yang sempurna dan tidak berdosa. Itu sebabnya, mereka tidak layak menjadi Juruselamat untuk menggantikan orang berdosa, karena mereka sendiri berdosa.

Tidak ada orang berdosa yang bisa menyelamatkan orang berdosa, karena sebelumnya ia harus menyelamatkan dirinya sendiri. Itu sebabnya, Tuhan tidak memakai agama, karena agama bukan menyelamatkan. Agama hanya mengajarkan agar kita berbuat baik. Namun tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa berbuat baik secara sempurna, seperti yang diajarkan oleh agamanya. Maka dengan kata lain, semua ajaran berbuat baik itu sendiri tidak menyelesaikan persoalan dosa manusia dan tidak mampu menyelamatkan manusia. Itu sebabnya, kekuatan manusia untuk menolong manusia adalah mustahil. Itu sebabnya, orang berdosa tidak mungkin bisa menyelamatkan orang berdosa lainnya. Itu sebabnya, di dunia ini tidak ada keturunan Adam yang boleh dan layak menyelamatkan keturunan Adam yang lain. Yesus Kristus bukan keturunan Adam, melainkan Adam yang kedua (Roma 5:12-21; 1 Korintus 15:22). Adam pertama memberontak, Adam kedua taat; Adam pertama najis, Adam kedua suci; Adam pertama hidup menyendiri dan hidup berpusat pada diri, Adam kedua hidup seluruhnya menaati Allah Bapa yang mengutus Dia menebus orang berdosa.

Adam berada di taman Eden, Yesus berada ditaman Getsemani. Adam berkata, “Bukan kehendak-Mu, melainkan kehendakku.” Di taman Eden, Adam tidak mau mendengar Firman dan kehendak Allah. Ia lebih mau menjalankan kehendaknya sendiri yang taat kepada suara Iblis. Di dalam taman Getsemani Yesus berkata, “Bukan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mu jadilah.”

Inilah Kristus, inilah Juruselamat. Yesus berbeda dan melampaui semua nabi, rasul maupun semua pendiri agama. Itu sebabnya, Petrus bisa mengatakan bahwa “di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang bisa diberikan, yang olehnya kita bisa diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 4:12). Di bawah kolong langit ini, tidak ada orang kedua yang olehnya kita bisa bertemu dengan Allah semesta alam. Yesus Kristus adalah nama di atas segala pemerintah. Yesus Kristus adalah nama yang diberikan oleh Tuhan Allah, nama yang pada-Nya kita boleh bersandar dan boleh diselamatkan. Puji Tuhan!

 …

 bersambung….

SUMBER :
Nama buku : Yesus Kristus Juruselamat Dunia
Sub Judul : Bab IV : Syarat Mutlak Juruselamat?
Penulis : Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit : Momentum, 2004
Halaman : 86 – 129
Dikopi dari  : https://www.facebook.com/notes/sola-scriptura/yesus-kristus-juruselamat-dunia-bagian-4selesai-artikel-pdt-dr-stephen-tong/1035733666475086