PengharapanSebelumnya…

Saudara-saudara, gereja dipersiapkan untuk menjadi satu mempelai perempuan yang beres. Ibuku mengatakan, kalau anak-anakku perempuan, aku harap dia waktu nikah sudah bisa masak, sudah taat suami, sudah mempunyai pengetahuan dan sudah menjadi seorang yang bersiap. Kalau anak-anakku laki-laki, saya akan siapkan mereka sebelum menikah sudah tahu tanggung jawab, sudah mengerti kewajiban dan sudah berdaya untuk memelihara keluarga. Itu ibu yang baik. Anak perempuan di bawah saya, saya didik sampai dia taat, dia cinta Tuhan, dia bersiap, bermoral baik, berpengertian sebagai istri bagaimana, dan dia bertanggung jawab. Kalau laki-laki dibesarkan sampai dia tahu kalau dia mau menikah, dia harus mempunyai kesanggupan memelihara, mendidik, mempunyai pengertian takut kepada Tuhan, cinta keluarga, dan bertanggung jawab. Ini semua persiapan adalah persiapan sebelum nikah.

Demikian Tuhan mempersiapkan kita menjadi mempelai sebelum nikah menjadi mempelai yang baik, yang suci, yang taat, yang bersiap melayani, karena Tuhan berkata seorang istri diciptakan untuk menjadi seorang penolong bagi suaminya. Sehingga apa yang perlu dikerjakan dia tahu, apa menjadi tanggung jawab dia tahu. Perempuan-perempuan yang paginya jam 11 baru mau bangun, tidak layak menjadi istri. Perempuan-perempuan yang apapun tidak mau kerja, hanya taunya pakai pembantu, perintah ini itu, tidak layak menjadi ibu rumah tangga. Saudara-saudara, sampai hari ini di rumah saya, semua kerjaan biasa pembantu yang kerjakan, semua yang paling berat saya kerjakan sendiri. Saya seorang pria mempunyai kekuatan lebih besar dari mereka, saya sudah tua tetapi saya biasa kerjakan yang berat sendiri. Ini saya latih sejak kecil, saya menjadi seorang yang harus bertanggung jawab. Yang bisa saya kerjakan jangan membikin repot orang lain. Yang bisa saya angkat, saya angkat sendiri. Dan kalau saya menambah pekerjaan yang berat kepada pembantu, saya tidak fair, saya harus membantu pekerjaan, di tenggah-tengah mereka saya angkat yang paling berat. Dengan demikian kita menjadi seorang yang menjadi teladan, contoh yang baik bagi orang lain.

Sebagai gereja, Tuhan melatih kita, mempersiapkan kita di dalam proses sanctification. Saya sudah pernah 13 kali khotbah di sini dengan tema penyucian emosi (The Sanctification of Emotion). Saya ceramahkan itu lagi di Hongkong, Taiwan, akhirnya di sini cuma 13 tema. Satu tema satu kali. Di Taiwan, Hongkong, satu tema tiga kali, akhirnya menjadi hampir 40 khotbah. Dan sekarang ditayangkan tiap minggu di TV di Hongkong. TV datang minta khotbah saya ditayangkan, saya tidak usah bayar sama dia, dia juga tidak bayar sama saya. Dan kita membiarkan Firman Tuhan bersiar di Hongkong. Banyak orang belum Kristen boleh melihatnya.

Saudara-saudara, Roh Kudus mengerjakan apa? Mengerjakan penyucian di dalam proses mempersiapkan diri. Roh Kudus menolong kita, membersihkan kita, mencerahkan kita, menggerakkan hati kita. Alkitab mengatakan, digerakkan Roh kudus menjadi suci. Moved by the Holy Spirit to be sanctified. Setiap hari kita melihat apa yang menjadi najis, yang menjadi noda, sesuatu yang mencemarkan saya, mari kita bersihkan. Dan Yesus berkata Roh itu datang akan meyakinkan manusia tentang dosa sendiri dan manusia menegur diri tentang dosa sendiri. Ini salah satu tanda pekerjaan Roh Kudus yang paling stabil, yang paling Alkitabiah. Yaitu di mana Roh Kudus, di situ orang mengkoreksi diri sendiri. Alkitab tidak pernah katakan Roh Kudus datang orang gemetar. Tidak ada. Tak pernah Alkitab katakan Roh Kudus datang orang jatuh lalu pingsan. Satu kali pun tidak ada. Mengapa kekristenan menjadi seperti ini? Karena yang berkhotbah tentang Roh Kudus adalah orang-orang yang paling tidak mengerti Roh Kudus. Tidak mau belajar Alkitab. Lalu mereka mengatakan, “jangan mengikat Roh Kudus dengan kitab cuci. Roh kudus lebih besar dari kitab suci.” Kalimat ini seperti benar dan kira-kira boleh dipertanggungjawabkan secara harafiah, tetapi mereka tidak tahu bahwa Roh Kudus adalah Roh yang membatas diri dengan prinsip-prinsip kitab suci sebagai kebenaran yang diwahyukan. Maka Roh Kudus disebut sebagai Roh Kebenaran. Kalau Roh Kudus datang orang tidak tentu menjadi berkuasa besar lalu bisa lakukan segala sesuatu. Kalau Roh Kudus datang, tidak tentu orang membicarakan tentang nubuat apa yang akan terjadi. Tetapi satu hal yang paling penting, Roh Kudus kalau datang, pasti orang itu ingin hidup suci, orang itu menegur dosa, orang itu dicerahkan dan mengetahui kelemahan, kekurangan diri sendiri.

Kita yang sudah jatuh dalam dosa, selalu cuma mengetahui orang lain tidak beres. Jarang yang mengatakan: aku tidak beres Orang yang mengatakan aku tidak beres bukan semuanya akibat pekerjaan Roh Kudus. Ada orang yang mengatakan: “aku tidak beres, aku tidak beres” akhirnya bunuh diri. Semua orang yang bunuh diri selalu merasa diri tidak beres. Tetapi mereka mengetahui diri tidak beres di dalam sense of destructive. Di dalam suatu perasaan, suatu keadaan yang destruktif bukan konstruktif. Maka ini perbedaan suara setan, suara hati nurani, dan suara Roh Kudus. Setan mengatakan kamu berdosa, hati nurani mengatakan kamu berdosa, Roh Kudus mengatakan kamu berdosa. Kalimatnya sama, inti sama, hurufnya, katanya sama, tetapi waktu Roh Kudus mengatakan: “kamu berdosa”, berbeda dengan hati nurani mengatakan: “kamu berdosa”. Hati nurani adalah wakil Tuhan. Hati nurani adalah hakim pribadi yang diletakkan Tuhan di dalam hati setiap manusia untuk manusia boleh membedakan baik dan jahat.

Hati nurani memberikan peringatan, larangan sebelum kita masuk dalam dosa. Hati nurani menjadi pasif pada waktu kita sedang berbuat dosa. Hati nurani kembali menjadi aktif setelah selesai kita berbuat dosa. Dia wakil Tuhan. Setelah mengatakan: “kamu berdosa”; selajutnya hati nurani tidak berdaya apa-apa. Dia hanya bertugas menunjukkan kamu berdosa. Setan mengatakan: “kamu berdosa”. Setelah dia menggoda kamu berdosa, lalu sekarang dia berubah untuk menyatakan: “engkau sudah berdosa toh”. Nah saudara-saudara, sebelum engkau berdosa, setan mengatakan: “inilah manis, inilah enak, silahkan engkau lakukan”. Tidak memberi tahu kepadamu apa bahaya yang mengikuti. Setan berkata kepada Adam dan Hawa: “petiklah dan ambilah, makanlah buah yang terlarang ini, matamu akan terbuka bisa melihat lebih terang”. Itu janji palsu. Setelah setan mengganggu, menggoda, menipu, Adam dan Hawa petik dan makan. Setelah makan setan disappeared, dia tidak ada. Nah setan yang mengganggu dan menggoda kita berdosa, kalau dia kembali dia mengatakan: “kamu sudah berdosa toh, ya toh? Kamu berdosa”. Lalu engkau mengatakan, “bagaimana?” Setan bilang engkau sudah berdosa maka lebih baik bunuh diri saja. Nah itu suara setan.

Saudara hari ini saya meminta saudara melihat perbedaan suara Roh Kudus, suara hati nurani dan suara setan. Di dalam konteks yang sama. Sebenarnya 10 tahun yang lalu saya sudah pernah membuat satu seminar mengenai tema ini. Tetapi hari ini saya konkrit berbicara dengan saudara. Hati nurani memberi tahu engkau berdosa, engkau bilang: “iya aku sudah berdosa”. Hati nurani mengatakan: “aku ikut mengetahui karena aku hati nurani”. Lalu bagaimana? Dia bilang: “engkau sudah tahu berdosa, ya sudah, itulah tugasku memberi tahu engkau berdosa”. Tak ada lagi suatu tindak lanjut daripada hati nurani. Tetapi setan mengatakan: “engkau sudah berdosa”. Ada 2 hal:

  1. Tak apa-apa, orang lain juga. Engkau berdosa, pendeta juga berdosa. Engkau berdosa, majelis juga berdosa. Seluruh dunia berdosa, tak apa. Ini suara pertama, menghibur. Sudah menghibur lalu engkau lega. Kalau gitu tak apa, pendeta juga ada yang berdosa, pastor juga ada yang berdosa, majelis dan tua-tua banyak yang berdosa. Kalau begini masuk neraka pun rame-rame, gak kesepian kok. Besok di neraka, “eh, majelis di sini, ada pendeta di sini, ayo sama-sama yuk main di sini. Sama-sama bikin arisan lagi di neraka. Sama-sama di neraka ayo bikin partai.” Nah itu lah yang bikin partai itulah yang namanya Yudas. Dia juga masuk neraka. Itu suara setan.
  2. Mengecewakan dan membunuh diri. Tak ada pengharapan. “Engkau bisa menolong saya?” “Tak bisa, cuma bisa memberi tahu kamu.” “Engkau bisa menyelamatkan? Bisakah bawa saya kepada Tuhan?” “Oh tidak, itu lawanku kok. Aku tidak membawa engkau kepada Dia.” “Jadi bagaimana?” “Ya mungkin engkau perlu pikir bunuh diri aja.” Nah ini suara ke dua.

Tetapi Roh Kudus tidak demikian. Roh Kudus berkata: “kamu berdosa”. Lalu engkau sadar: “iya aku menegur diri”. Pekerjaan Roh Kudus mengakibatkan manusia itu menegur diri manusia itu sendiri. Manusia mengenal diri, menegur diri, mengkoreksi diri, itulah satu pengharapan yang paling besar. Nah inilah cara Roh Kudus membuat engkau menegur diri, dan bukan ditegur oleh luar. Kalau seorang hamba Tuhan sering tegur, akhirnya semua merasa ditegur, merasa dihina, semua pergi, apa gunanya? Yang paling penting adalah orang berdosa menegur orang berdosa itu sendiri. Ini pekerjaan Roh Kudus. Ini tanda yang paling jelas. Kalau ada pekerjaan Tuhan, kalau ada Roh Kudus hadir, kita mau melihat orang berdosa sudah sadar dosa sendiri atau tidak. Kalau sadar, itu pekerjaan Roh Kudus. Lalu engkau mengatakan: “aku sudah berdosa, sudah sadar, sudah tegur diri sendiri, lalu aku bagaimana?” Roh Kudus mengatakan: “memang dosamu berat, tetapi ada yang menebus engkau, yaitu Yesus Kristus.”

Nah ini perbedaan suara Roh Kudus, suara hati nurani dan suara setan. Suara setan bersifat destruktif. Suara setan tidak pernah membangun. Suara setan tidak pernah memberikan jalan keluar. Dia hanya menghibur, menghiburnya selau salah. Setan selalu menipu. Suara hati nurani hanya menyatakan sesuatu dan tidak ada jalan keluar. Suara Roh Kudus mengatakan: “meskipun engkau berdosa berat, tetapi lihatlah Anak Domba Allah yang mati sengsara mengganti dosamu. Datanglah kepada Dia. Terimalah Dia sebagai Juruselamat.” Lalu memimpin engkau datang kepada Injil, memimpin engkau ke bawah kayu salib, memimpin engkau untuk menerima Yesus Kristus. Di situ engaku diubah, dibentuk kembali, diberikan pengharapan yang baru. Ini pekerjaan Roh Kudus.

Barangsiapa yang mengharap hari itu, barangsiapa yang menanti kedatangan Kristus, orang itu pasti membersihkan diri sampai suci untuk melayakkan diri berdiri di hadapan Tuhan. Those who have hope on the coming of Jesus Christ, surely they will sanctify themselves. Saya mau tanya: apakah GRII dan anggota GRII selalu instropeksi, selalu mempersiapkan diri, membersihkan diri supaya kita boleh menjadi layak menghadapi Kristus pada waktu Dia datang kembali. Kiranya Tuhan menolong kita memberi kekuatan kepada kita menjadi manusia seperti ini. Mari kita berdoa.

 “Bapa di dalam Sorga, kami berterima kasih karena semua pengajaran dari Firman-Mu adalah membawa kami kembali kepada pangkuan-Mu, ke hadirat-Mu, di bawah kaki-Mu untuk mempersiapkan diri kami menjadi orang Kristen yang baik, yang berkenan di mata Tuhan. Dengar doa kami dan beri berkat selanjutnya kepada kami sehingga kami boleh membedakan suara dari setan, suara dari hati nurani, dan suara dari Roh Kudus, Roh-Mu yang memberikan semangat konstruktif dan memberikan pencerahan untuk kami menegur diri, dan memberikan pengharapan menuntun kami kepada Injil Yesus Kristus kiranya bekerja dalam hati kami. Berkati kami masing-masing.”

Siapa yang berkata, “Tuhan saya berterima kasih, hari ini saya sudah mendengar Firman Tuhan. Saya bersiap untuk meninggalkan dosa. Saya mau hidup suci. Saya mau berkenan kepada Tuhan. Saya mau mempersiapkan diri menghadapi kedatangan Kristus untuk hidup di dalam kesucian.” Mari kita berdoa bersama-sama. Semua meminta Tuhan bekerja terus menerus dalam hati kami.

Bapa di dalam sorga kami berterima kasih untuk Firman yang suci yang sudah kami dengar. Kami berterima kasih untuk pengajaran, peringatan, pencerahan dan pengkoreksian yang akan merubah hidup kami menjadi sama seperti Tuhan. Kami berdoa kiranya Tuhan memberikan kekuatan kepada kami untuk hidup suci, hidup menguduskan diri, merubah untuk menjadi sama seperti Tuhan. Dengar doa kami. Pimpinlah kami masing-masing. Beri kekuatan kepada kami untuk menaati segala FirmanMu, untuk menjalankan segala kehendakMu, untuk memuliakan namaMu di tempat sorga yang maha tinggi. Dengar doa kami. Beri kekuatan kepada kami untuk membedakan suara dari setan, suara dari hati nurani dan suara dari Roh Kudus, sehingga kami tidak terjebak di dalam segala penipuan-penipuan yang licik dari padanya. Dengar doa kami Tuhan. Kami mengharapkan kedatanganMu kedua kali. Kami mau membersihkan diri, hati kami, untuk menjadi orang mengikut Engkau terus-menerus sampai Kristus datang kembali. Dengar doa kami yang kami panjatkan dalam nama Yesus Kristus, Penebus dan Juruselamat kami yang hidup, kami berdoa.

Pengkhotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong, GRII Melbourne, Australia Minggu, 11 Oktober 2015

Sumber : https://www.griimelbourne.org/ibadah/kebaktian-minggu/ringkot-details.aspx?id=15938