SaviorNats : Yohanes 14:6 

Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

38 tahun yang lalu saya putuskan Indonesia harus ada gereja yang baik? Apa standar gereja yang baik? Apakah ini suatu ambisi? Tidak. Tapi karena kehendak Tuhan yang harus terjadi di dunia ini. Allah ciptakan alam semesta ini dengan bumi sebagai pusat segala ciptaan. Pusat segala ciptaan adalah manusia. Umat yang dipilih dan diselamatkan yang mengerti rencana keselamatan dan kedaulatan Tuhan adalah pusat umat manusia, orang-orang yang merupakan isi hati Tuhan. Harus ada orang-orang yang mengerjakan isi hati Tuhan

Usia 15 saya terpengaruh komunisme, filsafat dialektika materialisme. Saya bertanya apakah kebenaran bisa dicari dengan cara manusia? Dalam tahun-tahun yang kacau saya dapat kesimpulan bahwa hidup perlu kebenaran. Tapi bagaimana kita bisa dapatkan kebenaran?

Hidup, kebenaran dan makna menjadi hal utama dalam pencarian hidup saya. Kebenaran pasti ada tapi ada dimanakah? Dalam kebudayaan? Dalam agama? Dalam tradisi umat manusia? Kebenaran pasti mutlak, universal, kekal, di dalam pergumulan yang lama itu saya dapat jawaban firman Tuhan: Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.

Siapakah yang bisa mewakili kebenaran itu? Jika manusia bisa menemukan kebenaran, jawaban ada dalam ayat ini. Yesus berkata : “Akulah jalan dan  kebenaran dan hidup.” Dalam sejarah tidak ada jaman manapun seorang bisa mengatakan hal seperti ini. Maka saya mulai renungkan siapakah Yesus? Saya bandingkan Konghucu, Mohamad, Sakyamoni dengan Yesus. Perbedaan mereka bukan kuantitas, tapi kualitatif.

Perbedaan secara kualitas dan kuantitas itu sendiri merupakan perbedaan kualitas. Yesus Kristus merupakan satu-satunya orang yang diutus dari Allah itu. Jika demikian saya harus selamanya memperjuangkan kebenaran ini.

Orang-orang Asia mencari jalan. Orang Eropa mencari kebenaran, Aristotles hingga sekarang, mereka mencari logika, solusi. Apakah orang Asia temukan jalan itu? Mereka mati ditengah jalan. Mereka di dunia barat dalam dunia Epistemologi mereka tidak mengerti, terus berselisih mencari kebenaran, tidak ada kesimpulan. Yesus Kristus datang ke dalam dunia.

Paul Tillich:  “Yesus Kristus hadir untuk mengakhiri pencarian jalan di dunia Asia dan kebenaran di dunia Eropa.” Kebenaran yang satu-satunya tak berubah ada dalam Yesus Kristus.

Dalam filsafat, mencari jalan merupakan kebutuhan orang jaman dulu dan sekarang. Firman dalam Yunani disebut “logos”, dalam mandarin disebut “tao”. Firman mewakili segala sesuatu. Sampai pada jaman stoicism, firman ada 2 lapisan: pertama, firman dalam alam semesta, terus bergerak, terus berubah, merupakan induk pengetahuan. Kedua, logos, ada dlm manusia, pikiran manusia, seperti air, apabila dia bergerak, dia membasahi banyak tempat.

Pemikir stocism berkata dalam semesta ada logos dan dalam manusia ada logikos. Konfusius mencari Tao/ Firman itu. Ia berkata “We cannot separate ourselved any moment from logos.” Jika saya bisa temukan firman itu, maka matipun saya puas.” Apakah Konfusius sampai mati temukan firman itu? Hidup pun tak mungkin tau apa lagi mati? Maka Konfusius mati dalam ketidaktahuannya.

Laozi, memikirkan firman yg mendalam dalam alam semesta. Laozi tinggalkan kota, untuk menyendiri, saat di gerbang temui penjaga pintu yg minta Laozi tinggalkan kebenaran, maka Laozi memberikan “tao te ching.”. Kata Laozi “Kebenaran yang bisa diajarkan bukanlah kebenaran kekal.” Saya kuatir dalam akademik, kita bukan bahas firman Tuhan.

Pasal 25, Laozi katakan 1 lahirkan 2, 2 lahirkan 3 dst. Dalam ayat 25 dia katakan sesuatu yang penting tentang tao/logos, “i dont know his name, but i know he is the great.” Istilah merdeka diadopsi 2500 tahun lalu dari Konfusius. Who is the tao of the meaning and searching of laozi and Confucius? S. A Kierkegard berkata “Allah bukan topik dalam kelas atau ruang Ibadah. Allah adalah object Abadi yg menjadi sasaran ibadah manusia.

Saya: Allah adalah subjek kebenaran yang berpribadi, self eternal, self sufficient, Allah yg bergerak mencari manusia, hanya ada satu perkataan, seperti Yesus berkata firman adalah hidup, maka hidup kita tak perlu lagi pesimis, karena kita mempunyai sumber kehidupan yg limpah. Sumber kita adalah Allah. He himself is life, he himself is truth, kebenaran yang hidup mencukupkan kita akan kebutuhan.

Apakah teknologi dalam dunia yang terpecah belah ini? Pengetahuan yang sejati bukan mengerti kebenaran fragmental, tapi kebenaran yang hidup itu. Pendidikan mengajarkan pengetahuan, tapi pendidikan yang sejati itu datang dari Allah. Ketika kita mengerti Firman yang adalah kebenaran itu, anda dapat master key of the universe, segala ciptaan dunia ini.

Orang yang berdosa berpusat diri dan sombong. Ilmu pengetahuan adalah Allah memberikan rasio pada manusia supaya manusia bisa menemukan segala sesuatu yg terselubung. Allah memberi rasio manusia untuk mencari hal-hal yg terselubung itu. Discovery of the truth bukan berarti sebelum ditemukan tak ada. Tidak ada perubahan kebenaran. Tapi yg berubah, anda yang belum tahu menjadi tahu. Harus kita memuliakan Tuhan. Kebenaran itu mencari manusia. Karena inkarnasi logos menjadi manusia, Allah yang mencari manusia bukan manusia yang mencari Allah.

Pusat penciptaan Allah adalah bumi, pusat bumi adalah manusia, pusat manusia adalah orang Kristen /gereja. Pertanyaannya? Gereja yang mana? Waktu muda saya hadiri gereja dan kecewa. Pada usia 15 tahun saya sudah nyanyikan Oratorio Handel, Bach, sejujurnya banyak pendeta sembarangan berkhotbah. Jika kebenaran ada, harus ada gereja yang baik. Siapakah gereja yang bisa mewakili kebenaran itu? Saya bukan menghancurkan. Saya mau membentuk sekelompok orang yang mewakili kebenaran. Apakah ada agama atau gereja lain merupakan perwakilan kebenaran Allah? More academic, more decay of the truth. Liberal church is not the true perwakilan kebenaran Allah. Orang injili giat, tapi tak mengerti mandat budaya, seni, filsafat, musik yang agung. Gereja injili asal jemaat tambah banyak, puas.

Hari ini banyak pimpinan gereja injili tak berdaya hadapi tantangan di dunia luar. Ketidakmengertian kebenaran merupakan penipuan. Gereja karismatik, teologi kemakmuran, mereka tidak mau Yesus yang disalibkan itu, mereka menyalibkan kembali Yesus yang sudah tersalib itu.

30 tahun lalu saya banyak dimusuhi karena kritik Cho Yong Gi.  Perampok pakai jubah pendeta, banyak gereja di Indonesia perpuluhan diambil hamba Tuhan. Pdt Kong Hee di Singapura pakai 20 juta dollar uang Amerika untuk karir istrinya di Holywood dan 20 juta dollar lagi untuk menutupi kasus ini. Pendeta gereja karismatik di Indonesia digugat anaknya karena korup. Siapakah gereja yang baik itu? Yang sungguh-sungguh mewakili kebenaran Allah itu? Banyak gereja yang baik tapi tak menginjili, tak memberitakan kebenaran.

Saya harap di Indonesia ada gereja injili yang berani beritakan injil. Indonesia perlu gereja yang kuat dan besar, untuk tidak kompromi, tidak takut, memproklamasikan kebenaran Tuhan, untuk menginjili Indonesia yang islamis. Indonesia need this kind of church. America need this kind of church, not Joel Osteen. We need to keep the truth, proclaim Jesus the only mediator. Umur 17, saya tekadkan, i’m not mine, i’m god’s. Ralph Winter, katakan reformed people in Indonesia, is much more reformed people in US. So much reformed churches but why built one new? 25 tahun sudah berlalu dan Allah sudah mengkonfirmasi, bhw apa yg sudah dilakukan adalah benar. Saya harap sebelum saya meninggal, dapat melihat gereja ini.

Rick Kanada mengatakan “saya mau bangun gereja reformed injili di karawaci” . Kata saya: Right theology should be the base of church build. Jemaat gereja harus dibangun dari pemberitaan injil dengan teologi yang benar. Church is not belong to any person, Church belong to Christ. Selain Yesus Kristus tak ada kebenaran yang lain, hanya Yesus Kristus kebenaran umat manusia, biar gereja selamanya. Biar gereja ini, memberitakan Injil. Saya sendiri di usia ini masih memberitakan injil.

Jemaat kita 1072 orang dalam setahun beritakan injil ke 1,2 juta orang dalam setahun, Tuhan tidak mungkin buang gereja ini jika setia memberitakan injil.

—————————

Sharing Catatan Pidato Pdt.Dr Stephen Tong dalam MoU STTRII dengan Vrije Universiteit of Amsterdam, 2 November 2014.

Kita menolak Belanda datang ke Indonesia sebagai penjajah. Tapi kita menerima ketika mereka datang dengan kesetaraan.

Saya tak pernah minta kerjasama dengan Westminster Theological Seminary maupun, Vrije Universiteit of Amsterdam. Mereka yang dikonfirmasi oleh Tuhan untuk bekerja sama. Orang Reformed sejati kerjasama dengan orang reformed sejati. Hanya teolog reformed tahu beda common grace dan saving grace. Begitu banyak gereja cuma tahu Injil, only the reformed theology discern this grace.

Kita harus menjadi contoh. Abraham Kuyper menulis buku tentang “common grace”, 3 jilid tebalnya. Orang Kristen harus layani semua bidang. Ketuhanan Kristus ada di segala bidang. Mari kita memimpin segala bidang agar tahu Tuhan bertahta atas masyarakat manusia. Musa dibangkitkan, agar Mesir sadar Tuhan lebih tinggi dari Firaun. Daniel dibangkitkan, agar Babylonia sadar, Tuhan lebih tinggi dari Nebukadnezar. Kita doakan Ahok yang dibenci ormas, agar kebencian itu dienyahkan biar kehendak Tuhan yang jadi. Let the Christ that has been resurrected from the death become the only. Biarlah Kristus yang telah dibangkitkan dari kematian menjadi yang utama.

Kita menerima orang Belanda datang bukan sebagai penjajah. Mahasiswa STTRII, boleh dapat doktor di Westminster, Vrije. Engkau sungguh-sungguhlah belajar dengan baik. Saya harus dengan takut dan gentar menandatangani (MoU) ini supaya kelak nama Tuhan tidak mempermalukan.

Sharing Catatan Kotbah Pdt.Dr Stephen Tong, HUT GRII ke 25 & MoU STTRII dengan Vrije Universiteit of Amsterdam – 2 November 2014 Sumber : https://www.facebook.com/notes/10153358595573677/