Seorang biksu dengan pakaian dekil datang memohon sumbangan ke rumah seorang saudagar kaya. Saudagar kaya itu merasa sebal dengan penampilan si biksu dan mengusirnya pergi dengan kata-kata kasar.
Beberapa hari kemudian seorang biksu besar datang dengan jubah keagamaan yang mewah dan berkilauan, memohon sedekah ke saudagar kaya tersebut. Si saudagar kaya segera menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan makanan (vegetarian tentunya) mewah untuk si biksu. Lalu ia mengajak si biksu untuk menikmati makanannya.
Si biksu menanggalkan jubah keagamaannya yang mewah, melipatnya dengan rapi dan meletakkannya di atas kursi meja makan. Katanya, ‘kemarin aku datang dengan pakaian usang dan anda mengusirku. Hari ini aku datang dengan pakaian mewah, dan anda menjamuku. Tentunya makanan ini bukan untukku tapi untuk jubah ini’. Setelah berkata demikian si biksu tersebut berlalu, meninggalkan si saudagar yang kaget.
Renungan :
Seberapa sering kita menilai segala sesuatu dari ‘kulit’nya saja? Padahal ‘kulit’ tidaklah sama dengan ‘isi’. Bahkan seringnya ‘kulit’ justru berbeda jauh dengan ‘isi’nya. Kulit bisa menipu, namun isinya tidaklah mungkin bisa menipu.
…
Sumber : https://kisahmotivasihidup.blogspot.com/2011/08/jubah-mewah.html