Pdt. Dr. Stephen Tong (Samaria)Pengkhotbah: Pdt. Dr. Stephen Tong
Tanggal: Minggu, 15 Februari 2015

Bacaan Alkitab: 1 Yoh 2:23-27

sebelumnya

Saudara-saudaraku, dengan demikian maka Yohanes jauh lebih peka daripada Petrus atau Paulus di dalam hal Anak-Bapa, Anak-Bapa. Jikalau engkau ada Anak, engkau ada Bapa. Jika engkau menyangkal Anak, engkau tidak ada Bapa. Jika engkau mengenal Anak, engkau mengenal Bapa. Jika engkau menolak Anak, engkau menolak Bapa. Tuhan bilang: “Engkau kelihatan lebih cinta kepadaku, tetapi apakah yang engkau lakukan kepada Anak?” Nah, ini yang selalu diloncati baik oleh orang Islam, oleh orang Yahudi atau orang theisme yang lain.

Mereka kira sembarang tolak Yesus tak apa-apa asal beribadah kepada Allah. Paulus beriman kepada Allah sampai menganiaya orang Kristen, sampai Kristus berkata: “Saul, Saul, mengapa engkau menganiaya Aku?” “Siapakah Engkau?” “Aku adalah Yesus yang kau aniaya.” Di situ terbalik. The attitude and the reaction to the only given Mediator Christ determines your future. Bagaimana hari depanmu di dalam kekekalan tergantung bagaimana engkau menghargai Kristus yang diutus. Bagaimana engkau menghormati Kristus mengakibatkan engkau dihormati oleh Bapa. Bagaimana engkau menghina Kristus mengakibatkan Bapa akan menghina dan membuang kamu.

Yesus berkata: “Barangsiapa menerima Aku, dia akan diterima oleh Bapa-Ku di dalam sorga. Barangsiapa yang mengejek Aku, barangsiapa yang menolak Aku, ia akan ditolak oleh Bapa-Ku di sorga.” Yang paling peka di dalam poin ini adalah Yohanes. Maka dia mengatakan kalimat: “Maka simpanlah apa yang kau dengar dari semula di dalam hatimu.” Nah ini kalimat bagi saya ada aspek yang lain yang tidak dikatakan oleh orang lain yaitu what you heard in the beginning you should keep.

Nah di dalam Mazmur 119 dikatakan: Oh Bapa, Allah, aku menyimpan firman-Mu di dalam hatiku, supaya aku tidak berdosa kepada-Mu. Sehingga what you keep in your heart will give the consequence of your life before God. [Aku menyimpan firman di dalam hatiku, mengakibatkan aku tidak berani sembarangan berbuat dosa melawan Bapaku di sorga] – Itu betul! Tetapi sayangnya adalah yang kau dengar dari semula itu dengar apa? Nah di sini setan bekerja. Kalau seorang dari permulaan dengar Kristologi yang benar, seumur hidup dia berbakti. Dari permulaan dengar khotbah yang salah, seumur hidup dia celaka. Itu sebab setan memakai yang kau dengar dari semula adalah prosperity theology. [Ikut Tuhan bisa kaya. Beri perpuluhan 1 juta, Tuhan kembalikan 10 juta] – Itu ajaran setan! Kalau itu yang didengar dari semula, itu yang disimpan, seumur hidup susah bertobat. Saudara-saudara sekalian, saya minta 15 orang diutus mengabarkan Injil di dalam sekolah negeri, ada yang dikumpulkan dengan ratusan juta pakai uang untuk membawa orang kepada Kristus, memberikan suatu permulaan yang baik, memberikan firman sebagai dasar yang baik.

Yohanes mengatakan: Itu sebabnya apa yang kau dengar dari semula, disimpan di dalam hatimu. Yang didengar dari semula itu apa? Injil. Injil siapa? Kristus? Siapa Kristus? Anak Allah. Yang apa? Yang mati dan bangkit. Yang inkarnasi turun dari sorga. Itu yang kau dengar. Tetapi inipun bisa dipakai oleh setan dari permulaan memberi bibit yang salah. Anak kecil ditanam dengan bibit yang salah bukan Injil, dari kecil ditanam dengan hanya moralitas: Kristus hanya kesuksesan, Kristus hanyalah sesuatu kesaksian-kesaksian orang disembuhkan. Maka mereka akhirnya mengatakan: “Apa itu Kristen? yaitu cari kesembuhan di gereja. Apa itu iman? yaitu minta dengan suara keras supaya Tuhan dengar saya. Apa itu berkat? yaitu dapat uang yang banyak, mobil yang besar, rumah yang gede dan mendapatkan kekayaan di dalam rumah.” Kalau itu yang menjadi pendengar permulaan, lalu itu yang disimpan di dalam hatimu, celaka! Yohanes mengatakan: Kau simpan firman yang kau dengar dari semula baik-baik dalam hatimu. Puji Tuhan! Mereka pada permulaan dengar adalah Kristus yang mati di atas kayu salib.

Kemarin waktu saya lihat TV itu, Iran terjadi gempa bumi yang besar, yang mati banyak sekali. Sekarang pemerintah Iran buka pintu untuk bantuan internasional boleh datang kepada Iran. Daerah itu selalu ada gempa bumi. Kadang-kadang sampai 8 derajat richter, kadang-kadang 6 derajat. Kemarin di tengahnya Taiwan 6,4 skala richter gempa bumi. Banyak orang mati di tengah jalan, ketakutan luar biasa. Saudara-saudara, nah kalau terjadi hal-hal seperti demikian, saya tanya: Kenapa orang Kristen dapat kesulitan sedikit marah-marah sama Tuhan? Tapi kalau daerah Islam seperti Iran gempa bumi terjadi tetap “Allah…Allah…”, kuat iman luar biasa. Kenapa? Saya tanya: Kenapa orang-orang agama lain waktu gempa bumi, waktu bencana alam, tetap beriman kepada Allah mereka? Tetapi orang Kristen sedikit kena gigit nyamuk nanya “Dimana cinta Tuhan? Kenapa doa saya tidak didengar?” Seolah-olah Tuhan berhutang kepada engkau tak habis-habis. Tiap hari sudah melayani engkau, melayani engkau yang tak habis-habis mintanya, serakahnya. Kenapa sih? Kenapa agama pada negara-negara yang banyak bencana alam tidak menjadi suatu hari mereka goncang? Tetapi agama Kristen menjadi sesuatu ketagihan bagi orang-orang yang gak habis-habis tuntut Tuhan harus menuruti kehendaknya? Karena pendeta-pendeta rusak yang telah merusakkan gereja. Banyak pendeta yang mengabarkan Injil yang tidak murni, memberitakan firman yang tidak sesuai dengan Alkitab, mengajarkan ajaran-ajaran yang melawan wahyu Tuhan, mengakibatkan banyak orang yang tidak beres.

Saudara-saudara sekalian, peliharalah firman yang kau dengar dari semula. Kalimat ini bagus. Untuk pendengar (penerima surat dari 1 Yohanes), mereka benar karena mereka dari permulaan mendengar Kristologi yang benar. Tetapi sekarang kalimat ini kalau disampaikan oleh gereja: “Dengar baik-baik apa yang kau terima, simpan baik-baik dalam hatimu.” Dari permulaan simpannya sudah salah, bagaimana? Dari permulaan pondasinya sudah salah, bagaimana? Saudara-saudaraku, engkau tumpuk barang, kenapa terus miring? Tumpuk-tumpuk lagi terus miring, tumpuk yang rapi tetap miring, karena jungkitnya miring. Benar tidak? Kalau jungkitnya miring, sini 5 cm, sini 2 cm, engkau taruh satu buku begini, engkau bikin lurus ya tetap begini. Kenapa? Akhirnya ditemukan, “Ada setannya ya di sini? Saya tumpuk banyak kok jadi miring?” Bukan setannya, jungkitnya miring. Itu tok! Karena jungkitnya miring 5 cm, seluruh buku miring. “Waduh keliatan lebih indah, menara modern, streamline!” Bahkan Amsal Sulaiman mengatakan: Kalau pondasi salah, orang benar tak bisa berbuat apa-apa. Kalau dari permulaan ada melenceng sedikit, maka akhirnya akan menyeleweng banyak. Peribahasa Tionghua mengatakan: (permulaannya hanya beda 1 mili, tetapi akhirnya menjadi ribuan kilometer perbedaannya). Kenapa? Karena serong sedikit.

Saudara-saudara, kalau di sini ada satu angle yang cuma 1 derajat, maka saya perpanjang, perpanjang, perpanjang, setelah sampai di Surabaya jadi berapa bedanya? Mengerti? Permulaan cuma beda sedikit. Maka firman pertama-tama yang engkau dengar itu penting sekali. Pertama kali dengar khotbah, dengar siapa? Pertama kali mengenal Alkitab melaui siapa? Pertama kali ikut katekisasi apa yang diajarkan? Pertama kali engkau ikut kebangunan rohani, kebangunan rohani apa?

Saudara-saudaraku, Kristologi menjadi dasar, karena Christ is the cornerstone of the Church, and the apostles, and the prophets are the foundation of the Church dan pengajaran-pengajaran yang lain menjadi yang bukan utama. Dengan jelas Alkitab mengatakan gereja berdiri di atas rasul dan nabi, di bawahnya ada Kristus sebagai batu penjuru. Cornerstone di dalam sesuatu kebiasaan orang Yahudi membuat rumah, membuat satu batu yang mengikat kanan dan kiri, itu yang berada di tengah-tengah satu sudut, sudut itu menjadi sudut paling penting. Dan batu yang di sini kait kepada batu itu, sehingga rumah itu mulai dari situ menjadi sesuatu dasar yang tidak goncang. Dan itu harus 90 derajat. Dan dengan keadaan yang akurat dan hitungan yang paling jitu, mulailah rumah itu dibangun dengan baik.

Saudara-saudara, jangan kira asal bawa orang ke gereja, bawa orang ikut kebaktian, entah siapa saja, yang ribut-ribut yang menyenangkan dia. Harus bawa orang datang menyenangkan Tuhan, bukan minta Tuhan menyenangkan orang itu, salah. Gereja bikin segala sesuatu untuk orang bisa terima tapi tidak membawa manusia untuk bisa diterima oleh Tuhan, salah. Pondasi pertama kalau tidak beres, kalau sudah serong sedikit, akibatnya tidak bisa diselesaikan.

Ada satu rumah di atas gunung, dia punya atap yang begini. Lalu kalau turun hujan, ‘tik’, menetes persis di pucuk tengah ini, lalu ada yang mengalir syuur ke sini, ada yang mengalir syuur ke sana. Akhirnya ditelusuri air yang menetes itu ke mana? Lalu lari ke sebelah halaman sini, kalau sudah penuh lari ke luar, sudah ke luar lari ke sawah, sudah ke sawah lari ke sungai, sudah ke sungai akhirnya yang satu ke Mississipi, yang satu ke Colorado. Tadinya dari atap yang sama. Tapi yang turunnya ke Mississipi pergi ke Mexican gulf, yang turun ke Colorado pergi ke Pasific Ocean. Dua titik air yang tadinya sama dari satu ‘tik’, akhirnya satu di Amerika, satu di Asia, mendekati sebelah Pasifik dan tidak akan ketemu lagi. Hanya karena apa? Bedanya cuma satu mili, akhirnya bedanya adalah ribuan mili. Demikian juga anakmu, sama-sama lahir di keluargamu, sama-sama panggil kamu ‘papa, mama’, besok yang satu di sorga, yang satu di neraka. Besok satu reformed, satu kharismatik. Besok satu theologinya benar, yang lain tidak karu-karuan. Karena apa? Semula dengar apa!

Yohanes mengatakan: Kalau semula dengar baik lalu sekarang simpanlah baik-baik firman yang kau dengar dari semula. Di sini bedanya dengan ayat pertama pasal pertama. Pasal pertama adalah Firman yang ada pada mula. Berbeda dengan firman yang mula-mula kau dengar. Ini dua hal berbeda. Firman yang ada pada mulanya adalah self existence. Yang di pasal ini adalah firman yang diberitakan kepadamu for the first time. First time itu penting sekali. First impression impresses most. Pertama kali pegang konsep apa, itu pengaruh selama hidup.

Ada seorang anak kecil yang di desa. Kecil sekali desanya dan dia masuk ke kota ikut sekolah. Waktu ditanya, “Ini apa?” “Ini kucing.” “Ini apa?” “Ini nggak tahu.” “Masa kamu dari desa nggak tau ini apa?” Dia lihat lagi, seperti tahu seperti tidak. “Apa ini?” “Nggak tahu.” “Ini kuda. Ini?” “Ini bebek.” Yang nggak tahu itu apa? Sapi. Loh di desa itu pasti ada sapi. Padahal desa dia itu kecil. Sapinya cuma satu, sapi hitam. Yang di gambar itu sapinya putih. Ditanya, ini apa? “Ini nggak tahu, ini bebek, ini kuda, ini kelinci.” Semua tahu, cuma ini nggak tahu. Akhirnya orang kira dia IQ rendah. Dari desa kok nggak tahu sapi. Akhirnya ditelusuri, dia pulang… “Mama, saya sudah diuji, masuk sekolah, tapi ada satu saya nggak tahu Ma.” “Apa itu?” “Yang gini loh modelnya persis sama kita punya.” “Jadi kamu nggak tahu itu apa?” “Nggak tau, karena sapi khan itemkhan Ma?” Dia kira kalau sapi nggak hitam bukan sapi. Kalau sapi, harus hitam, karena pertama kali liat sapi hitam. Maka semua yang nggak hitam itu SaTi (sapi putih), bukan sapi. Dia nggak bisa switch, karena first impression itu respon.

Saudara-saudara, karena saya memberikan firman yang tidak akurat, saya mengajarkan Alkitab dengan sembarangan, lalu engkau mendapatkan konsep yang salah, sampai selama-lamanya engkau salah, dosa saya besar. Kalau saya membangun pondasi yang jumplang, lalu seumur hidup engkau jalan ke situ pusing, jalan ke sini jatuh, saya akan mempengaruhi engkau seumur hidup. Maka pondasi permulaan/  pendahuluan itu penting luar biasa.

Saudara-saudaraku, bagaimana dengan anakmu? “Oh tak apa-apa lah, anak pokoknya ikut gereja di mana saja sembarangan tak apa-apa, pokoknya ke gereja lebih baik dari atheis khan?” Saudara, kalau anakmu dididik semenjak kecil di dalam awal yang benar, jalan yang betul, sampai tua dia tidak akan menyeleweng. Tahun ini kita membuat konser untuk anak, tahun ini kita memperkuat penginjilan anak, tahun ini kita akan membikin retreat untuk anak remaja. Satu converence injili untuk teenage. Bukan asal kerja, asal ada sekolah, asal pergi, asal bisa ngomong, asal studi, asal sehat, asal gemuk. Babi lebih gemuk dari anakmu! Tidak! Dari permulaan ditanam sesuatu yang benar untuk seumur hidup berarah dan dibangun di atas pondasi yang benar.

Lalu dikatakan: Simpanlah apa yang kau dengar dari permulaan dengan baik dalam hatimu dan di situ engkau akan dididik, disempurnakan. Kita kembali ke ayat-ayat yang kita baca tadi. 1 Yohanes 2:22-24.

1Yoh 2:(22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. (23) Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa. (24) Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya, itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa.

Berarti dari permulaan mereka sudah mendengar tentang Bapa mengirim Anak. Dari permulaan mereka sudah mendengar Anak mewakili Bapa. Dari permulaan mereka sudah mendengar tentang tidak ada orang melihat Allah, kecuali Anak yang di pangkuan-Nya itu yang menyatakan diri. Dia adalah Firman yang menjadi daging. Dan ini khotbah pertama yang mereka dengar yang benar. Dan di situ dasar yang kuat membikin mereka mungkin dibangun, mungkin disempurnakan di atas dasar yang betul. Lalu ayat ke 25, “Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal.” Nah ini adalah satu-satunya ayat di seluruh Kitab Suci, semua janji disimpulkan menjadi sesuatu yang tunggal. The only promise, the only covenant. Satu-satunya janji di atas segala janji yang lain adalah hidup kekal di dalam Kristus.

Roma 6:23, “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus, Tuhan kita.” The wages of sin is death; but the gift of God is eternal life in Jesus Christ our Lord. Saudara-saudaraku, di sini pakai kata ‘karunia’, di sana pakai kata ‘janji’. Dan dua ini sama. Janji Allah untuk orang berdosa adalah megaruniakan Kristus. Dan janji, janji, janji, janji yang banyak itu tidak lebih penting dari janji ini. “Tuhan, Engkau janji menyertai aku kan? Tuhan janji Engkau akan memberikan kecukupan kepadaku. Tuhan janji Engkau akan memberikan anugerah. Tuhan janji Engkau akan melindungi aku. Tuhan janji Engkau akan memberikan kekayaan kepadaku.” Semua janji itu tidak penting! Itu merinci, mendetil, tidak penting. Dasarnya satu, hidup kekal. Saudara-saudaraku, tidak ada karunia lebih besar daripada Allah memberikan Kristus kepada dunia ini. Tidak ada karunia lebih penting daripada Allah memberikan Roh Kudus kepada gereja. Tidak ada janji lebih besar, gereja mendapatkan hidup kekal melalui Kristus. Tidak ada karunia lebih penting dari manusia melalui mengenal Kristus mendapatkan hidup kekal yang dijanjikan.

Saudara-saudaraku, the promise of God is eternal life. The grace of God is in Jesus Christ. And the grace of salvation Jesus Christ is to let us obtain eternal life. Melalui Kristus yang mati dan bangkit supaya kita memperoleh hidup yang kekal, inilah anugerah terbesar, inilah yang dijanjikan di seluruh Kitab Suci. Dari seluruh Kitab Suci, bicara tentang karunia paling besar: Kristus. Bicara tentang iman paling besar: menerima Kristus. Bicara mengenai dosa paling besar: menolak Kristus. Bicara mengenai janji paling besar: hidup kekal di dalam Kristus.

Engkau mengaku Anak, mengaku Bapa. Engkau menyangkal Anak, tidak ada Bapa. Engkau menerima Kristus, menerima anugerah. Engkau tidak menerima Kristus, tidak ada hidup kekal. Engkau menolak Kristus, dosa paling besar. Semua kuncinya cuma satu, Kristus. Ini namanya Kristen. Ini namanya agama. Kenapa sih pemimpin-pemimpin dari PDI ada yang mengatakan saya tidak percaya Kristus satu-satunya? Kenapa sih Vatikan ke-2 menolak bahwa hanya di dalam Yesus ada keselamatan? Kenapa sih Islam, Katolik, Liberal, semua menolak Kristus? Karena Alkitab mengatakan: Pada hari itu, Aku akan memberikan mereka satu hati yang berat mendengar sehingga mereka tidak tahu kesalahan mereka dan mereka menolak kebenaran.

Bersambung

(Ringkasan oleh Dewi Sanjaya | Diperiksa oleh Matias Djunatan)

 

Sumber : https://griimelbourne.org/ibadah/kebaktian-minggu/ringkot-details.aspx?