LightFirman : Yohanes 17

Setelah tiga setengah tahun Yesus hidup di dalam dunia, sebelum kembali, Ia menyerahkan dan mempertanggung- jawabkan sepenuhnya apa yang diberikan Allah kepada-Nya. Ia berkata, “Nama-Mu sudah Kuberikan kepada mereka, dan mereka sekarang percaya bahwa Engkau mengutus Aku.” Hal ini sangat penting, karena perbedaan antara siapa diutus Allah langsung, yang menjadi wakil Tuhan di bumi, membawa keselamatan dari sorga ke dunia dan membawa orang berdosa kembali kepada Pencipta-Nya. Di tengah banyaknya agama, manusia harus mengetahui siapa Juruselamat sejati, mengetahui perbedaan kualitas yang ada pada mereka, bukan melihat kuantitas. Siapa yang ditetapkan Tuhan menjadi Juruselamat bagi manusia, siapa yang diutus langsung oleh Tuhan, untuk menyelamatkan dan membawa manusia kembali kepada Bapa? Jika kita mengerti semua ini, kita mengetahui bahwa Yesus Kristuslah satu-satunya utusan Allah. Ia bukan sekadar pendiri agama yang mengajarkan kebajikan dan moralitas, tetapi menyelesaikan dosa manusia dan membawa kita kembali kepada Tuhan.

Jika engkau telah mengerti keistimewaan dan keunikan ini, engkau akan memegang iman dengan kokoh dan seumur hidup setia kepada Yesus. Bapa mengaruniakan sekelompok manusia untuk menjadi milik Kristus; dan Kristus mengaruniakan hidup kekal kepada sekelompok orang yang diberikan Bapa kepada-Nya untuk dimiliki menjadi pusaka selamanya. Pusaka ini tidak bisa dimiliki oleh manusia yang tidak mengenal Yesus Kristus. Ada perbedaan yang sangat besar yang tercatat di dalam ayat 3, yaitu pengenalan kita terhadap Yesus Kristus membedakan kita dari semua orang Kristen yang palsu dan memisahkan mereka yang beragama dengan orang Kristen yang sejati.

Di ayat 9 ada hal yang mengejutkan kita. Yesus berdoa bukan untuk dunia. Ia hanya berdoa untuk sekelompok orang. Apakah berarti Yesus bersifat sempit, diskriminasi terhadap orang bukan Kristen, sehingga Ia sengaja mengabaikan mereka? Perbedaan ini karena Gereja perlu didoakan oleh Kristus. Perlu pengantara antara mereka dan Bapa. Gereja perlu dipelihara secara khusus, karena gereja dan orang Kristen dipersulit dan menghadapi bahaya di dunia. Kita di hadapan Allah mencintai setiap orang melalui mengabarkan Injil kepada mereka, berharap agar siapapun menerima Kristus sebagai Juruselamatnya, menjadi milik Tuhan. Tidak semua orang di gereja adalah milik Tuhan. Dalam proses menjadi Kristen, Injil Kristus bekerja terus dalam hati manusia. Di dalam gereja ada yang milik Tuhan ada yang tidak, di luar gereja ada yang milik Tuhan juga ada yang tidak. Yang milik Tuhan tapi masih di luar, pasti akan kembali; sementara yang di dalam tetapi bukan milik Tuhan, pasti akan keluar. Untuk sementara gandum bisa bersama-sama dengan lalang, tetapi pada akhirnya keduanya akan dipisahkan oleh Tuhan.

Hal ini dilanjutkan di ayat 20, “Aku juga berdoa bagi mereka yang mendengar firman dari anak-anak yang Engkau sudah berikan kepada-Ku.” Maka di sini terlihat dua tahap: tahap pertama, anak-anak Allah yang sejati; dan tahap kedua, anak-anak Allah yang akan dimunculkan oleh mereka. Yang tahap kedua belum muncul karena belum diinjili. Sementara ini mereka masih melawan Tuhan, mengabaikan, mengeraskan hati, dan belum mau menerima Tuhan. Mereka masih berada di luar gereja. Masih banyak orang yang belum mendengar Injil, mereka belum pernah menerima Tuhan sebagai Juruselamat dan Tuhan mereka; bahkan ada orang yang katanya sudah dibaptis, tetapi belum pernah bertobat dan lahir baru.

Melalui KKR Regional dan KPIN, firman Tuhan diberitakan dengan sungguh, mengakibatkan banyak orang menjadi sadar dan perlu bertobat, perlu menerima Tuhan, dan kembali kepada-Nya. Itulah orang Kristen yang sedang digarap oleh firman yang diberitakan kepada mereka. Mereka juga didoakan oleh Tuhan Yesus, tetapi di tahap kedua.

Yang didoakan oleh Tuhan Yesus adalah mereka yang bukan dari dunia. Mereka adalah titipan Tuhan di dunia, yang masih belum dipisahkan dari dunia, tetapi pasti mereka bukan dari dunia. Mereka masih seperti orang dunia. Memang banyak kesamaan antara orang Kristen dan orang dunia. Sama perlu makan, sama kerja, sama bisa sakit, sama bisa mati. Tetapi bedanya, kita dari dan milik Tuhan, mereka dari dan milik dunia. Kita memang sementara di dunia, berada di dalam keadaan jasmani sama seperti mereka, tetapi jika kita dimiliki dan memiliki Tuhan, kita lahir dari atas.

Kalimat Tuhan Yesus kepada Nikodemus, “Kau harus diperanakkan pula, dilahirkan dari atas.” Orang yang lahir melalui ibu-bapa dengan kedagingan di dunia, lahir dari bawah. Orang yang lahir dari Roh Kudus, yang diturunkan dari sorga, yang memberikan firman dan hidup baru melalui memperanakkan kita. Roh Kudus dari atas, maka kita dilahirkan dari atas. Di dunia ini ada dua macam orang, yang dari atas lebih tinggi dari segala yang diciptakan. Menurut Yohanes 3, Yesus Kristus diberikan dari sorga kepada dunia. Ia lebih tinggi dari seluruh dunia, maka lebih tinggi dari segala yang diciptakan. Yohanes 6 menegaskan, “Akulah Roti dari sorga.” Tuntutlah dan carilah makanan yang dari sorga. Akhirnya, di dalam kekekalan Tuhan Allah hanya mengingat dua macam manusia, yaitu manusia yang datang dari dan hidup di dalam dunia, yang mementingkan dan mencari keuntungan untuk dunia ini, yang akhirnya binasa dan tidak ada hubungan dengan sorga sama sekali. Satu macam manusia yang lain, secara tubuh ia lahir di bumi, tetapi secara batiniah dia dilahirkan dari Roh Kudus. Ini tidak ada di dalam diri Karl Marx, Mao Zedong atau banyak filsuf atheis lainnya. Inilah ciri khas firman Tuhan yang kekal.

Akhirnya, pada saat kiamat, manusia akan dipisahkan menjadi dua kelompok, yang dari bumi atau yang dari sorga. Ada orang-orang yang sudah menerima kelahiran kembali dari sorga, mengalami pekerjaan Roh Kudus melalui firman yang melahirkan hidup di dalam hati mereka. Jika engkau bertemu dengan orang, berbicara satu dua jam dengan dia, maka engkau akan tahu dia dari bumi atau dari atas. Orang-orang Farisi yang mendengar dan melihat Kristus, terpecah menjadi dua macam, yang melihat lalu menghina dan yang melihat lalu memikirkan. Ketika Tuhan Yesus menyembuhkan, orang Farisi bukannya melihat siapa yang menyembuhkan, mengapa menyembuhkan, tetapi malah melihat hari apa menyembuhkan. Orang yang terlalu terikat pada hukum, sangat legalis, tidak akan melihat kuasa Tuhan, keindahan Injil, dan kemuliaan Kristus.

Tetapi ada seorang Farisi, yaitu Nikodemus, yang berbeda. Setelah ia melihat Tuhan Yesus melakukan mujizat di Yerusalem, ia datang kepada Yesus. Yang ia tahu Yesus tahu, tetapi yang Yesus tahu ia tidak tahu. Yesus memiliki kelebihan yang harus ia akui. Sangat mungkin Nikodemus lebih tua dari Tuhan Yesus, tetapi ia rendah hati dan tidak membanggakan kelebihan diri. Tidak mudah seorang rabi mengakui orang lain sebagai rabi, apalagi jika ia merasa memiliki banyak keunggulan akademis, sementara Tuhan Yesus tidak memiliki karier akademis sama sekali. Orang Farisi biasanya sangat menghina orang yang dianggap tidak tahu. Tuhan selalu memberikan kepada kita perkecualian untuk mengoreksi konsep kita yang tidak mau berubah. Jika Singapura memilih orang, pasti ia akan melihat ijazahnya terlebih dahulu. Maka Steve Jobs – pendiri Apple, yang tidak memiliki gelar akademik, tetapi ia mengubah seluruh dunia dengan teknologi – jika dibandingkan dengan semua profesor dan puluhan Ph.D. di seluruh dunia, akan dianggap tidak berpengetahuan. Demikian juga Bill Gates, pembuat Microsoft, adalah orang yang putus sekolah di universitas. Ia bukan profesor atau doktor. Tuhan terkadang memakai orang-orang untuk mengingatkan kita agar kita tidak terlalu kaku dan diikat oleh berbagai peraturan, tradisi, dan akademis yang mati.

Kita bersyukur kepada Tuhan, Yesus di dunia berbeda dari semua jalur akademik. Ia memilih orang-orang Galilea yang tidak berpengetahuan dan memiliki studi akademis tinggi. Petrus, Yohanes, Yakobus adalah nelayan biasa. Tetapi bedanya, mereka memiliki kebijaksanaan dari Tuhan, yang akhirnya memutarbalikkan dunia melalui kebijaksanaan sorgawi yang lebih tinggi dari semua kebijaksanaan akademik. Ini dilihat oleh Nikodemus. Ia berkata kepada Tuhan Yesus, “Mujizat-mujizat yang Engkau lakukan, tidak mungkin dilakukan jika Allah tidak menyertainya.” Di situ ia mulai menjadi murid. Jika kita bisa melihat semua kelebihan orang lain, meskipun orang itu lebih muda, engkau akan menjadi bijaksana. Yesus berkata, “Yang dilahirkan oleh daging itu daging; yang dilahirkan oleh Roh itu roh.” Yesus memisahkan kedua hal ini. Ia memberikan wawasan baru, “Engkau berkata tentang dilahirkan di dunia ini, Aku berbicara tentang kelahiran dari atas.”

Di antara 7 miliar manusia masa kini, ada yang milik Tuhan dan akan dibawa ke sorga; ada yang dari dunia dan akan binasa beserta dunia ini. Apa yang Tuhan Yesus katakan bersifat qualitative different (berbeda secara kualitas) dengan siapapun juga, karena yang Yesus katakan adalah firman Tuhan, bukan firman manusia. Firman manusia mengandung warna duniawi, keterbatasan, wawasan, keterikatan dengan waktu dan wilayah ciptaan. Perkataan Yesus adalah perkataan Allah yang berwarna sorgawi, berwawasan Tuhan dan tidak terikat dengan segala keterbatasan ciptaan.

Ayat 10 sangat indah dan satu-satu kalinya muncul. Diungkapkan tentang kepemilikan bersama. “Mereka adalah milik-Mu; milik-Mu adalah milik-Ku dan milik-Ku adalah milik-Mu.” Tentang masalah kepemilikan ini, secara logika terbagi menjadi 4 macam orang:

  1. milikku-milikku, milikmu-milikmu. Ini adalah orang biasa pada umumnya. Dalam hal ini, semua kepemilikan dilindungi hukum. Ini adalah dasar hukum seluruh dunia, yang dimulai dari Sepuluh Hukum dari Musa. Dengan demikian ada perlindungan kepemilikan pribadi.
  2. milikku-milikmu, milikmu-milikmu. Ini adalah orang yang terlalu baik. Di sini seseorang rela mengorbankan diri bagi orang lain, bahkan berani memberikan seluruh dirinya untuk orang lain. Inilah hidup Tuhan Yesus. Ia turun dari sorga menjadi teladan bagaimana menyerahkan diri, mengorbankan jiwa, mengalirkan darah, memberikan hidup menjadi tebusan bagi orang lain. Etika dimulai dari Allah mengirim Anak-Nya turun ke dunia, memberi teladan dan mengubah seluruh sistem dan menggugah manusia. Semua milik kita sebenarnya adalah milik Tuhan yang Dia relakan untuk dijadikan milik kita.
  3. milikmu-milikku, milikku-milikmu. Ini boleh ada di dalam kasih, pernikahan, dan persatuan yang paling murni. Ketika engkau menikah, ketika engkau begitu mengasihi pasanganmu, engkau berkata, “Tubuhmu milikku, dan tubuhku milikmu.” Cinta kasih tertinggi adalah aku milikmu, engkau milikku. Ini persatuan cinta kasih murni, sehingga hidup mulai belajar bersatu dalam cinta kasih. Pernikahan adalah hal paling indah di dunia, karena di situ kita belajar “aku milikmu dan engkau milikku”. Ini merupakan rahasia besar, yaitu hubungan antara Kristus dan jemaat-Nya, kiranya ini juga menggambarkan relasi antara Allah dan Gereja-Nya yang bisa begitu indah. Ketiga Pribadi Allah saling memiliki, bersatu, dan merupakan komunitas paling sempurna, utuh, sehingga menjadi teladan sempurna. Ia menciptakan Gereja, supaya Gereja juga menikmati persekutuan seperti ini. Di dalam Gereja orang belajar bersatu, saling berkorban, penuh cinta kasih, saling memiliki. Ini yang kita kenal sebagai union with Christ. Masyarakat manusia tidak beres, kecuali belajar dari persekutuan Bapa dan Anak. “Kasihilah musuhmu, berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Ajaran ini bukan dari Confusius, Buddha, Islam, tetapi dari Kristus. Anda bisa mirip Kristus, tetapi mereka tidak bisa melakukan seperti yang Kristus teladankan. Di kayu salib Tuhan Yesus berkata, “Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Di sini kita belajar memberikan diri kita bagi orang lain. Milikku adalah milikmu dan milikmu adalah milikku.
  4. milikku-milikku, milikmu-milikku. Ini adalah orang serakah dan perampok. Ketika seseorang merampok, ia berpikir, milikku adalah milikku, tetapi milikmu juga milikku. Kita tidak boleh mengikuti mentalitas seperti ini. Tuhan Yesus berkata, “Mereka yang Engkau berikan kepada-Ku,” menunjuk kepada satu kelompok orang yang disebut “mereka” yang Allah berikan kepada Yesus, yang mengerti bagaimana hidup memuliakan Allah. Mereka melihat kemuliaan Tuhan, melihat pengorbanan Kristus, dan melihat teladan kehidupan Kristus. Mari kita belajar menjadi orang-orang yang memuliakan Tuhan. Setelah kita melihat kemuliaan Tuhan di dalam Kristus, maka kita bersedia memuliakan, merefleksikan, mewakili, dan memaparkan kemuliaan-Nya kepada orang lain.

Dari keempat jenis kepemilikan ini, kita baru tahu seorang baik atau jahat. Pasal 17 ini begitu manis dan begitu agung untuk membawa kita masuk ke dalam persekutuan bagaimana Kristus dipersatukan dengan Bapa, dan bagaimana kita memiliki persatuan dengan Kristus. Inilah keindahan yang membuat kita lebih menikmati hidup dan bersekutu di dalam Kristus. Lalu, kehidupan yang limpah, buah, dan kemuliaan mulai tampak ketika kita memuliakan Juruselamat kita melalui kehidupan kita. Selesainya Yohanes 17 mengakhiri pembicaraan kepada manusia, pasal 18 ke belakang sudah membicarakan bagaimana Yesus ditangkap dan dibunuh. Pasal-pasal selanjutnya memperlihatkan seluruh gambaran Mesias yang turun dari sorga ke dunia dan digantung di kayu salib karena mencintai engkau dan saya. Kiranya hal ini menyadarkan kita bagaimana kita hidup makin mengasihi Allah dan makin melayani Dia. Amin.

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/dilahirkan-dari-tuhan-atau-dari-dunia-bagian-1?