Ada imej negatif seputar atlet basket yang dianggap cuma modal otot atau fisik. Inilah imej yang berusaha Pelatih Carter hilangkan dari benak anak-anak didiknya. Ken Carter adalah pelatih basket yang memiliki visi yang cukup berbeda dari pelatih lainnya. Dia menginginkan anak didiknya untuk memiliki hidup yang seimbang baik dalam olahraga maupun secara akademik.

Carter mendapat kepercayaan untuk melatih basket di sekolahnya dulu, Richmond. Sejak kedatangannya, Carter membawa hal baru dalam model pelatihan basket. Carter yang selalu melatih dalam tampilan jas dan dasi rapinya menekankan ‘rasa hormat’ dan pentingnya keseimbangan baik dalam olahraga maupun akademik.

Carter menekankan anak didiknya untuk mencapai nilai standar IPK 2,3 untuk bisa masuk dan bermain di dalam timnya. Awalnya idenya ini ditertawakan oleh rekan-rekan kerjanya yang menganggap tugas Carter hanyalah melatih basket, bukannya mencampuri urusan akademik anak didiknya.

Ketika anak didiknya tidak mampu mencapai standar itu, tidak segan Carter membatalkan beberapa pertandingan basket sebagai peringatan. Hal ini menarik perhatian media setempat. Tak ayal, jurnalis baik tulis maupun elektronik memadati sekolah Richmond untuk meminta penjelasan pelatih nyentrik ini.

Untungnya, usaha Carter tidak sia-sia. Berkat ketetapan hati dan visinya, anak-anak didiknya tidak hanya sukses dalam pertandingan basket yang mereka mainkan, namun juga mendapat berbagai beasiswa yang memungkinkan mereka meneruskan pendidikan ke bangku kuliah.

Dari kisah Carter, kita bisa belajar bahwa kita dapat melakukan perubahan dimulai dari lingkungan sekitar kita, baik keluarga, sekolah, ataupun tempat kerja. Yang kita perlukan adalah ketetapan hati dan keteguhan untuk menjalankan visi kita demi meraih hidup yang lebih baik.

Sumber : https://gemintang.com/kisah-sukses-motivasi-inspirasi/pelatih-kehidupan/