NAMANYA juga orang baru, sudah tentu banyak hal yang dia tidak tahu. Seorang manajer baru masuk kantor tepat di hari pertamanya. Bukan sambutan hangat yang dia terima, tapi masalah yang dia dapat. Pagi-pagi sekali, saat hendak membuang hajat ke jamban, dia langsung dikejutkan oleh air yang menggenang hingga ke lantai.
Si manajer baru yang ternyata polos, tidak bisa berbuat banyak. Dia langsung balik kanan dan masuk ke kamar direktur utama. Hmm, tentu saja aneh bin ajaib. Coba tebak apa yang akan dia lakukan? Sekedar menyapa sang bos lalu basa-basi sebentar, atau hal yang ingin dia sampaikan?
Ternyata nomor dua yang diambil. Namun sungguh di luar dugaan. Kepada direktur utama, orang paling tinggi jabatannya di Perfect Courier di Brooklyn, New York, si manajer baru melaporkan soal toilet bocor tersebut. Kepada Norm Brodsky, Direktur Utama perusahaan itu, si manajer bertanya apa yang harus dilakukannya dan siapakah yang harus bertanggung jawab dengan masalah tersebut. Naif sekali memang, tapi itulah yang terjadi.
Mendapat laporan dari orang baru itu, Brodsky segera berdiri. Dia bergegas menuju gudang, mengambil lap dan ember dan masuk ke kamar mandi. Si manajer lugu itu mengikutinya. Brodsky pun berlaku sebagai petugas kebersihan. Dia mulai membersihkan toilet yang bocor tanpa memperhatikan sang manajer baru yang melihat dengan penuh kebingungan. Setelah selesai, Brodsky pun buka suara. ”Itulah yang harus kita lakukan di sini jika toilet banjir. Lain kali, kamu harus melakukannya sendiri,” ujarnya. Lembut sekali, namun terasa menohok di dada.
Inisiatif, kata yang sangat akrab di telinga. Di kala semua pintu sudah tertutup, pada saat itulah inisiatif dibutuhkan. Seekor tikus yang dikejar kucing dapat lolos karena si tikus mampu mendapatkan jalan yang tak pernah diduga. Satu lubang kecil dia temukan ketika semua jalan sudah tertutup. Lewat lubang itulah dia terselamatkan. Insting, naluri, bisa jadi berdekatan dengan inisiatif.
Semestinya si manajer itu punya akal atau cara lain untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Insting atau nalurinya harus dipakai untuk sekadar mengepel dan membersihkan lantai, tapi nyatanya dia langsung mengalami kebuntuan. Akibatnya, si direktur pun jengkel berat.
Untunglah manajer seperti itu hanya ada di Amerika Serikat. Di negeri sendiri, justru kita bernafas lega. Di Belitung Timur, ada orang namanya Basuki Tjahaya Purnama. Sehari-hari dia dipanggil Ahok. Dia bukanlah orang sembarangan di tempat itu. Jabatannya Bupati alias Kepada Daerah Tingkat II, untuk periode 2005-2010.
Ahok teramat istimewa. Ketika daerahnya tak memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhannya, dia tidak lantas mentok akal lalu mengadu pada pemimpin yang lebih tinggi. Tahu apa yang dilakukannya? Pendidikan di daerahnya, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, dia bebaskan dari biaya alias gratis.
Dari mana dia mendapatkan biaya untuk itu? Ini yang luar biasa. Ahok melakukan inisiatif yang sesungguhnya. Dia memotong tunjangan jabatannya. Inisiatif lainnya dia berunding dengan para guru. Hasilnya, dana bantuan operasional sekolah alias BOS dipakainya tidak lagi untuk memperbaiki pagar sekolah tapi dialihkan membiayai pendidikan gratis tersebut.
Kreativitas atau inisiatif pun dilakukan di bidang kesehatan. Lagi-lagi, Ahok memotong sebagian besar tunjangan jabatannya. Orang menjadi sakit karena dia tidak memiliki cukup untuk mencapai standar hidup sehat. Itulah yang ada di kepalanya. Nah, karena itu pula yang menyebabkan para pasien tak bisa datang ke dokter.
Dia pun membebaskan biaya pengobatan pada warganya, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit di Pangkal Pinang, Ibu Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dengan cara itu, pasien puskemas meningkat sampai 300 persen dari 20 orang menjadi 60 orang per hari.
Dua cerita itu jelaslah betapa inisiatif merupakan hal penting bagi siapa pun dan di mana pun. Inisiatif yang keluar dari tindakan seseorang akan menentukan kualitas manusia itu sendiri. Alangkah kacaunya bila semua keputusan, apalagi dalam sebuah keadaan yang genting, harus menunggu perintah dari atasan, dengan alasan tidakingin dianggap salah.
Dalam pekerjaan dan kehidupan yang kita jalani, diperlukan tindakan inisiatif. Inisiatif perlu dilakukan tanpa harus menunggu dahulu apa yang harus dilakukan dan siapa yang harus melakukan. Pada akhirnya, apa pun inisiatif yang dilakukan seseorang, akan sangat berguna bagi kebanyakan orang lain. Sekecil apa pun tindakan yang dilakukan, sudah jelas akan menghasilkan manfaat yang luar biasa. Selain itu, dengan berinisiatif, menunjukkan sebuah keberanian untuk bertindak.
Sumber : https://imampriestian.blogspot.com/2013/01/inisiatif.html