Firman : 1 Yohanes 2 : 18 -23

Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran. Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.

Di dalam dunia ini telah dilahirkan bermilyar-milyar manusia, sejak Adam diciptakan sampai pada akhir zaman. Tetapi semua manusia ini hanya tergolong ke dalam dua macam saja: macam pertama adalah yang hidup dengan tidak ada kekekalan, macam yang kedua adalah yang hidup yang kekal bersama dengan Tuhan. Sifat kekekalan diberikan kepada manusia menjadi salah satu sifat di antara semua sifat yang secara kolektif disebut sebagai peta dan teladan Allah. Manusia dicipta menurut peta dan teladan Allah (Kej 1:26), manusia diberikan sifat-sifat yang tidak ada pada mahluk yang lain, manusia adalah satu-satunya mahluk yang bisa berlogika, yang mempunyai tuntutan moralitas, yang mempunyai perasaaan akan perlunya agama, yang bisa berhumor, dan bisa mengutarakan suka cita dengan pengertian kebenaran. Manusia adalah satu-satunya mahluk yang mempunyai sifat moral dan sifat yang menuju kepada tanggung jawab terhadap kekekalan.

Itulah sebabnya manusia mempunyai peta dan teladan Allah. Sifat kekekalan yang tadinya hanya ada pada Tuhan Allah sendiri, diberikan Tuhan kepada manusia, sehingga manusia mempunyai sifat kekekalan. Tetapi sifat kekekalan jikalau tidak digabung dengan hidup dalam Tuhan Allah, maka manusia akan mengalami kematian selama-lamanya.

Kematian di dalam Alkitab berarti terpisahnya kita daripada sumber hidup. Kematian jangan hanya dimengerti sebagai kematian tubuh dan berhenti hidup di dunia saja. Alkitab mengatakan ada kematian rohani, kematian jasmaniah, dan kematian secara putus hubungan. Ketika Tuhan berkata kepada Adam dan Hawa (Kej 2:17), “sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Tetapi pada saat itu, Adam masih hidup sampai 900 tahun. Maka dalam Alkitab, kita melihat kematian tidak bisa dimengerti sebagai waktu berhentinya fungsi dari organ-organ dalam tubuh manusia. Kematian itu diartikan sebagai perpisahan dengan Tuhan yang adalah sumber hidup. Meskipun Adam masih hidup sampai 900 tahun, namun Adam hidup dalam kematian, dalam perpisahan dengan sumber hidup itu sendiri. Itu sebab, hidup tanpa bergabung dengan sumber hidup adalah hidup yang secara status sudah mati dan hidup yang secara kondisi menuju kepada kematian yang lain. Dari sini kita melihat kematian mempunyai tiga tahap:

  1. Terpisah dari Tuhan Allah,
  2. Robohnya tubuh yang bersifat jasmani,
  3. Selama-lamanya tidak ada hidup kekal dari Tuhan, dan dilempar ke dalam neraka.

Dengan pengertian ini, maka manusia hanya dibagi menjadi dua golongan: sebagian akan mati menuju neraka, dan sebagian lainnya menanti perjanjian Allah: untuk menerima hidup kekal yang dikaruniakan di dalam Yesus Kristus. Dengan demikian, di dalam Kristus atau di dalam Adam, di dalam kebenaran atau di dalam dosa, di dalam hidup atau di dalam kematian, inilah wilayah yang memisahkan eksistensi manusia. Kalau manusia tidak di dalam Kristus, maka dia ada di dalam Adam. Kalau manusia tidak di dalam hidup Tuhan Allah, maka dia berada di dalam kematian yang menuju kepada neraka.

Dalam 1 Yoh 2: 17 di katakan bahwa “dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” Mengapa di dalam ayat ini, khusus digunakan kata “melakukan”, bukankah dengan melalui iman kita mendapatkan hidup yang kekal (seperti di dalam Yoh 3:16 dan 1 Yoh 5)?

Apakah di sini ada pertentangan antara dengan iman atau dengan perbuatan kita mendapatkan hidup kekal? Tidak, tidak ada pertentangan, karena kedua hal ini adalah berkait satu dengan yang lainnya. Di dalam Yakobus 2:17, dikatakan bahwa iman tanpa kelakuan adalah mati adanya. Seperti tubuh tanpa jiwa, menjadi mayat dan mati adanya. Sehingga apa yang dijelaskan oleh Paulus (Roma 3:21-31) dengan iman kita dibenarkan dan apa yang dijelaskan oleh Yakobus, dengan kelakuan kita diselamatkan. Keduanya cocok menjadi satu, karena iman menunjukkan reaksi kita terhadap anugerah Tuhan, di hadapan Allah; tetapi kelakuan menyatakan sesuatu keberhasilan kita yang beriman, yang bisa dilihat oleh manusia. Sehingga Allah melihat iman kita, dan melalui iman kepada Kristus, Allah memberikan hidup yang kekal; tetapi manusia melihat iman kita hanya melalui perbuatan, membuktikan bahwa kita adalah orang yang beriman dengan sungguh-sungguh. Itu sebab, baik Yesus Kristus, baik Paulus, baik Yakobus, baik Yohanes, sama-sama tidak ada kontradiksi satu dengan yang lainnya.

Yesus Kristus berkata kepada kita (Mat 7:24), bahwa “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu”. Dan siapakah yang didirikan di atas batu karang? Mereka adalah yang melakukan kehendak-Nya. Yesus juga berkata (Mat 7:22) “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?” Ini adalah orang-orang yang menganggap hal-hal itu sebagai tandanya iman rasuli, tetapi ajaran Reformed tidaklah demikian.

Gereja yang sejati yang mewarisi, memelihara, dan setia sampai mati terhadap ajaran-ajaran rasul (apostolic creed). Tetapi orang-orang Pentakosta dan Karismatik, mengenal ajaran rasuli sebagai: mujizat, kesembuhan, melakukan hal-hal mengusir setan dan berkarunia lidah. Menurut mereka, ini adalah apostolic faith. Sejak peristiwa Pentakosta oleh satu orang di Topeka, USA tahun 1901, kemudian Azusa Street Revival di Los Angeles tahun 1906, sampai  tahun 1989, Dr Peter Wagner mengumumkan ini adalah suatu pertumbuhan Gereja yang paling cepat, karena dari satu orang menjadi 238 juta manusia. Ini kelihatannya luar biasa, tetapi yang disebut oleh Pentakosta dan Karismatik sebagai apostolic adalah kuasa mujizat, kuasa kesembuhan, mengusir setan dan karunia lidah. Menurut mereka, gereja yang mempunyai tanda-tanda ini mewarisi kuasa yang dipunyai rasul-rasul. Tetapi bagi orang Reformed, apostolic faith adalah adalah kepercayaan di dalam tradisi ortodoks.

Karena selanjutnya dalam Mat 7:23, Yesus justru menyatakan “Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu? Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan.” Ini adalah suatu ayat yang menakutkan karena ternyata orang yang bisa melakukan mujizat, kesembuhan, mengusir setan dan berkarunia lidah ternyata tidak pernah dikenal oleh Yesus Kristus. Ini merupakan suatu teka-teki yang besar.

Jawabannya adalah karena mereka melakukan kejahatan. Memang melakukan mujizat, kesembuhan, mengusir setan dan berkarunia lidah bukan suatu kejahatan. Namun kelakuan mereka belum pernah menyatakan bahwa mereka beriman sejati kepada Tuhan. Tetapi bagaimanakah orang yang mempunyai kelakuan yang tidak baik bisa melakukan mujizat, kesembuhan mengusir setan dan berkarunia roh? Ini menjadi pertanyaan yang lebih besar lagi.

Jikalau orang bisa mengusir setan, umumnya dia mendapat kuasa dari Roh-Kudus; jikalau orang bisa menyembuhkan orang sakit, umumnya mereka dianggap beriman besar kepada Tuhan; jika mereka bisa berkarunia lidah, umumnya mereka dianggap dia sudah menerima baptisan Roh-Kudus. Karena ini adalah tanda-tanda bahwa Tuhan menyertai mereka. Tetapi justru kita jangan lupa, ada kemungkinan orang yang melakukan tanda-tanda ini dengan sukses, tetapi dalam dirinya sendiri tidak mengenal Tuhan.

Begitu banyak orang yang tidak pernah berpikir tuntas dan memiliki pengertian yang konsisten tentang hal ini. Mengapa terhadap orang-orang yang melakukan tanda-tanda ini Tuhan mengatakan, “Aku tidak pernah mengenal engkau?”

Jadi orang-orang semacam ini hidupnya jahat, kelakuannya tidak beres, tetapi waktu mereka memakai nama Tuhan dalam melakukan tanda-tanda ini, sepertinya mereka berhasil. Mungkin tidak orang yang hidupnya tidak beres tetapi khotbahnya beres; mungkin tidak ada orang yang hidupnya tidak beres, tetapi pelayanannya baik? Kalau orang-orang itu hidupnya tidak beres, dan kita menerima pelayanan mereka, apakah kita masih dapat berkat atau tidak? Apakah tanda-tanda itu menyatakan bahwa Tuhan menyertai pelayanan mereka? Atau apakah pelayanan dan kelakuan adalah sesuatu yang tidak berkaitan? Di dalam Mat 7:22, kita melihat Yesus betul mengaku bahwa mereka sudah melakukan mujizat, dan anggaplah mereka itu bukan bohong karena jikalau berbohong, bagaimana mungkin mereka berani mengatakan hal-itu di hadapan Yesus?

Ini adalah masalah yang serius, itu sebab pada abad ke-4 pernah terjadi perdebatan besar. Waktu itu ada pendeta-pendeta yang pernah ketakutan di dalam penganiayaan sehingga mereka pernah menyangkal nama Tuhan. Tetapi setelah penganiayaan itu selesai, mereka kembali naik mimbar dan berkhotbah. Maka ada anggota-anggota gereja yang marah, dan mereka tidak pernah mau percaya lagi kepada pendeta-pendeta tersebut dan menarik kembali baptisan yang pernah dilakukan oleh pendeta semacam ini. Jika pendeta yang melakukan segala sakramen dengan baik, tetapi hidupnya pernah menyeleweng, apakah sakramen yang dilakukannya masih berlaku? Saat itu, Agustinus harus membereskan, apakah Sakramen masih berlaku jika sakramen itu dilakukan oleh pendeta yang kelakuannya tidak beres. Ini adalah perdebatan teologis.

Jawabannya adalah sakramen yang dikerjakan adalah pekerjaan Tuhan, sedangkan perbuatan yang tidak beres merupakan kerusakan pribadi. Saya berpendapat sampai hari ini, bahwa sakramen semacam itu tetap harus diragukan sebagian, karena Tuhan ingin memakai orang yang hidupnya suci. Lalu ayat Alkitab yang mana yang dapat kita gunakan untuk tidak menggabungkan kedua hal itu?

Dalam Mat 23:2-3 Yesus mengatakan “Ahli-ahli Turat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.” Di situ Yesus memisahkan yang dia ajarkan itu Taurat yang merupakan kebenaran, namun perlakuan mereka itu bukan kebenaran. Berarti waktu seorang yang tidak beres, melakukan hal yang beres, yang dilakukan itu adalah berdasarkan Firman yang diwahyukan, dan bukan berdasarkan perkataan yang keluar dari mulut mereka.

Maka Agustinus mengambil keputusan bahwa sakramen yang dilakukan pendeta yang tidak beres, tetap sakramen dari Tuhan yang harus kita terima keabsahannya. Keabsahan itu tidak bisa ditolak tetapi perlakuan pendeta-pendeta tersebut tidak bisa diterima. Tuhan dapat memakai seorang yang bukan Kristen untuk menyatakan suatu ayat yang dapat menggerakkan orang lain untuk bertobat kepada Kristus. Firman itu tetap akan berkuasa untuk menyatakan kuasa Tuhan, tanpa dipengaruhi oleh siapa yang berbicara. Namun, jika kita mengetahui perilaku orang itu, kita bisa tidak lagi menghormati dia termasuk segala apa yang ia katakan. Tetapi jika mendengarkan Firman dari orang yang hidupnya suci, kita akan dengan lebih mudah tergerak oleh Firman tersebut.

Sebab manusia melihat hal-hal lahiriah berbeda dengan Tuhan Allah yang melihat batiniah. Dengan konklusi seperti ini kita kembali kepada Alkitab, di mana Yesus berkata kepada orang yang melakukan tanda-tanda tersebut tetapi tidak mengenal mereka. Mungkin saja orang yang tidak diselamatkan ikut melayani; mungkin saja orang yang tidak diselamatkan bisa berkhotbah dengan baik. Darwin dan Nietzsche, pernah sekolah teologi, dan banyak pendeta-pendeta sekarang yang terkenal, namun tidak mau sekolah teologi. Pendeta-pendeta semacam ini mencomot ayat-ayat Alkitab, khotbah seolah-olah dengan kuasa besar, dan ada orang-orang yang juga mendapat pertolongan. Sehingga kita selalu dikacaukan oleh fenomena yang tidak mempunyai suatu prinsip yang total.

Sehingga kecuali kita belajar Firman dengan baik-baik, kita akan sulit membedakan siapa hamba Tuhan dan siapa hamba hantu.  Itu sebab di antara kita ada antikristus seperti yang disampaikan pada 1 Yoh 2:18,  “Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus”. Antikristus yang satu, yang utama itu akan muncul pada akhir zaman, namun sebelumnya akan ada banyak perintis-perintis yang kecil, yang diutus untuk mengacaukan Gereja. Antikristus kadang-kadang menyebut diri Kristus, maka Yesus mengatakan dalam Mat 24:23 “Jikalau ada orang yang mengatakan Kristus ada di sini, Kristus ada di sana, jangan kau percaya.”

Bagaimana kita bisa membedakan mana yang beres dan mana yang tidak beres? Ada tanda-tanda dan syarat-syarat yang paling penting untuk membedakannya. Antikristus tidak mengakui Yesus sebagai Kristus, antikristus tidak mengakui Yesus sebagai Anak Allah. Dalam pasal-pasal 1 Yohanes selanjutnya, khususnya pasal 4 ,Yohanes menyatakan bahwa antikristus  tidak mengakui Yesus pernah datang melalui inkarnasi (1 Yoh 4:2).

Jadi di sini Yohanes mulai memikirkan suatu kerangka yang besar untuk melawan suatu zaman, yaitu zaman Gnostisisme. Zaman Gnostisisme kira-kira dimulai dari pertengahan abad pertama sampai akhir abad kedua masehi. Pengaruh Gnostisisme yang paling kuat adalah kira kira dari pertengahan abad pertama sampai awal abad ke dua. Dan pada waktu inilah, rasul-rasul masih hidup.

Gnostisisme menjadi suatu teologi yang paling disukai cendekiawan pada saat itu. Gnostisisme mengajarkan ada keselamatan tetapi bukan melalui darah Yesus Kristus. Ada keselamatan, tetapi bukan melalui inkarnasi. Gnostisisme menganggap bahwa Keselamatan diturunkan melalui suatu unsur suci yang diturunkan oleh Allah kepada orang-orang yang disukai oleh-Nya. Dan kepada orang-orang ini, Allah memberkati mereka dengan pengetahuan, dan hasil daripada pengetahuan ini, mengakibatkan orang-orang tersebut diselamatkan. Salvation by the knowledge, and the knowledge from the holy essence from Heaven. Istilah Gnosti sendiri dalam bahasa Grika berarti “mengetahui”.

Di dalam Gnostisisme, orang percaya bahwa roh itu baik adanya, sedangkan materi selalu jahat adanya dan manusia terjepit dalam dua hal ini. Gnostisisme mau menggunakan dikotomi pengertian tentang alam semesta untuk menginterpretasikan pertarungan antara tubuh dan jiwa manusia. Gnostisisme menganggap bahwa karena tubuh itu selalu jahat, maka Yesus itu tidak mungkin mempunyai tubuh, maka mereka tidak mempercayai inkarnasi Kristus, sekaligus juga tidak percaya akan penyaliban Kristus di atas kayu salib. Maka ajaran Gnostisisme bertentangan 100% dengan ajaran Alkitab.

Itu sebab, Yohanes diberikan umur panjang lebih daripada rasul-rasul lain, untuk berperang melawan Gnostisisme. Pada zaman Kaisar Nero, rasul-rasul seperti Petrus dan Paulus, satu demi satu meninggal dunia, maka di dunia barat tidak ada rasul yang boleh terus berperang kecuali Yohanes. Yohanes sudah divonis untuk dibunuh dengan digoreng di dalam minyak yang mendidih. Namun ada seorang Romawi yang berpangkat tinggi yang tidak setuju dia digoreng, maka dia mengusulkan supaya Yohanes dibuang saja di pulau Patmos untuk disiksa di pulau yang kecil itu. Di situlah Tuhan menyatakan hari-hari terakhir dunia yaitu dalam kitab Wahyu.

Yohanes di masa tuanya dia melihat apa yang sudah dirasakan oleh Paulus namun belum dipraktekkan dengan sungguh-sungguh. Sebab dalam Kolose, Paulus juga sudah bicara tentang kesalahan-kesalahan Gnostisisme, tetapi tidak sesengit seperti yang ditulis oleh Yohanes, di dalam 1 Yohanes, yang merupakan surat yang penting dalam melawan Gnostisisme. Perlawanan kepada Gnostisisme memuncak pada 1 Yohanes pasal 4, yang berbicara tentang antikristus yang tidak percaya kepada inkarnasi.

Pada setiap perayaan Natal, kita telah memakai peristiwa Natal, sebagai kesempatan untuk membicarakan tentang doktrin inkarnasi. God became man, God was made flesh, God came to His created human society, God is among us. Tuhan berada di antara kita, Tuhan menjadi manusia, Tuhan hidup sebagai manusia. Ajaran Gnostisisme mengatakan bahwa jika tubuh ini adalah jahat, maka Yesus bukanlah suci melainkan yang berdosa, jikalau Yesus menjadi daging maka dia berdosa seperti saudara dan saya. Tetapi jika Yesus berdosa di dalam daging, maka tak mungkin Dia menjadi Juruselamat manusia. Karena itu, Yohanes melawan ajaran ini mati-matian.

Jika Paulus melawan orang Yahudi yang menekankan Taurat, maka Yohanes melawan orang Kristen yang ditipu oleh Gnostisisme. 1 Yoh 2:18 mengatakan “Banyak antikristus sudah datang”, ini menyatakan pemimpin antikristus itu mengutus bawahannya untuk merintis. Setan itu hanya satu, tetapi setan-setan itu banyak. Setan itu cuma satu, yaitu pelawan terhadap kehendak Allah di dalam kekekalan. Tetapi roh-roh jahat yang diutus oleh Setan itu banyak sekali. Setan itu asalnya penghulu malaikat, dan pada waktu Allah memerintahkan seluruh malaikat untuk menyembah Kristus, maka Setan menolak karena dia berambisi untuk merebut kedudukan yang paling tinggi, timbullah iri hati dan pemberontakan. Penghulu malaikat sekarang menjadi pelawan Tuhan, maka Allah memberikan sebutan Setan kepada penghulu malaikat itu. Istilah “Setan” berarti penantang, pemberontak, dan pelawan.

Maka Setan diturunkan dan dicampakkan ke atas bumi. Di tengah-tengah angkasa, dia mulai membuat kerajaannya sendiri. Dan saat itu, penghulu malaikat, mendapatkan simpati dari bawahan-bawahannya. Sehingga Setan itu satu dan roh-roh jahat itu banyak. Roh-roh jahat itu adalah malaikat-malaikat lain yang mengikuti penghulu malaikat tersebut.

Kalau ada orang yang melawan engkau, jangan kecewa, karena Tuhanpun ada yang melawan-Nya. Tuhanpun tidak memiliki hak supaya ada orang yang tidak melawan Dia. Tuhan juga mengizinkan ada orang yang melawan Dia. Kong Hu Cu mengatakan bahwa di atas 60 tahun, orang kupingnya lurus, jadi kalau ada yang mengkritik, maka tidak gampang dirangsang. Waktu Tuhan dilawan oleh yang Dia ciptakan, Dia memanggil pihak pemberontak tersebut sebagai Setan. Tuhan membiarkan Setan memberontak semaunya sendiri, tetapi hukuman pasti datang.

Sejarah itu linear, waktu berjalan terus sampai titik terakhir. Orang Kristen mempunyai doktrin eskatologi mengenai hari Kiamat. Eskatologi hanya ada pada Alkitab. Sedangkan di dalam orang Grika waktu bersifat siklus, di dalam orang India, waktu bersifat siklus, di dalam ajaran orang Tionghoa, waktu bersifat siklus. Hanya Alkitab yang mengatakan bahwa titik permulaan (penciptaan) ditentukan oleh Tuhan, titik akhir (penghakiman) ditentukan oleh Tuhan. Sokrates sendiri percaya apa yang diajarkan oleh Pitagoras, dan Pitagoras sendiri percaya apa yang diajarkan oleh Upanishads (Hindu). Mereka percaya bahwa waktu itu berputar-putar terus, sehingga menghasilkan konsep reinkarnasi. Bahkan filsuf yang pintar sekali seperti Sokrates tidak bisa lepas dari konsep siklus waktu. Sampai datangnya Agustinus, barulah orang-orang mengerti bahwa titik awal adalah penciptaan dan titik akhir adalah penghakiman Tuhan. Di antara titik awal dan titik akhir itu adalah suatu garis lurus yang mengandung proses sejarah.

Berapakah malaikat-malaikat yang ikut melawan Tuhan bersama penghulu malaikat, yang biasanya disebut Lucifer dalam budaya barat? Di dalam kitab Wahyu dikatakan bahwa jumlahnya adalah sepertiga dari semua malaikat (bandingkan dengan Wahyu 8:12). Angka 1/3 ini adalah angka yang menarik, karena pada suatu perpecahan biasanya, 1/3 keluar dan 2/3 tinggal. Alkitab mengatakan malaikat-malaikat yang jatuh itu seolah-olah bintang di langit 1/3 yang roboh.

Lalu orang-orang yang diselamatkan itu untuk apa? Agustinus mengatakan kita diselamatkan untuk mengganti posisi malaikat yang melawan Tuhan dan melayani Tuhan di dalam kekekalan. Saya tidak mengatakan bahwa ini adalah teologi yang bisa 100% dipertanggungjawabkan di dalam Alkitab. Tetapi kreativitas Agustinus menunjukkan Agustinus adalah seseorang pemikir yang paling pintar di dalam sejarah. Agustinus menjelajah dan menemukan begitu banyak pemikiran yang paling penting yang kemudian menjadi fondasi teologia Reformed. Yang dipilih adalah adalah sama banyaknya dengan yang memberontak kepada Tuhan. Apakah itu Alkitabiah? Secara prinsip bisa dipertanggungjawabkan, namun akurasinya memang perlu dipertanyakan. Prinsip apa yang bisa dipakai untuk menjelaskan hal ini?  Yudas hilang, maka para rasul memilih pengganti Yudas (lihat Kis 1:20-26). Mereka membuang undi dan yang dipilih adalah Matias. Sedangkan Tuhan akhirnya memilih Paulus untuk menjadi rasul bagi orang non-Yahudi (Gentile).

Di dalam Surga terjadi pemberontakan, penghulu malaikat memakai pengaruhnya membawa banyak malaikat , dan kemudian Tuhan mencampakkan mereka dari Surga. Sesudah diturunkan dari Surga, maka mereka berdomisili di angkasa, untuk merintangi orang suci untuk berdoa kepada Tuhan, untuk merintangi anugerah Tuhan yang diturunkan kepada orang pilihan di bumi. Itu sebab, ketika kita berdoa, kita tidak boleh lupa untuk menyebut nama Yesus, karena satu-satunya nama yang menembus seluruh wilayah yang dijajah oleh setan, hanya nama Yesus Kristus.

Pemberontak-penberontak yang begitu banyak ini mempelopori kedatangan antikristus yang satu itu. Friedrich Nietzsche menulis tentang konsep Superman [1] yang adalah kekuatan kolektif semua manusia sehingga tidak lagi memerlukan Tuhan Allah. Superman dalam pikiran Nietzsche adalah representasi dari semua potensi manusia untuk melepaskan diri dari agama dan Allah. Menurut Nietzsche, superman akan datang, tetapi sebelum superman itu datang, ada perintisnya yaitu Nietzsche; seperti Yohanes pembaptis dalam kisah Yesus. Menurut Nietzsche, manusia menghujat Tuhan, ataupun berbuat segala kejahatan itu tidak apa-apa, beyond good and evil itu tidak ada hukumannya. Karena manusia akan menentukan nasib dirinya sendiri seperti Allah. Di Eropa, buku Da Vinci Code malah dikejar-kejar orang, ini menunjukkan orang Kristen sekarang tidak tahu bagaimana membela kebenaran, tetapi hanya bisa mengejek dan menghancurkan kebenaran. Karena apa? Karena antikristus yang banyak sudah datang, yang mengabarkan berita yang bertentangan dengan ajaran rasuli. Melihat segala sesuatu yang terjadi ini, kita harus peka dan selalu membandingkannya dengan Alkitab.

Di dalam Hindu, ada politeisme, orang Israel juga pernah percaya dewa-dewa Dagon dan babel. Baru setelah dibuang ke Babilonia baru orang Israel percaya bahwa Allah itu esa. Tetapi setan-setan juga percaya monoteisme. Jangan kira bahwa jika mengikuti doktrin yang benar, maka seluruhnya benar. Jangan kira jika sudah percaya ajaran yang benar, hidupnya akan benar. Bisa melakukan mujizat, tetapi mungkin disebut orang jahat seperti yang Yesus katakan dalam Mat 7:23.

Setan-setan itu sudah datang. Inilah tandanya bahwa waktu itu adalah waktu terakhir. Tetapi apa arti yang “terakhir”? Istilah hari dalam Alkitab tidak berarti 24 jam saja. Istilah hari dalam Alktab bisa berarti periode ribuan tahun. Pada waktu Alktab mengatakan ini adalah zaman terakhir, itu berarti zaman yang berbeda dengan semua zaman sebelumnya, dan zaman di mana janji Tuhan akan digenapi dan tidak ada ajaran yang baru karena Alkitab sudah lengkap.

Zaman terakhir berarti sudah mulai suatu periode di mana tidak ada lagi wahyu baru. Orang Islam memberikan pengertian tambahan pada kata “terakhir”, yaitu terakhir juga berarti yang terbesar (“No possibility to be surpassed“). Di dalam sejarah wahyu Tuhan, engkau melihat istilah-istilah yang berbeda, dan munculnya peranan-peranan penting di dalam panggung sejarah yang juga berbeda.

Waktu zaman Yesus, roh-roh jahat itu beribu-ribu dan ada di mana-mana. Markus 5:1-13 menceritakan waktu Yesus bertanya kepada seorang yang di Gerasa yang kerasukan setan “Siapa namamu”, dia menjawab “legion”; yang berarti sekelompok setan yang banyak sekali sedang merasuk satu orang. Waktu Yesus mengusir setan-setan itu, roh-roh jahat masuk ke dalam 2000 babi yang kemudian masuk ke dalam jurang.

Di perjanjian lama, jarang ada istilah setan, hanya ada di buku Ayub, dan buku para-nabi. Tetapi zaman Yesus, banyak disebut istilah setan. Berarti proses di mana roh-roh jahat muncul dipanggung sejarah itu berbeda-beda. Zaman terakhir adalah zaman di mana setan-setan mengganggu gugat di mana-mana, menghancurkan, mengacaukan, menyimpang-siurkan ajaran Tuhan. Jangan heran, kalau sekarang banyak ajaran yang simpang-siur, begitu banyak gereja yang tidak bertanggung jawab. Begitu banyak pekerjaan iblis yang tersamar seperti pekerjaan Roh Kudus, yang membuat kita tidak bisa lagi membedakan dengan mudah dan akibatnya banyak orang tertipu. Tetapi Alktab sudah memberikan petunjuk kepada kita, bahwa dengan membuat mujizat bukan berarti sudah dikenal oleh Tuhan, karena dari buahnya kita bisa melihat iman mereka yang sebenarnya.

Adakah roh-roh setan di antara gereja kita? Ada. Tetapi suatu hari, orang yang tidak mau betul-betul beriman kepada Tuhan, dan tidak mau doktrin Kristologi, tidak mau percaya inkarnasi, tidak percaya bahwa Yesus mati dan bangkit, mereka akan keluar dari iman yang kita percaya.

Selanjutnya dalam 1 Yoh 2:19-23 dikatakan bahwa roh pendusta adalah roh yang menipu orang dan membawa orang keluar dari ajaran Kristologi yang benar. Kristus adalah yang menyatakan kebenaran yang paling mutlak, dan mewakili Tuhan Allah di dalam sejarah. Di dalam sepanjang sejarah, kebenaran yang menjadi daging, kebenaran yang berwujud sebagai manusia hanya satu yaitu Kristus. Maka Dia mengatakan (Yoh 14:6) I am the way, I’m the truth and I’m the life. Selain Kristus, tidak ada pendiri agama lainnya yang mengatakan hal yang sama.

Yang mengajarkan sesuatu yang berlawanan dengan ajaran Kristus adalah roh pendusta. Kristus mengatakan Aku dari Bapa, tetapi yang mengatakan Kristus bukan dari Bapa, itu roh setan. Semua ajaran yang tidak mengaku Kristus dari Bapa adalah bukan dari kebenaran. Dan tak mungkin kebenaran berbenturan dengan kebenaran. Kalau ada ajaran, baik dari rasul atau dari malaikat, yang berbeda dengan ajaran oleh Tuhan tentang siapa itu Kristus, dan yang dijelaskan oleh Paulus, itu tidak boleh kita terima.

Orang yang tidak percaya Kristus, mereka dulu pernah di tengah-tengah kita sekarang keluar dari kita, maka Yohanes mengatakan (1 Yoh 2:19) “mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita.” Di sini ditekankan Kristus sebagai kebenaran, dan engkau mengetahui, tidak ada dusta yang keluar dari kebenaran. Semua ajaran yang berlawanan dengan Kristus itu bukan dari Tuhan. Meskipun mereka pernah berada di antara kita, namun akhirnya mereka tidak percaya Kristus dan keluar dari kita, mereka adalah si antikristus.

Mari kita bersukur atas kebenaran yang boleh kita dengar, dan belajar untuk taat kepada pimpinan dan kepada kuasa Roh Kudus. Mari kita terus mencari kekuatan dan bijaksana untuk membedakan yang mana dari Tuhan dan yang mana bukan dari Tuhan, sehingga kita tidak tersandung, dan tidak tersimpang siur, tetapi menjadi bijaksana untuk membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar. Mari kita berusaha untuk memelihara iman kepercayaan yang diturunkan dari para Rasul, dan menjadi orang sungguh-sungguh setia untuk memeliharanya, mampu membedakan ajaran yang salah dari antikristus dan menjadi orang yang berkenan kepada Tuhan.

Ringkasan Khotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong

[1] Thus Spoke Zarathustra, Friedrich Nietzsche
(Diringkas oleh Matias Djunatan | Diperiksa oleh Andy Lasmono)

Sumber : https://griimelbourne.wordpress.com/2014/01/14/ringkasan-29-desember/