Kisah seorang imigran gelap asal Meksiko yang berubah nasib menjadi dokter ahli bedah saraf dan otak ternama di Amerika Serikat. Keputusannya untuk pergi ke AS karena tekanan ekonomi.

Alfredo Quinones-Hinojosa, kelahiran Meksiko 2 Januari 1968, hidup di tengah keluarga yang bukan kelas melarat. Ayahnya, Sostenes Quiñones, punya bengkel mobil di kota kecil 60 km di luar kota Mexicali, ibu kota negara bagian Baja California, Meksiko. Namun nasibnya berubah saat pemerintah Meksiko tahun 1976 melakukan devaluasi mata uang mereka, peso. Ekonomi keluarga jadi berantakan. “Saya sekali waktu pulang dan melihat ayah sedang menangis,” ujar Alfredo.

Untuk mengubah nasib, pada 1987 ia mencoba pergi ke Amerika Serikat (AS). Namun karena prosedurnya sulit, ia terpaksa masuk sebagai imigran gelap. Tiba di San Joaquin Valley, AS, ia bekerja di tanah pertanian di mana sepupu bekerja. Alfredo bekerja sebagai pemetik tomat, brokoli, jagung, anggur, dan sebagainya. Untuk menghemat, upahnya sama sekali tak ia belanjakan. Ia makan dari makanan yang ia petik di kebun. Pakaiannya tak ganti-ganti selama setahun karena cuma satu-satunya.

Setelah beberapa tahun ia pindah ke Stockton, bekerja di perusahaan penambang belerang. Yang membuatnya senang, sambil terus memperdalam bahasa Inggrisnya ia bisa melanjutkan sekolah di malam hari di San Joaquin Delta Community College, Stockton, California. Agar ia bisa sekolah di siang hari ia minta bekerja sift malam. Maka siang hari ia sekolah, malamnya ia bekerja.

Akhirnya ia lulus tahun 1991. Alfredo kemudian melamar ke University of California, Berkeley, dan ternyata diterima di Fakultas Psikologi. Ia kuliah di sana dengan biaya dari beasiswa (bukan beasiswa penuh), pinjaman, sejumlah sumbangan, dan hasil keringatnya sendiri. Sambil kuliah dia tetap bekerja. Agar mendapatkan uang lebih banyak, ia juga jadi asisten beberapa dosen. Sedangkan pekerjaan sampingannya jadi pelayan di toko pakaian.

Meski begitu, di kampus ia termasuk anak pandai. Suatu kali di tahun 1993, mentornya, Hugo Mora, melihat nilai kuliahnya. Kemudian ia bilang kalau dengan nilai yang didapatnya itu Alfredo sangat mungkin bisa mengambil Harvard Medical School. Alfredo kemudian diterima di Harvard Medical School dan selesai tahun 1999. Setelah itu melanjutkan pendidikannya di University of California, San Francisco, California. Siapa sangka, bekas imigran gelap itu kini menjadi salah satu ahli bedah saraf dan otak ternama di AS.

Sumber : https://www.andriewongso.com/articles/details/11543/Imigran-Gelap-Jadi-Ahli-Bedah-Otak