Efesus 2:8-10

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,  itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Kita adalah anak-anak durhaka, anak-anak yang patut dimurkai yang mengikuti segala kemauan nafsu kita karena roh setan yang berada di balik semua itu merangsang kita untuk melakukan segala sesuatu seturut dengan kehendaknya. Maka manusia tidak mempunyai kebebasan yang netral, manusia tidak mungkin mempunyai inisiatif untuk melakukan segala hal yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Namun demikian, anugerah Tuhan tiba di atas diri kita, dengan mengirim Kristus mati di atas kayu salib. Dia membangkitkan kita bahkan mendudukan kita di sorga. Sebab itu, kita mempunyai status yang berlainan dengan orang dunia. Orang dunia hanyut bersama arus dunia ini, tapi kita tidak. Kita berada pada posisi yang lebih tinggi daripada arus yang menghanyutkan. Kita duduk bersama dengan Kristus di sorga, sebab itu, kita berpegang teguh pada pengharapan yang kekal, kita hidup di dunia sebagai wakil sorga, hidup dengan bijaksana kekekalan, hidup berpegang pada pegangan yang tidak berubah sesuai dengan sifat Allah yang tidak berubah. Allah yang duduk di atas tahta-Nya.

Paulus berkata di dalam ayat 6-7, hal ini dinyatakan kepada zaman-zaman yang akan datang. Itu berarti kemenangan orang Kristen atas kesulitan-kesulitan dibunuh dan sebagainya atas arus yang menghanyutkan adalah kemenangan yang terus menerus berbicara kepada zaman-zaman yang akan datang. Di dalam sejarah tidak terdapat kesaksian orang Kristen yang sudah menerima pengajaran seperti ini. Karena mereka sadar, mereka mengerti, mereka bertahan, mereka mengikut Tuhan dengan setia. Maka meskipun mereka dibakar, dibuang ke dalam dapur api, dibuang ke dalam mulut singa, mereka tetap menyatakan kemenangan, dan memuliakan Tuhan dengan iman yang teguh.

Di ayat 8 Paulus berkata, sebab karena kasih karunia, kamu diselamatkan. Istilah kasih karunia di sini berarti anugerah Tuhan. Jika bukan karena anugerah Tuhan, maka tidak ada seorangpun yang mempunyai kelayakan kesempatan, kemungkinan untuk menerima apapun yang berasal dari tangan Tuhan. Anugerah Tuhan diberikan atas kedaulatan Allah, atas bijaksana Allah atas kerelaan kehendak Allah sendiri. Anugerah bukanlah upah. Kita diselamatkan berdasarkan anugerah, berarti bukan karena kita layak, maka saya diselamatkan. Saya tidak layak menerima apapun. Di hadapan Tuhan, kita tidak mempunyai syarat yang cukup, kita tidak mempunyai kemungkinan untuk memperkenankan-Nya. Karena kita adalah pemberontak, kita adalah orang yang berdosa, orang yang jauh dari pada-Nya. Allah disebut sebagai Allah yang berjanji, dan manusia disebut sebagai Adam yang merusak janji.

Apakah sebabnya Allah harus berjanji kepada manusia? Apakah sebabnya Allah harus memberi janji dan menjamin dengan kesetian-Nya? Bukan karena kita mempunyai kebaikan apa-apa, melainkan karena Dia adalah Allah yang mau memberikan anugerah kepada orang yang tidak layak. Alkitab berkata, Tuhanlah yang berjanji, Dialah yang selalu memberikan promise, memberikan nubuat tentang janji yang akan datang. Dia akan mencurahkan anugerah, karena Dia adalah Allah yang berdaulat, yang mau memberikan kemurahan, memberikan berkat kepada kita. Anugerah dan janji yang terbesar yang Dia berikan kepada kita adalah menyelamatkan kita dan memberi hidup yang kekal di dalam Yesus Kristus.

Alkitab mengajarkan dengan jelas, tidak satupun kebajikan yang berasal dari diri kita sendiri. Seorang yang berdosa tidak mungkin mengeluarkan sesuatu yang baik. Segala kebajikan, kebaikan yang berada di dalam diri kita adalah anugerah Tuhan, yang diletakkan di dalam diri kita.

Jika Tuhan sudah memberikan talenta, maka waktu kita kembali kepada-Nya Tuhan akan menilai, adakah kau sudah menggunakannya dengan setia? Maka anugerah bukanlah sesuatu yang membuat kita merasa bangga, karena kita harus mempertanggung jawabkannya kepada Tuhan. Sebab itu, orang yang mempunyai banyak talenta harus lebih gentar dari pada mereka yang mempunyai lebih sedikit talenta. Orang yang mempunyai lebih banyak karunia harus lebih hati-hati dari pada mereka yang karunia dan bakatnya lebih sedikit. Orang yang mempunyai kesempatan, kebebasan, kepintaran, uang yang lebih banyak harus lebih hati-hati dari pada mereka yang mempunyai uang lebih sedikit. Karena kepada yang diberi banyak akan dituntut lebih banyak, kepada yang diberi sedikit akan lebih dituntut sedikit. Inilah prinsip keadilan di hadapan Tuhan Allah.

Kamu diselamatkan karena anugerah, bukan karena jasamu, bukan karena kebaikanmu, bukan karena kelakuanmu, maka kita perlu mengerti teologi anugerah yang akan mengakibatkan kita memberikan reaksi syukur kepada Tuhan Allah, yang pantas menerima kemuliaan. Kalau apa yang saya miliki adalah anugerah semata-mata, maka saya tidak boleh congkak. Kalau saya tidak boleh congkak, berarti saya tidak boleh menghina orang lain. Untuk tidak menghina orang lain, saya harus mengingat akan anugerah Tuhan, harus memuliakan Tuhan dan bersyukur kepada-Nya.

Ayat selanjutnya mengajarkan, karena kamu diselamatkan dengan anugerah oleh iman. Inilah yang membuat manusia merasa keselamatan dirinya terdiri dari dua unsur. Unsur pertama adalah anugerah yang dari atas, unsur kedua adalah iman yang dari diri saya sendiri. Banyak orang mengira ayat ini boleh ditafsirkan seperti itu, padahal tidak! Karena kamu diselamatkan dengan anugerah oleh iman, tidak berarti anugerah dan iman fifty-fifty. Apa sebabnya? Karena iman itu sendiri merupakan akibat dari firman yang diberitakan oleh seseorang. Kalau pengertian yang tuntas ini telah dipahami, barulah kita mendapatkan pengertian yang berkesinambungan tentang cara Allah bekerja.

Saya beriman kepada Tuhan, itu adalah reaksi. Reaksi terhadap firman dan janji yang diberikan. Waktu saya bereaksi, reaksi ini adalah akibat mendengar firman. Mengapa kau bisa mendengar firman? Karena Tuhan memberi kesempatan. Mengapa Tuhan memberikan firman? Karena Dia mau kau mengerti. Jadi, Allah yang menghendaki kau mengerti memberikan pengertian di dalam dirimu. Allah juga memberikan firman melalui nabi dan rasul. Allah memberikan Alkitab yang tercetak itu bisa jatuh di dalam tanganmu. Allah memberikan firman melalui hamba-hamba Tuhan yang dikirim untuk mengkhotbahkan, menjelaskan kebenaran Tuhan. Semua ini adalah pekerjaan Tuhan Allah, sebelum kau bisa memberikan reaksi apapun.

Maka iman yang adalah reaksi terhadap firman adalah akibat anugerah. Itulah yang membuat saya bisa berkata, Tuhan, benar, aku mau percaya. Anugerah Tuhan mendahului respon manusia. Tidak ada seorangpun yang lebih dahulu cinta Tuhan, sampai Tuhan merasa sungkan dan merasa perlu membalas cintanya. Alkitab mengajarkan, kalau kita mencintai Tuhan adalah karena Tuhan lebih dahulu mencintai kita. Allah yang senantiasa berinisiatif, yang lebih dahulu mengasihi kita, yang lebih dahulu memberikan anugerah kepada kita, yang lebih dahulu mewahyukan kebenaran untuk memperkenalkan diri kepada kita, yang lebih dahulu mengirim Roh Kudus, untuk memberikan penjelasan, iluminasi, pencerahan kepada kita. Allahlah yang terlebih dahulu memberikan anugerah yang bertubi-tubi di dalam diri kita, kemudian menghasilkan buah, beriman kepada Tuhan.

Paulus mengatakan, kau diselamatkan karena anugerah oleh iman, tetapi itu… Apakah maksud dari istilah itu di sini? Apakah itu berarti keselamatan, atau anugerah, atau iman? Saya percaya, bahwa semua yang dibahas oleh Paulus di sini adalah anugerah yang membuat kita diselamatkan, anugerah yang merangsang kita beriman, anugerah yang membawa kita menormalisasi kehendak kita sampai kita mengatakan ya kepada Tuhan. Kehendak kita yang sudah rusak, yang sudah tidak mungkin memberikan reaksi yang baik itu Tuhan pulihkan sehingga kita bisa berkata “Ya Tuhan, aku mau Tuhan.” Itu adalah pekerjaan dari Tuhan sendiri. Maka istilah itu di sini mengandung tiga unsur: iman, anugerah, dan keselamatan. Dan seluruhnya bukan hasil usahamu, melainkan pekerjaan Tuhan semata. Itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang memegahkan diri. Ayat 10, di sini kita melihat akan satu hal yang indah luar biasa. Kita adalah karya Tuhan yang diciptakan di dalam Kristus. Bukankah karya penciptaan sudah selesai pada hari yang keenam? Di sini kita melihat, Tuhan masih mencipta, yang dimaksud dengan cipta di sini adalah penciptaan ulang. Ciptaan yang tercatat di dalam Kitab Kejadian adalah ciptaan yang pertama, dan yang di dalam Kristus adalah ciptaan gelombang kedua, ciptaan baru: the new creation.

Di dalam ciptaan yang pertama, kita semua diciptakan di dalam Adam, sehingga kita mirip Adam, kelakuan kita juga mirip Adam, bahkan pemberontakan Adam pun menjadi contoh yang kita ulangi terus menerus di dalam hidup kita sehari-hari. Tetapi di dalam Kristus, kita dicipta ulang, supaya kita menjadi mirip Kristus, bukan lagi mirip Adam. Maka Tuhan mengirim Roh Kudus, supaya setiap hari kita hidup di dalam ketaatan kepada Allah. Setelah kita menjadi ciptaan baru, apa yang harus kita lakukan? Melakukan kebajikan.

Apakah perbuatan baik itu penting? Penting! Setelah kau diselamatkan, bukan sebelum kau diselamatkan. Sebelum diselamatkan, perbuatan kita yang terbaikpun tidak mungkin menggantikan pengampunan dosa yang dari Tuhan, tetapi setelah diselamatkan, perbuatlah kebajikan untuk memuliakan nama Tuhan. Jangan lagi melakukan hal yang jelek, yang mempermalukan nama Tuhan. Perbuatan baik tidak bisa menyelamatkan kita, tidak bisa menggantikan anugerah keselamatan, tetapi perbuatan baik adalah bukti bahwa kita sudah diselamatkan, dan kita harus menjadi saksi Tuhan di dalam dunia.

Perbuatan baik yang bagaimanakah? Apakah kita harus melakukan semua kebaikan? Jawabnya, tidak. Kalau kau mau melakukan semua kebajikan, sampai matipun tidak akan selesai, akhirnya kau malah belum mengerjakan pekerjaan yang telah Tuhan sediakan bagimu. Jadi, berbuatlah kebaikan yang Tuhan sediakan bagimu. Bukan maksudnya yang lain itu tidak baik, semuanya baik, tetapi prioritasnya yang harus diperhatikan. Kalau kita mempunyai perpuluhan, kemampuan, apa yang harus kita lakukan? Apakah pada waktu kita mendengar kesulitan di India, lalu kita mengirimkan semua uang ke India? Sesudah dikirim baru sadar, kita akan mendirikan STTRII, membina orang untuk menjadi hamba Tuhan, tetapi uangnya sudah tersedot ke pemberian bantuan ke India.

Kita mendengar ada kebutuhan di Kalimantan, di Irian Jaya, maka kita mengirim semua uang ke sana, setelah itu baru sadar, kita menginjili orang, kita membutuhkan traktat, tetapi uang kita sudah habis. Inilah maksudnya, untuk menggunakan uang, melakukan perbuatan baik, memilih apa yang harus kita lakukan, kita membutuhkan bijaksana yang menyeluruh, hingga kita mempunyai proporsi yang penting dalam membagi-bagikan uang itu.

Ayat 10, karena kita adalah perbuatan Allah, diciptakan di dalam Kristus Yesus, untuk melakukan perbuatan yang baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya Artinya, ada rencana Tuhan untuk perbuatan baik kita. Baik dalam memberikan waktu, uang, bantuan, maupun dalam memberikan sumbangan pikiran dan sebagainya, kita perlu mengaturnya. Bahkan sebelum kau mengaturnya, Tuhan sudah mempersiapkan bagimu. Maksudnya, Tuhan mempunyai rencana untuk hal-hal apa saja yang harus kita kerjakan, mana yang primer dan mana yang sekunder, mana yang penting, dan mana yang tidak penting.

Selain kita perlu mengetahui urutannya, kita juga perlu mempunyai penilaian akan penting dan tidak pentingnya hal itu. Ada seorang pendeta, penuh dengan cinta kasih, uangnya dipakai untuk membantu, kemudian hari baru diketahui bahwa orang yang mendapatkan bantuan adalah mereka yang mengajarkan ajaran bidat, ajaran yang menyimpang dari Alkitab. Saat itu barulah dia menyadari teguran papanya dulu benar adanya. Dulu dia mengira papanya kurang cinta kasih.

(Ringkasan kotbah ini belum dikoreksi oleh Pengkotbah, W.H.)

 

Penghotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong

 

Sumber : https://www.mriila.org/pustaka/eksposisi-efesus/iman-anugerah-dan-keselamatan/