I. Visi dan Kebangunan

Visi adalah hal yang sangat menentukan bagi langkah seseorang. Tetapi apa itu Visi? Visi bukan pengalaman-pengalaman aneh, mimpi, atau ambisi seseorang. Visi yang sejati adalah melihat apa yang Tuhan nyatakan kepada umat pilihan-Nya, dan mau agar kita mengerjakannya sesuai dengan rencana-Nya di dalam sejarah (vision is the sharing of God’s eternal planning in the history to His chosen people to carry on the task).

Tuhan adalah Pencipta, Tuhan adalah Penebus, Tuhan adalah Sang Penguasa dari yang dicipta dan Pemimpin orang yang ditebus. Tuhan menebus seseorang dan Tuhan memberi panggilan kepada orang itu supaya orang yang sudah dicipta dan sudah ditebus boleh berbagian di dalam rencana Tuhan dan dipakai sebagai alat untuk melaksanakan rencana Tuhan. Agar orang yang dicipta dan ditebus dapat berbagian dan melaksanakan rencana Allah, maka diperlukan visi. Visi berarti melihat apa yang Tuhan ingin kita kerjakan sesuai rencana-Nya. Yesus Kristus berkata kepada orang Farisi, “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu” (Mat. 6:22-23).

Orang yang matanya terbuka besar-besar tidak berarti mata rohaninya terbuka untuk rencana Tuhan. Orang yang matanya terbuka tetapi di dalam hatinya tidak ada kesadaran akan pimpinan Tuhan, dia adalah orang yang buta visi Tuhan. Ada cerita menarik untuk lebih mengerti hal ini. Ada seorang anggota parlemen yang mau menghadiri sidang, tetapi karena kabut tebal dia tidak bisa menemukan gedung parlemen itu. Ia mengomel sendiri di jalan. Tetapi seseorang mengatakan bahwa ia akan menuntun orang itu dan segera akan tiba di gedung parlemen. Dan benar, ketika orang itu menuntunnya, dalam waktu kurang dari dua menit mereka sudah tiba di gedung parlemen. Anggota parlemen itu bingung dan heran mengapa orang tersebut bisa membimbing dia menemukan gedung itu. Ternyata orang itu adalah orang buta. Karena dia buta dan dia setiap hari melewati jalan itu, ia tahu seluruh seluk beluk jalan itu tanpa perlu melihat. Maka kabut sama sekali tidak menjadi halangan baginya untuk menemukan gedung parlemen itu. Orang yang memiliki penglihatan justru sulit untuk menemukannya. Orang Farisi menganggap diri hebat dan bersandar pada diri mereka sendiri namun akhirnya tidak menemukan kebenaran justru karena matanya terbuka maka kabut telah menudungi mereka. Orang-orang yang mengikuti Tuhan Yesus meskipun matanya tertutup, Roh Kudus yang memimpin jalan dan mereka bisa mengerti pimpinan Tuhan. Paulus pada hari pertama dia diberikan cahaya dari sorga, mata jasmaninya buta tetapi hari itu mata rohaninya terbuka, ini ironis. Pada hari matanya buta, justru hari itu dia melihat Tuhan. Itu namanya visi. Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus, “Jikalau engkau tidak dilahirkan kembali, engkau tidak dapat melihat kerajaan Allah. Dan jika tidak diperanakkan pula oleh Roh dan air, engkau tidak akan masuk ke dalam kerajaan Allah (Yoh. 3:3-8). Paulus berkata, “Kami hidup bukan berdasarkan penglihatan, tetapi kami hidup berdasarkan iman”.

Gerakan sejarah harus dimulai dari pimpinan Tuhan. Pemimpin harus melihat visi dari Tuhan yang mengakibatkan sekelompok orang berjuang keras dan berani berkorban demi menggenapkan rencana Tuhan. Apa yang saudara lihat: “Apakah gereja di seluruh dunia berjalan dengan benar sesuai Firman? Apakah khotbah-khotbah yang diberikan sesuai dengan kebenaran demi kemuliaan Tuhan? Apakah orang Kristen hidup dan berjuang memikirkan dan melaksanakan rencana Allah?” Adakah orang yang setelah melihat ini berjanji di hadapan Tuhan untuk mau berjuang, mau bekerja keras menggenapkan rencana-Nya, hidup bagi kerajaan-Nya, dan memuliakan nama-Nya? Apakah Anda yang melihat hal ini rela berkorban, menyangkal diri, dan memikul salib untuk menggenapkan visi yang Tuhan berikan? Maukah anda dipakai Tuhan untuk mengubah, mengoreksi, memberikan pencerahan, membawa manusia yang namanya Kristen kembali kepada jalur yang benar, kembali menegakkan iman kepercayaan sesuai firman Tuhan yang tidak berubah, serta kembali menaklukkan diri di bawah pimpinan Roh Kudus yang berdaulat?

Ketika Tuhan memberikan visi kepada umat pilihan-Nya, dan umat-Nya berespons, berkomitmen, dan mau berjuang keras, berkorban untuk menggenapkan rencana-Nya itu, terjadilah gerakan sejarah. Gerakan Reformed Injili adalah salah satu gerakan sejarah di mana Tuhan mau memakai kita untuk menemukan kesimpangsiuran ajaran, mencermati cara-cara yang tidak beres yang tidak sesuai dengan ajaran Alkitab, dan yang menggerogoti iman Kristen sambil mengatasnamakan dirinya Gereja. Gerakan ini melihat perlunya sebanyak mungkin orang Kristen yang ditarik kembali kepada ajaran yang benar, sesuai dengan Kitab Suci, dan hidup sungguh-sungguh bagi Tuhan. Banyak pemuda-pemudi masa kini yang terlalu percaya diri, merasa mampu berjalan sendiri tanpa Tuhan yang pada akhirnya hidupnya menjadi rusak dan mengalami kebinasaan. Tetapi pemuda-pemudi yang sungguh-sungguh mau setia ikut Tuhan, mau dipimpin oleh Roh Kudus, dan berpegang pada kebenaran Kitab Suci akan mempunyai hari depan yang indah dan hidup yang bernilai.

Elia dan Kebangunan

Kebangunan rohani bukanlah sekedar sebuah gejala atau fenomena, juga bukan suatu penampakan atau perasaan tertentu. Apa yang terlihat heboh di luar belum bisa dianggap sebagai suatu tanda kebangunan rohani yang sejati. Elia yang begitu berhasil dengan spektakuler mengalahkan nabi Baal, ternyata mempunyai kelemahan yang luar biasa hingga menjadi ketakutan sekali ketika mendapat ancaman seorang wanita seperti Izebel. Di zaman Elia, politik memihak kepada bidat; Raja Ahab memuja Baal, isterinya, Izebel menyembah Asytoret. Dua orang paling penting justru melawan Allah YAHWEH. Seluruh rakyat takut dan sebagian besar mengikuti mereka. Yang masih beribadah kepada Tuhan begitu takut dan beribadah dengan sembunyi. Elia menjadi minoritas bahkan ia merasa tersendiri. Tapi justru saat itu ia meresikokan diri, berdiri menyatakan kedaulatan Allah melawan Raja Ahab. Tidak banyak orang yang berani berhadapan dengan kuasa politik seperti Elia. Abraham berbohong ketika harus berhadapan dengan Abimelekh. Elia begitu berani. Ia mengumumkan bahwa Tuhan tidak akan mendatangkan hujan selama tiga setengah tahun. Tuhan menyertai Elia, Tuhan yang mengonfirmasi pelayanan Elia. Tuhan ingin kita juga menjadi orang-orang yang memihak pada Tuhan dan mendapatkan konfirmasi dari sorga. Kita harus berani melawan arus yang rusak, theologi yang simpang siur, ajaran yang menyeleweng, dan iman yang begitu kacau.

Elia adalah satu-satunya nabi Tuhan yang berdiri di pihak Tuhan dan berani berteriak menantang Raja Ahab. Orang seperti Elia tidak memiliki ambisi diri karena jika dia bertindak karena ambisinya maka dia sudah mati saat itu. Dia melakukannya karena dia taat kepada Tuhan, dia sungguh-sungguh mencintai Tuhan, dia hormat kepada Tuhan, dan dia mau menjalankan perintah Tuhan tidak peduli meskipun dia harus mati. Dia harus menghadapi 450 nabi Baal yang dilindungi oleh kekuasaan politik saat itu. Pertarungan di Gunung Karmel sungguh sangat menakutkan (1Raj. 18:1-46). Nabi Baal berdoa dan mengharapkan api turun tetapi api tidak turun. Mereka mayoritas tetapi Allah tidak menyertai mereka. Kita tidak perlu takut walaupun minoritas, asal Tuhan berada di pihak kita, asal kita hidup dalam kebenaran. Mereka berdoa begitu menggebu-gebu, begitu bersemangat sampai melukai diri mereka sendiri. Di sini kita melihat, yang berdoa paling menggebu-gebu bukanlah Tuhan Yesus atau Paulus tetapi nabi Baal. Sekalipun mereka berdoa demikian semangat, Tuhan tidak peduli dan tidak menjawab doa mereka. Ternyata, dewa Baal mereka juga tidak mampu berbuat apa-apa.

Elia menyatakan imannya kepada Tuhan dan Tuhan mendengar doa Elia. Tuhan menurunkan api yang membakar semua korban yang sudah disiram air terlebih dahulu. Elia tidak mengikuti apa yang orang-orang harapkan. Kita harus kembali kepada Allah bukan Allah mengikuti manusia. Elia memanggil seluruh umat Israel untuk kembali kepada Allah. Hari ini banyak pendeta yang hanya mengikuti keinginan orang berdosa dan tidak mengikuti Allah. Pendeta yang sejati adalah pendeta yang tidak peduli semua keuntungan dan kepentingan dirinya, tetapi mau sungguh-sungguh memikirkan kehendak dan kepentingan Allah. Allah yang harus menjadi pusat hidupnya. Elia adalah hamba Allah yang dilatih oleh Tuhan untuk sungguh-sungguh hidup bersandar kepada Allah. Dalam keadaan paling susah dia tidak lupa kepada Tuhan; dan ketika kaya dia mempergunakan kekayaannya untuk memperkembangkan pekerjaan Tuhan. Inilah hamba Tuhan yang sejati.

Ketika Elia memanggil umat Tuhan, dia berdoa, “Allah Abraham, Ishak, dan Yakub.” Ini adalah doa berdasarkan Perjanjian (Covenant). Allah yang berjanji adalah Allah yang tak pernah ingkar janji. Allah berjanji berdasarkan tiga sifat ilahi-Nya, yaitu: 1) Allah yang jujur dan setia; 2) Allah yang tidak pernah berubah; dan 3) Allah yang kekal. Tiga sifat ini yang mendasari janji Allah sehingga Elia dengan berani melangkah karena kepercayaannya kepada Tuhan. Elia bertindak agar Allah dimuliakan. Api turun membakar semua korban sekaligus semua air yang dicurahkan di atasnya. Di sini terlihat bahwa api Tuhan jauh lebih kuat daripada air yang membasahi korban tersebut. Ketika Tuhan membakar, terjadilah kebangunan rohani yang sejati.

Air dicurahkan untuk membasahi korban padahal air begitu langka. Sudah tiga setengah tahun tidak ada hujan di Israel, mengapa Elia mengambil keputusan yang ceroboh dengan membuang air sembarangan? Tidak. Elia membuktikan bahwa api Tuhan adalah api yang jauh lebih kuat daripada air yang banyak yang disiramkan pada korban itu. Selain itu Elia juga mengetahui bahwa Tuhan akan menurunkan hujan. Elia berdoa dan hujan turun.

Setelah kebangunan rohani yang begitu besar terjadi, Izebel gemetar. Ia mendengar bagaimana 450 nabi Baal suaminya dibunuh dengan begitu mudah oleh Elia di tepi sungai. Ia mendengar bahwa Allah YAHWEH adalah Allah yang benar sementara Baal itu palsu. Betapa bodohnya jika berteriak dan berharap kepada Baal yang akhirnya membawa kepada kebinasaan. Tetapi Izebel melihat bahwa ia masih mempunyai Asytoret. Kini ia memakai cara psikologi untuk mengancam Elia. Dia mengatakan bahwa besok tengah hari ia akan membunuh Elia (1Raj. 19:1-21). Anehnya, jika ia mau membunuh mengapa perlu memberitahu? Itu berarti ia memberi waktu kepada Elia untuk bertindak, atau lebih tepat untuk melarikan diri. Anjing yang menggonggong keras sangat mungkin ia sebenarnya minder. Anjing yang diam-diam tiba-tiba menggigit jauh lebih menakutkan. Jangan mundur karena ditakut-takuti. Ternyata Elia yang tadinya begitu berani kini mendadak menjadi pelari maraton. Tidak ada orang yang lari lebih cepat daripada ketika ia sedang ketakutan. Lalu Elia minta mati. Saya melihat di sepanjang Alkitab hanya satu orang yang minta mati, dan itu adalah seorang nabi yang paling besar, yang paling berani, dan yang paling kuat. Sungguh suatu ironi. Tuhan tidak mengabulkan permintaan Elia. Tuhan bukan budak Elia sehingga apa saja yang Elia minta harus dikabulkan oleh Tuhan. Sebaliknya Tuhan malah memberikan roti kepada Elia. Tuhan memberikan kebangunan rohani kemudian penyegaran rohani, dan kini memberikan penguatan rohani. Setelah makan, Elia bisa berlari non-stop 40 hari lamanya.

Setelah tiba di sebuah gua, Tuhan menunjukkan suatu drama kepada Elia. Ia hadir dalam angin yang begitu halus. Justru di dalam gempa, guruh, dan angin keras, Tuhan tidak ada di situ. Kebangunan rohani tidak selalu perlu yang heboh. Terkadang Tuhan justru hadir di dalam angin yang lembut. Tuhan menyadarkan Elia akan siapa dirinya dan apa yang menjadi tugasnya. Elia dipanggil menjadi nabi Tuhan, tetapi Elia justru melarikan diri ke tempat yang begitu sunyi. Elia berpikir kalau dia menyelamatkan diri, paling tidak masih ada satu nabi yang belum mati. Seolah-olah kalau sampai Elia mati, Tuhan akan kehilangan dan pekerjaan-Nya akan terhenti. Tetapi itu tidak benar. Tuhan telah menyisihkan 7.000 umat-Nya. Saya percaya Tuhan menyisihkan umat-Nya hingga sekarang. Mungkin engkau adalah orang-orang yang Tuhan mau pakai. Kita tidak boleh terlalu sombong dan merasa pekerjaan Tuhan akan terbengkalai jika kita mati. Tuhan bisa memakai setiap umat-Nya. Tuhan menyisihkan umat-Nya yang tidak pernah menyembah Baal. Ada berapa umat yang Tuhan sisihkan di Indonesia ini? Siapkah Anda dipakai Tuhan untuk menghadirkan kebangunan rohani sejati, menggarap gerakan ini di Indonesia?

II. Kebangunan Sejati

Gerakan Reformed Injili Indonesia berbeda dari banyak gerakan Reformed di berbagai negara.  Di negara-negara Eropa masih ada sisa-sisa orang Reformed, sementara di Indonesia banyak orang yang belum Reformed akan menjadi Reformed. Kita sedang berproses maju untuk menjangkau setiap orang yang Tuhan mau tarik dan masukkan ke dalam barisan-Nya untuk kemuliaan-Nya. Setiap Anda berpotensi besar untuk dipakai Tuhan dan berbagian dalam gerakan-Nya. Pengajaran sola scriptura (hanya Alkitab) begitu utama. Begitu juga sola fide (hanya iman), sola gratia (hanya anugerah), solus Christus (hanya Kristus), dan soli Deo gloria (segala kemuliaan hanya bagi Allah saja).

Kebangunan sejati muncul di dalam sejarah pada saat gerakan sejarah muncul ke permukaan, tandanya adalah munculnya pemimpin-pemimpin yang berjuang bukan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi. Pemimpin-pemimpin, meskipun diberikan visi untuk melihat jelas, mereka bukan untuk membentuk kerajaan sendiri. Mereka tidak mengubah prinsip, mereka tidak mengacaukan firman, mereka tidak memihak diri, dan mereka tidak menjunjung tinggi diri serta mencari keuntungan diri. Mereka hanya membawa umat Tuhan untuk bersama-sama membentuk satu kelompok yang menyangkal diri, yang memikul salib, bersama-sama untuk Tuhan. Inilah awal kebangunan.

Apa itu Kebangunan?

“Kebangunan” (revival) dari istilah aslinya berarti membangun kembali untuk menjadi seperti aslinya. Berarti memang harus ada standar, ada target, ada mutu yang seharusnya adalah menurut rencana Tuhan Allah. Namun karena kerusakan, kegagalan, dan keteledoran sehingga manusia tertidur, menjadi kebal, dan tidak berperasaan lagi atau kurang peka, menjadi mundur dan terbius sehingga tidak lagi berfungsi sebagaimana seharusnya. Maka kebangunan adalah pekerjaan Tuhan untuk menggugah kembali anak-anak-Nya agar mengejar apa yang sudah ketinggalan, untuk memperbarui apa yang sudah rusak, dan untuk kembali kepada mutu asli yang ditetapkan. Kebangunan adalah gerakan Roh Kudus kepada orang-orang beriman untuk berdoa, menanti, dan berharap Tuhan mengerjakan sesuatu yang membawa umat-Nya kembali kepada fungsi aslinya. Kita perlu mengerti prinsip Alkitab secara total dan menyeluruh sehingga kita dapat mengerjakan seluruh gerakan dengan konsisten. Kebangunan bukanlah ciptaan baru tetapi memulihkan ke kondisi dan fungsi semula. Kebangunan adalah kembali ke fungsi dan tujuan pertama manusia ketika ia dicipta. Kebangunan rohani bersifat rohaniah jadi tidak boleh disamakan dengan kebangunan yang bersifat jasmaniah.

Pertama, kebangunan sejati ditandai dengan dasar yang tidak dapat ditawar yaitu kebangunan doktrinal. Doktrin (ajaran) kalau sudah kembali kepada ajaran yang benar, yang betul-betul berdasarkan wahyu Tuhan, maka seluruh gerakan kerohanian yang dibangkitkan mempunyai dasar yang sehat. Orang Reformed memiliki semangat mau kembali kepada Alkitab. Kita memang bisa berbeda tetapi setiap orang Reformed harus terus berjuang untuk semakin mengerti dan setia kembali kepada kebenaran Alkitab. Jika kebangunan hanya menekankan gejala menggebu-gebu yang aneh, tidak diawali dengan pemberitaan kebenaran firman Tuhan yang benar, tidak disertai ajaran yang sehat dan akurat, maka kebangunan sedemikian akan menyesatkan. Orang yang memimpin kebangunan doktrinal harus terlebih dahulu mengalami kebangunan doktrinal tersebut. Kebangunan doktrinal akan berjalan secara bertahap tetapi harus terus-menerus sampai mendapatkan kebenaran total yang komprehensif. Jika kita hanya belajar dan diperbarui sebagian, hal itu akan menyebabkan kita mendapat kebenaran yang terkeping-keping (fragmental). Kebangunan doktrinal yang komprehensif (menyeluruh) memang tidak cepat. Dibutuhkan waktu untuk menggarap seluruh kebangunan ini dengan baik. Sejak 1984 saya mulai menggarap kebangunan doktrinal. Banyak orang di kota Surabaya dan Jakarta dibangunkan dan mulai mau belajar dan mengerti firman Tuhan. Kita mengadakan STRI (Sekolah Theologi Reformed Injili) di Surabaya (1986) dan di Jakarta (1987). Hingga tahun 2009 ini, sudah lebih dari 13.000 orang yang pernah belajar di STRI di berbagai kota. Mereka belajar Theologi Reformed dan prinsip kebenaran Alkitab. Inilah tanda kebangunan yang pertama, yaitu kebangunan doktrinal.

Kedua, kebangunan yang kedua adalah kebangunan epistemologikal. Ini adalah kebangunan untuk mengerti iman Kristen. Seorang Reformed harus rasional meskipun orang Reformed tidak menjadi rasionalis. Rasional berarti kita sangat mahir menggunakan logika dan fungsi rasio yang ditanamkan Tuhan di dalam ciptaan-Nya menurut peta teladan-Nya. Orang Reformed sadar, tegas, dan bertanggung jawab untuk memikirkan baik-baik, menganalisis secara kuat, dan berlogika secara konsisten tentang apa yang kita percaya. Orang Reformed tidak boleh malas berpikir. Secara iman kita bereaksi kepada wahyu Tuhan dengan kepercayaan yang penuh, dan kemudian rasio kita akan mempertimbangkan dengan matang akan apa yang kita percayai tersebut. Agustinus menegaskan, “Aku percaya, maka aku mengerti; dan aku mengerti sehingga bisa lebih percaya lagi.” Pikiran ini diklimakskan oleh John Calvin, pendiri Theologi Reformed, dengan mengatakan iman menuntut pengertian. Kita beriman untuk bisa mengerti mengapa kita diberi anugerah. Iman membuat kita mau mengenal dan mengerti Allah. Gereja Reformed sangat menekankan studi firman Tuhan dengan akurat. Kita menggunakan semua fungsi rasio untuk mau mengerti kebenaran firman Tuhan.

Ketiga, kebangunan yang sejati ditandai dengan kebangunan etika. Yang beriman harus bertanggung jawab dalam memberikan pengertian mengapa engkau beriman lalu iman itu harus dinyatakan di dalam kelakuan, karena iman tanpa perbuatan adalah mati. Iman yang sejati akan menghasilkan kelakuan yang sejati. Orang yang benar-benar mengabdi kepada Tuhan dan percaya kepada kebenaran-Nya pasti juga taat dalam berusaha mewujudkan kelakuan yang sesuai dengan imannya. Kita tidak percaya ada orang yang dekat dengan Tuhan tetapi selalu berzinah. Jangan sibuk dengan orang yang berteriak Roh Kudus dan kebangunan, jika tidak disertai dengan kelakuan yang sesuai.

Keempat, kebangunan rohani sejati adalah kebangunan pelayanan. Kebangunan rohani sejati menjadikan orang percaya betul-betul tahu Siapa yang dipercaya dan mau melayani Siapa yang dia percaya. Orang percaya tidak boleh sembarangan percaya. Hanya dengan dasar iman yang benar, kehidupan orang percaya bisa sesuai dengan iman yang dipercaya. Hal ini akan menjadikan orang percaya bukan hanya percaya, tetapi mengaitkan kepercayaan dengan kehidupan dan pelayanannya. Gereja akan dibangunkan jika banyak orang giat melayani Tuhan dengan benar. Kalau pelayan-pelayan Tuhan bermotivasi egois, tidak sungguh-sungguh memuliakan Tuhan, maka gereja akan hancur dan nama Tuhan dihina. Kebangunan adalah melayani Allah melalui melayani manusia. Kita melayani manusia dengan motivasi memuliakan Allah. Gereja di mana jemaatnya giat melayani, para majelis giat melayani, semua mau berkorban, mau mengabdikan diri untuk pekerjaan Tuhan, mau melayani dengan jujur dan hati yang tulus, itulah kebangunan pelayanan, kebangunan sejati.

Kelima, kebangunan rohani sejati ditandai oleh sikap supremasi Kristus di atas segala aspek budaya. Kebangunan rohani yang sejati akan menjadikan Kristus diutamakan di atas semua aspek kebudayaan. Melalui Kristus yang diutamakan maka Kekristenan memimpin kebudayaan dalam masyarakat Kekristenan; memberikan  musik terbaik untuk memimpin masyarakat; memberikan sastra terbaik untuk memimpin masyarakat; memberikan filsafat terbaik untuk memimpin masyarakat; memberikan pendidikan terbaik untuk memimpin masyarakat, dan memberikan seni terbaik bagi masyarakat. Iman Kristen harus memberikan syair, drama, politik, sistem ekonomi, etos kerja, dan cara manajemen yang terbaik untuk mempengaruhi masyarakat. Di situ gereja betul-betul dibangunkan. Gereja harus menggarap rencana jangka panjang untuk memuliakan Allah melalui semua bidang. Gerakan ini menuntut hati saudara untuk memiliki motivasi bagi Kristus.

Keenam, kebangunan rohani sejati ditandai dengan kebangunan penginjilan. Penginjilan yang sejati harus dilakukan oleh setiap orang Kristen yang sadar dirinya diselamatkan. Banyak orang diselamatkan dengan Injil tetapi tidak pernah menginjili orang lain. Gereja seperti Laut Mati (minus 260 m di bawah permukaan laut, sehingga tidak dapat menyalurkan airnya keluar), yang hanya bisa menampung tetapi tidak ada yang keluar sehingga semua yang ada di dalamnya tidak bisa hidup. Ketika Elisa mengikuti Elia, Elisa harus setia melayani sampai Elia selesai dan naik ke sorga. Musa belajar sampai memperoleh semua pengetahuan Mesir dan latihan di padang hingga 80 tahun, baru kemudian dikirim balik ke istana Firaun untuk mengeluarkan bangsa Israel. Taat melihat pimpinan Tuhan, inilah cara pelayanan pekerjaan Tuhan.

Kiranya kita masih boleh melihat visi Tuhan, mengerjakan pekerjaan Tuhan, dan menggenapkan rencana Tuhan di dalam hidup kita. Soli Deo Gloria.

 

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

 

Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/pemuda-dan-spirit-reformed-injili#hal-1