Saudara-saudara, Apa itu kebangunan rohani, mengapa kota perlu kebangunan rohani. Kenapa bukan penginjilan pribadi? Mengapa penginjilan massal? Saudara-saudara saya pada waktu muda sudah memikirkan sangat-sangat rumit dan sangat-sangat tuntas mengenai pertanyaan, “Why mass evangelization? Saudara-saudara mari kita melihat dua kali nubuat Tuhan tentang satu kota yang bernama Niniwe. Tuhan berkata, “Yunus pergi ke kota Niniwe! beritakan kepada mereka dosa mereka sudah mencapai hadirat Tuhan. Tuhan akan turunkan malapetaka, menghancurkan, menggulingkan dan membakar habis kota itu.” Yunus tidak mau pergi. Karena apa? Itu bangsa orang lain, tidak ada hubungan sama saya. Kalau saya batak, perhatikan batak saja. Kalau saya Toraja, pentingkan Toraja saja. Kalau saya Cina, saya tidak peduli orang Madura. Kalau saya Madura saya tidak peduli orang Ambon. Semua orang pentingkan bangsa sendiri. Maka Yunus menganggap “Nothing to do with my nation. That is another nation,  another country. Niniwe? biar Niniwe mati, apa hubungan dengan saya. Saya orang yahudi. Dia pergi ke kota lain, naik kapal, dan saya tidak usah cerita. Tuhan suruh ikan besar telan dia baru dia bertobat lalu pergi mengabarkan Injil.

Saudara-saudara Yunus berkata, “Bertobatlah kamu, karena kecelakaan akan tiba. Ini salah kamu, Tuhan marah kepada kamu”. Mereka tidak sadar ternyata dia seorang penginjil yang besar kuasanya, satu kali kotbah dari raja sampai rakyat, semua bertobat. Billy Graham tidak pernah melakukan itu, John Sung tidak pernah melakukan itu, George Whitefield tidak pernah mencapai itu. Paulus belum menerima itu, Petrus, Johanes pun tidak. Tidak pernah ada seorang penginjil yang berbuah secepat, seluas, sebanyak, setuntas itu. Baru kotbah satu hari, dari raja di Niniwe, sampai rakyat jelata semua bertobat. Ini penginjil yang paling sukses. Tidak ada orang di dalam hidup, selama berapa puluh tahun meraih pendengar lebih banyak daripada Billy Graham. Tapi kalau engkau tanya, “Who is the long lasting, current evangelist more successful in endurance?” Saya mengatakan Nuh karena Nuh berkotbah 120 tahun tidak pernah kecewa akhirnya cuma dapat 8 orang. Jadi pengkotbah yang paling banyak pendengar, Billy Graham. Pengkotbah yang paling sabar, tekun dengan umur yang panjang, itu Nuh.

Kalau saya tanya lagi “Who is the most successful evangelization in history of mankind, in one day he for the whole country.” Ini adalah Yunus. Yunus menjadi pengkotbah yang paling sukses, tetapi saudara-saudara, sesudah itu dia tidak senang. Dia tidak rela. Maka setelah dia melihat Tuhan tidak jadi menurunkan api untuk menghanguskan kota Niniwe. Tuhan tidak jadi menurunkan malapetaka untuk menghancurkan kota itu, maka dia mulai jengkel kepada Tuhan. Ini penginjil yang jahat. Mengapa? Karena ada orang bertobat, dia marah, padahal sebeumnya dia berkotbah “Bertobatlah kamu!”. Namun, setelah mereka bertobat. ”jangan bertobat donk, supaya kau mati saja karena saya benci kamu, kamu mesti dihukum”. itu penginjil yang aneh. Tapi waktu saya belajar sekolah teologi ditanya “Prophet yang mana yang engkau paling kagum?” Saya jawab, “Saya paling senang Yunus” Guru heran karena bukan Yesaya, bukan yeremia, bukan Yehezkiel. Lalu ia tanya ”Kenapa kau paling suka Yunus” saya jawab, ”Yunus adalah nabi yang paling jujur. Akibat kejujuran dia, dia menulis kelemahan sendiri untuk ditertawakan oleh setiap jaman. Maka saya paling hormat Yunus”. Kita paling suka bikin muka yang bagus. Maka banyak orang kalau marah di kamar, kalau di luar ramah. Kita pura-pura sudah berapa lama?, lalu orang kira kita orang saleh. Kita tidak pernah memperkenalkan kepada orang lain betapa busuk kita tetapi Yunus nabi yang jujur. Dia cerita bagaimana lari, bagaimana tidak taat, bagaimana berbantah dengan Tuhan Allah, semua dicatat supaya dihina, ditertawakan oleh setiap orang, so i appreciate him so muchThe most respected prophet in The Bible i consider Yunus.

Dan ini cara saya menangani problema yang lain sama orang lain. Saudara-saudara, saya tidak takut orang berdosa, berjinah atau tidak takut sama Tuhan. Saya takut dia tidak bertobat. Saya takut orang yang nggak pernah berbuat jahat, di gereja baik-baik, tapi seumur hidup belum pernah sungguh-sungguh bertobat. Anak terhilang yang pulang mengatakan “aku tidak layak menjadi anakmu” itu dijadikan anak. Anak yang tidak pernah terhilang, itu terhilang di dalam rumah, tidak pernah mengerti cinta kasih Tuhan.

Saudara-saudara, lalu Yunus berdebat dengan Allah, bergumul dengan Tuhan Allah. Akhirnya selesai, kalimat terakhir Tuhan bilang “Jadi sebatang pohon yang kau tidak tanam, akhirnya bisa menjadi penudung untuk matahari yang panas terik sehingga engkau bisa mendapat AC dibawahnya, itu Saya singkirkan—engkau marah, engkau sedih? Apakah Aku tidak sedih melihat 120.000 anak-anak kecil dikota ini binasa  yang tidak bisa membedakan tangan kiri dan tangan kanan?” Stop. Buku itu berhenti disitu. Nabi Yunus tidak ada kalimat lain lagi untuk ditertawakan terus menerus karena dia kurang ajar sama Tuhan. Dia  berdebat sama Tuhan. “Bolehkah engkau berdebat sama Saya, marah sama Saya seperti ini? Kalau seorang ayah sudah bicara dengan anaknya, “Bolehkah engkau marah sama saya seperti ini?” kau musti nangis, musti diam karena dia yang membesarkan kamu. Jikalau Allah sudah berkata, “Bolehkah engkau marah seperti ini dengan saya?” Yunus mengatakan, “Saya marah sampai matipun itu harus!!.” Ini kurang ajar paling besar, tetapi dia paling jujur. Dia tulis betapa kurang ajarnya sama Tuhan, mengaku semua, dan akhirnya membiarkan seluruh dunia mentertawakan dia. Maka di dalam buku Kitab Suci tidak ada nabi lebih jujur dari dia.

Sekarang kita kembali kepada cerita ini. Niniwe diampuni, seluruh Niniwe diperbaharui oleh Tuhan, tetapi 150 tahun kemudian, seorang nabi bicara tentang Niniwe. Di dalam Alkitab hanya ada dua nabi bicara tentang niniwe yaitu Yunus dan nabi Nahum. Seratus tahun kemudian, Tuhan berkata kepada Nahum, “tulis, beri nubuat. Niniwe akan saya tumpaskan dan lenyapkan, binasakan biar sampai selama-lamanya tidak ada orang yang mengingat lagi.” Saya sangat sedih kalau membandingkan kedua nabi “Time of Yunus” with “Time of Nahum” two is different. tell them repent, I will giving punishment to you. Tetapi 150 tahun kemudian Tuhan berkata melalui nabi Nahum, beritahu kepada Niniwe, saya tidak akan mengampuni dia. Saya akan membinasakan mereka, saya akan mentumpaskan kota ini sehingga sampai selama-lamanya tidak ada orang lagi mengingat kota Niniwe. Hal itu sudah dinubuatkan kira-kira 2500 tahun yang lalu, 25 abad kemudian jika saya tanya nama kota New york, Paris, London, kita tahu itu namanya Genewa, Frankfurt, Berlin, Moskow, Leningrad, Beijing. Kita tidak pernah dengar ada orang ke Niniwe kan? Ada ga turis, “saya pulang dari Niniwe.” ada ga? Karena apa? Karena Firman Tuhan, “Saya akan menumpas, saya akan membinasakan Niniwe dan dia akan terlupa oleh manusia untuk selama-lamanya.” Jangan main-main sama Tuhan.

Lalu engkau tanya, “Pak Tong hari ini rally doa apa hubungannya dengan dua kali nubuat tentang Niniwe?” yaitu Niniwe yang sudah bertobat tidak memberitakan Injil kepada anak keturunan di kota itu. Maka setelah 150 tahun, Tuhan tidak kasih lagi kesempatan.  saya berceramah di Taipei, mengenai selama 100 tahun (1900-2000) di eropa kehilangan kesempatan empat kali. Anggaplah 25 tahun = 1 generasi modern. Kalau jaman kuno, 40 tahun = 1 generasi 25, 25, 25, 25 tahun, 4 x 25 tahun, 1 abad. Abad 19 – abad 20 = 100 thn. Abad 20 – abad 21 = 100 tahun. pada abad ke 19 mengalami kebangunan rohani yang paling-paling dasyat. John Wesley, Charles Wesley, George Whitefield, Ini semua raksasa-rakasa, yang tidak tahu siang, tidak tahu malam, saban hari naik kuda, keliling kotbah, kotbah, kotbah!, kotbah!! saya baca buku daripada John Wesley, saya menangis. “Aku berkotbah setiap tahun 1000x,” Sekarang saya cuma 500x. 200 tahun lalu ada seorang namanya John Wesley, dengan kawannya Geodrge Whitefield. Mereka berkotbah setiap tahun 1000 kali berturut-turut 40 tahun. Bayangkan 40.000 kali kotbah. Saya sudah kotbah 54 tahun lebih, baru kotbah 32.000 kali. Mereka berkotbah , kotbah, kotbah. Lalu ketika mereka kotbah, tidak ada mikrofon, tidak ada amplifier, tidak ada speaker. Berkotbah teriak harus cari tempat dimana angin datang, dimana suhu dari gunung lebih cocok akustiknya. Itu semua orang mempunyai bijaksana luar biasa. Mereka mencari tempat-tempat, Whitefield pernah berkotbah paling banyak 1x yaitu 80.000 orang, tidak ada speaker. Jaman Yesus tidak ada speaker. Sekarang kita sudah dimanja, sudah dirusak, lalu kalau ngomong suara kecil. Harap orang dengar. Bagaimana mungkin bisa bertobat kalau engkau bicaranya sama sekali tidak kedengaran. Saya sangat menghargai orang yang mempunyai api, memiliki beban, memiliki penginjilan. Orang-orang itu harus dicari untuk mengembalikan dunia kembali kepada rencana Allah yang asli.

Saudara-saudara, Niniwe sudah diberkati? sudah. Niniwe sudah bertobat? Sudah. Niniwe sudah tidak dijatuhkan hukuman? sudah. Sesudah itu berhenti, lalu anaknya tidak ke gereja. cucunya tidak kenal Tuhan. Cucu buyutnya semua berjudi, berdosa, berjinah, semua. 150 tahun lagi, Tuhan geleng kepala “hancurkan kota ini saja”. Dan itulah sebab kita harus berkotbah di kota besar, mass evangelism. Kita harus berani membikin kebangunan rohani besar-besaran. Gampang tidak? tidak. Sekarang saya ingin nangis karena orang yang bisa berkotbah secara massal, bisa memimpin kebangunan rohani yang besar di dunia, Cuma sisa beberapa orang saja. Billy Graham sudah 90 lebih sudah tidak mungkin pimpin lagi. Louis Palo sudah kompromi dan banyak yang sudah satu-satu jatuh, siapa masih bisa memimpin kebangunan rohani untuk puluhan ribu orang? itu terlalu langka. Tetapi kalau tidak begini, kita terlambat menginjili seorang demi seorang. Di dalam kota tidak ada tampak, satu kekuatan massa yang datang kepada Tuhan. Bayangkan kalau didalam bung Karno ada 50.000 orang hadir. Waktu mereka berdoa kepada Tuhan, orang yang masuk ke dalam ruangan stadion utama itu akan tergerak. 50.000 people praying to God. Manusia menyeru nama  Tuhan. Manusia memuji kepada Tuhan, puluhan ribu orang. Ini menjadi satu kesaksian kekristenan. Saudara-saudara, mass evangelism cannot be replaced. Penginjilan massa tidak bisa diganti atau diberikan tempat dengan penginjilan yang lain. Mass evangelism has its place in the church history. Itulah sebab, dari jaman musa daripada Miryam, daripada jaman Daud, dari jaman Elias, dari jaman yohanes pembabtis, dari jaman Yesus, Paulus di Aeropagus lalu sampai jaman seterusnya: John Wesley, D.L.Moody, John Sung, Whitefield semua mengadakan mass evangelization sesuai dengan Alkitab.

Pengkhotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : https://www.griikebonjeruk.org/kotbah/mass-evangelism-can-not-be-replaced/#more-251