Ibrani 1:1-3 “(1) Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, (2) maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,”

Di dalam tanya jawab di Westminster dilontarkan pertanyaan “Apakah tujuan hidup dari manusia?” dan dijawab “Untuk memuliakan Tuhan dan menikmati Dia.” Waktu kita menikmati musik yang indah, kita menikmati Tuhan. Waktu kita berdoa, kita menikmati Tuhan. Waktu kita mendengarkan kotbah yang bermutu, kita juga menikmati Tuhan. Untuk itu baiklah jika kita memuji Tuhan, karena kita dapat menikmati Dia.

Ibrani 1:1-3, Ayat-ayat ini mengandung tiga hal, pertama mengenai Kristus dan alam semesta, kedua mengenai Kristus dan Allah Bapa dan ketiga mengenai Kristus dan Gereja. Disini kita melihat Kristus sebagai pusat baik di dalam dunia yang kelihatan maupun dunia yang tidak kelihatan. Dan Kristus menjadi pengantara di tengah-tengah yang dicipta dan Yang mencipta. Antara dunia yang relatif dengan dunia yang mutlak.

Mengapakah Kristus berbicara menjadi begitu penting? Disini ada satu dalil yang penting: ‘siapakah yang berbicara kepada manusia?’ Mengapakah pembicaraan Dia itu penting? Karena Dia adalah Kristus. Dan siapakah Kristus? Dia adalah pencipta langit dan bumi. Kristus adalah pencipta segala sesuatu, Kristus adalah yang menopang segala sesuatu dan Kristus adalah yang mewarisi segala sesuatu.

Kristus yang mencipta, berarti Dia yang mengadakan dan Kristus yang mewarisi, berarti Dia akan mengkonklusikan segala sesuatu. Dia adalah Alfa dan Dia adalah Omega. Diantara Alfa dan Omega kita ketahui sebagai suatu proses sejarah dan kita berada di dalam proses sejarah. Orang yang dulu ada sekarang tidak ada, orang yang sekarang ada besok-besok tidak ada, dan orang yang tidak ada, besok-besok menjadi ada. Yang sedang hidup, pernah dilahirkan dan akan menuju kepada kuburan. Sehingga kita punya eksistensi secara jasmaniah, yaitu hanya menempati sedikit waktu di dalam seluruh proses sejarah. Jikalau demikian, untuk apakah kita hadir di dalam sebagian sejarah ini? Kenapa kita tidak dilahirkan di jaman dahulu atau di jaman yang akan datang, tetapi dilahirkan di jaman sekarang ini? Setiap orang harus menemukan kekuatan dari Tuhan untuk bersumbangsih di dalam jaman dia berada. Dimana dia berada dia harus menemukan identitasnya sendiri, menemukan dan mengembangkan potensi yang Tuhan tanam di dalam hatinya, untuk menjadi berkat bagi sekitarnya.

Waktu berlangsung terus dan lewat dengan cepat. Aset yang ada dalam setiap manusia adalah waktu yang Tuhan karuniakan sepanjang hidupnya. Barangsiapa yang mengerti dan menghargai aset, dia tidak sembarangan bermain-main dengan aset yang ada pada dia. Pengertian tentang waktu dan pengertian kesadaran filsafat sejarah adalah salah satu hal yang paling kurang dalam pengertian orang Kristen, sehingga orang Kristen membuang lebih banyak waktu dibanding orang lain. Dan salah satu hal yang paling menyedihkan adalah orang-orang Kristen membuang-buang waktu ke dalam kebaktian-kebaktian yang tidak berguna, karena tidak mendapatkan apa-apa dan tidak mengerti firman Tuhan lebih banyak. Hidup itu tidak panjang, kita tidak mengetahui dapat melayani Tuhan Yesus berapa tahun di dalam dunia ini, itulah sebabnya kita harus baik-baik mempergunakan waktu.

Sebelum orang Kristen memaparkan wahyu Tuhan tentang waktu, baik filsafat timur maupun filsafat barat mengerti sejarah sebagai siklus (hal yang diulang-ulang) yang tidak ada habisnya. Ada 4 musim yang tidak ada habis-habisnya, musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin, kemudian mulai dari musim semi kembali. Di Tiongkok orang mengenal ada 10 unsur diatas dan 12 unsur di bawah, digabungkan menjadi 60 tahun sebagai satu sirkulasi. Pytagoras di Barat, serta Hinduisme dan Budhisme di Timur berbicara mengenai reinkarnasi. Negara-negara yang tidak mempunyai konsep waktu yang baik menjadi negara-negara yang terbelakang. Tetapi barat di dalam 1,500 tahun terakhir ini mengalami kemajuan yang luar biasa, karena konsep mereka mengenai waktu diperbaharui oleh kitab suci. Dimulai dari Agustinus, pada saat dia merenungkan bintang-bintang di langit yang begitu teraturnya, dia mulai mencurigai ajaran dualisme dari manikaisme, dan pada saat itu dia memiliki keyakinan ada Tuhan yang mengatur segala sesuatu dan sejarah memiliki tujuannya sendiri.

Seorang theolog dari Jerman, yang menghabiskan setengah dari hidupnya untuk mengajar di Amerika, Prof. Dr. Paul Tilich, mengatakan malam pada saat Agustinus melihat langit, itulah malam yang merubah pengertian dunia barat tentang sejarah. Agustinus membaca kitab suci untuk mendapatkan pengertian inti dan esensi dari Alkitab. Dari Yesaya, Kolose dan Ibrani akhirnya Agustinus mengambil suatu kesimpulan bahwa waktu itu adalah suatu proses yang tidak mungkin kembali lagi. Waktu itu adalah garis yang terus menuju kepada eskatologi. Yang disebut eskatologi berarti hari-hari terakhir, dan itu membuat orang menjadi serius, sadar dan tidak lagi bermain-main. Aset yang setiap hari hilang, adalah aset yang tidak akan kembali lagi. Orang Kristen yang memiliki pengertian seperti ini adalah orang Kristen yang mengetahui bagaimana menginterpretasikan sejarah dan tidak mungkin dia bermain-main. Jika kita berpikir kalau kita gagal dalam bekerja, kita dapat mengulangi sekali lagi, kemudian gagal lagi, kita dapat mengulanginya sekali lagi, kita akan sembarangan bekerja, tetapi jikalau kita berpikir satu kali gagal, tidak ada kesempatan untuk mengulanginya, kita pasti akan baik-baik bekerja. Hendaklah orang Kristen di dunia ini menyadari tentang keKristenan dan memiliki kedewasaan di dalam pengertian firman, akhirnya diinterpretasikan ke dalam kegiatannya, baik berdagang, baik study, baik di bidang dunia politik, dunia sosial, dunia ilmu, dunia seni.

Di sini kita melihat titik yang pertama, Yesus Kristus Anak Allah, Dialah yang mencipta dunia, dan di titik yang kedua, Dialah yang mewarisi dunia. Sebagai orang Kristen kita melihat dunia yang memiliki arah dan tujuan yang ditetapkan. Di dalam bahasa Gerika (Yunani), dinamakan telos, artinya ‘the final point’ atau titik akhir. Apakah titik akhir itu? Yaitu Tuhan Allah menyerahkan seluruh alam semesta kepada Kristus sebagai pewaris yang legal. Di dalam Efesus 1:10 tertulis “sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.” Jikalau kita melihat wawasan yang begitu luas, sebenarnya adakah hal kecil yang perlu kita ributkan? Karena ada satu Kristologi, pengertian tentang rencana di dalam Kristus yang agung dan melampaui seluruh alam semesta. Sebab segala alam semesta dicipta oleh Dia dan dicipta bagi Dia di dalam konsep ruang dan waktu. Itulah sebabnya barangsiapa yang bersandar kepada Tuhan, dan mengerti rencana Tuhan, dia hidup mengaitkan maknanya dengan rencana kekekalan Tuhan di dalam hidupnya. Segala sesuatu akan digeser oleh waktu, baik itu orang yang paling kaya, orang yang paling hebat, orang yang paling berkuasa dan sebagainya, tetapi orang yang menjalankan kehendak Allah, kekal sampai selama-lamanya.

This world is my Father’s world. Dunia ini adalah milik Tuhan, tetapi sementara ini dikuasai secara tidak sah oleh setan. Di dalam titik akhir, dunia ini akan kembali menjadi milik Kristus. Tiga istilah yang harus kita perhatikan yaitu, raja dunia yang adalah setan, ilah jaman yang adalah setan, yang memakai ideologi untuk mengikat manusia, dan Tuhan langit dan bumi yang adalah Allah. Di dalam II Korintus 4:3-4 ditulis tentang ilah jaman yang membutakan orang-orang di dalam dunia ini terhadap cahaya Injil melalui pikiran-pikiran ideologi yang melawan kehendak Tuhan Allah. Di dalam I Yohanes 5:19 ditulis bahwa seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. Jikalau demikian dunia ini sekarang milik siapa? Di dalam Yohanes 8:34 ditulis mengenai orang-orang yang menjadi hamba dosa dan dunia ini di dalam kesementaraannya dikuasai oleh setan. Tetapi orang-orang Kristen adalah orang yang sedang menanti suatu hari dimana Kristus mewarisi segala sesuatu. Siapakah orang Kristen itu? Di dalam percakapanNya dengan Nikodemus, Tuhan Yesus berkata, “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan oleh Roh, adalah roh” (Yohanes 3:6). Barangsiapa yang hanya dilahirkan melalui daging, dia adalah manusia yang daging saja. yang dimaksud disini adalah kelahiran melalui ayah dan ibu. Tetapi barangsiapa yang juga dilahirkan melalui Rob Kudus melalui Injil dan kuasa dari sorga, dia mendapatkan hidup baru, dan hidup yang kekal dari Roh Kudus.

“Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepadaNya.” (Yohanes 3:35). Ketika Tuhan Yesus datang ke dalam dunia, apakah segala sesuatu ada? Terbalik bahkan segala sesuatu tidak ada. Yesus adalah pewaris alam semesta, tetapi pada waktu Dia datang, dunia ini sedang dikuasai oleh setan. Dia dilahirkan di tempat yang tidak selayaknya. Dia harus berjuang sampai mengucurkan darah dan mati bagi kita. Ini menjadi suatu pengajaran yang penting bagi manusia. Segala sesuatu telah dijanjikan kepada Yesus, tetapi Dia tidak bisa menerimanya dengan begitu mudah. Orang Israel harus berperang merebut tanah yang dijanjikan. Tidak ada hal yang tinggal diambil begitu saja dan tidak ada kasih karunia yang tidak bertanggung jawab. Mengapa banyak orang Kristen lemah? Mengapa gereja-gereja tidak bertumbuh? Karena gereja maunya segala sesuatunya disiapkan oleh anugerah Tuhan. Teologi sukses dan teologi makmur mengakibatkan tidak ada orang yang mau memikul salib. Kita harus berjuang keras untuk mendapatkan apa yang telah dijanjikan. Marilah kita melayani Tuhan dengan melihat teladan Tuhan Yesus Kristus.

Pdt. Dr. Stephen Tong (

 

Sumber : https://www.mriila.org/pustaka/eksposisi-ibrani/kristus-pewaris-perjanjian/