Hari ini adalah hari minggu pertama di tahun 2008. Tidak semua orang bisa memasuki tahun 2008, ada yang kurang beberapa detik sebelum memasuki tahun 2008 sudah meninggal dunia. Bagi kita yang memasuki tahun 2008, kiranya kita diberikan kekuatan, perpanjangan dan tambahan anugerah untuk melintasi satu tahun yang baru lagi. Tuhan Yesus berkata ada sebuah pohon yang sudah bertahun-tahun diharapkan oleh pemilik tanah itu untuk berbuah, tapi pohon itu tak pernah berbuah. Lalu Tuhan mengatakan, jikalau tak berbuah, maka akan dipotong dan dibuang. Pohon yang tidak berbuah, tidak seharusnya menempati tempat, menikmati anugerah serta hidup dengan tidak berarti dan kosong. Demikian juga, Tuhan tak mau kita hidup di dunia dengan hanya menerima anugerah tetapi tak menjadi berkat bagi orang lain. We have to beart fruits, the eternal fruits, consistent bearing fruits to glorify our God. Kiranya kita sungguh-sungguh bertumbuh dan memberitakan Injil pada orang lain.

Siapakah orang yang mencintai Tuhan? Seseorang yang mencintai Tuhan itu, diukur dari bagaimana dia mengerti penderitaan Kristus. Tidak ada satu orang yang mungkin mencintai Tuhan tanpa pengertian akan cinta Tuhan terhadapi dirinya terlebih dahulu. Oleh sebab itu Yohanes berkata, kita mengasihi karena Ia terlebih dahulu mengasihi kita. We love God because God loves us first.

Mengenai urutan, Konfusius mengatakan bahwa barang siapa mengetahui dengan tepat urutan awal dan akhir, orang itu dekat pada kebenaran. Demikian juga Alkitab berkali-kali mengutamakan urutan. Cari dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka yang engkau perlukan akan ditambah dan diberikan oleh Tuhan. Ini salah satu ayat yang membicarakan tentang urutan. Demikian juga Alkitab mencatat bahwa kita mencintai Tuhan karena Ia mencintai kita terlebih dahulu. Alkitab juga mengatakan bahwa bukan kamu yang memilih Aku, Aku yang terlebih dahulu memilih kamu. Semua ayat yang bicara tentang mana yang terlebih dahulu dan mana yang belakangan mengajarkan urutan yang seharusnya kita mengerti.

Tak ada satu orang yang sanggup mencintai Tuhan terlebih dahulu sampai Tuhan sungkan dan terpaksa mencintai orang itu. Semua orang dicintai Tuhan terlebih dahulu, lalu pelan-pelan ia sadar, mengapa dirinya tak mencintai Tuhan. The suffering of Christ becomes the knowledge which contrains us to respond and love Him back. Jika kita mengerti cinta Tuhan, maka kita mengerti cinta itu melalui mengerti akan penderitaan yang pernah dialami oleh Dia. Setelah kita mengerti cinta Tuhan kepada kita, baru kita tergerak dan bereaksi untuk mencintai Tuhan kembali. Waktu kita mencintai Tuhan kembali, bagaimanakah kita membuktikan bahwa cinta kita itu sejati?

Yesus Kristus berkata, “Barangsiapa yang mencintai Aku, biarlah dia menaati perintah-Ku!”. Untuk membuktikan cinta kita kepada Tuhan, maka bukti itu bukan di bibir atau perkataan saja, tapi cinta dalam kesungguhan dan pelaksanaan. Jika engkau sungguh-sungguh mencintai Tuhan maka engkau akan sungguh-sungguh melaksanakan perintah-Nya, dengan demikian cintamu itu adalah cinta yang tahan uji, cinta yang terbukti melalui fakta. Apakah perintah Tuhan itu? Waktu Yesus di dunia, Ia memberikan 2 (dua) perintah. Dan kedua perintah ini kalau kita jalankan baru membuktikan kita mencintai Tuhan.

  1. Pertama, perintah Yesus untuk  pengikut Kristus: saling mengasihi. Jikalau kamu saling mengasihi satu dengan yang lain, maka kamu membuktikan kalau dirimu adalah pengikut Aku. Ini kalimat dari Yesus Kristus sendiri (Yohanes 13:33-34).
  2. Kedua, perintah Yesus bersifat eksternal. Perintah yang kedua, “Go ye to the world, even to the end of the world and preach the gospel, make all nations my disciples.

Yang pertama dilakukan dulu, baru yang kedua dilakukan. Jika urutan berubah, tetap bukan kebenaran. Orang yang mencintai jiwa-jiwa yang belum diterima oleh Tuhan tapi tak mencintai sesama, itu omong kosong. Jika engkau tak mencintai saudaramu yang kelihatan, bagaimana mungkin engkau mencintai Allahmu yang tak kelihatan? Jika engkau sudah mencintai orang Kristen yang lain, maka engkau akan mendapat kekuatan untuk mengabarkan Injil. First of all, you love one another, because this is the first commandment by Jesus Christ. After that, you preach gospel, to show the love of God to others, that is the second commandment by Jesus Christ.

Mengapakah kita harus mengabar Injil? Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa kita mengabarkan Injil karena Kristus adalah Tuhan kita, dan Alkitab mengatakan bahwa Allah Bapa yang mempunyai rencana dan kehendak yang besar, yaitu banyak orang kembali kepada Dia. Ini sebab, the first motivation, the motivating power to evangelize people is this is the will of God. Karena ini adalah yang diinginkan oleh Tuhan, maka aku menjalankan yang diinginkan oleh Tuhan. Dengan demikian, mengapa kita mengabar Injil? Kita mengabar Injil karena melaksanakan kehendak Allah. Yohanes Calvin mengatakan, “There is nothing greater than the will of God, except God Himself.“. Kalimat ini tak pernah diucapkan oleh orang lain sebelumnya. Calvin mengatakan kalimat ini karena segala sesuatu menjadi ada karena ada kehendak Allah yang mencipta. The will of God to create is the reason and the foundation everything exists. Jikalau Tuhan tak berkehendak untuk mencipta, tak ada sesuatu yang ada di dalam dunia ini. Sehingga keberadaan berdasarkan kehendak untuk berada. Kehendak berada mengakibatkan tindakan penciptaan. Dan tindakan penciptaan mengakibatkan segala sesuatu itu berada di dalam dunia. The existence of everything is based on the will of God to create. If God didn’t want to create, there’s nothing exists.

Kehendak Allah menjadikan segala berada. Ini adalah pertama. Kehendak Allah menyelamatkan manusia mengakibatkan ada kaum pilihan yang ditebus oleh darah Yesus Kristus. jika Allah tak berkehendak untuk menyelamatkan, maka semua orang yang berdosa akhirnya masuk neraka. Justru karena adanya kehendak Allah untuk menyelamatkan kita, maka Kristus datang ke dalam dunia dan Ia dipaku di atas kayu salib. Oleh sebab itu kehendak Allah menjadi sumber dan motivating power to save, to redeem, and to sacrifice His only begotten Son to be hung on the cross. Jikalau Allah tak berkehendak mewahyukan semua ini kepada kita, tak ada seorangpun yang sanggup mengerti apa kehendak Tuhan. Jadi pekerjaan Tuhan pertama: mencipta. Kedua: menebus. Ketiga: mewahyukan. Ini semua di dalam kehendak Allah. Allah yang berkehendak memberikan pengertian kepada kita; mengapa kita lihat dunia ini berada, mengapa kita alami kematian yang membangkitkan hidup kita, mengapa kita mungkin mengerti segala sesuatu yang direncanakan oleh Tuhan.

Dan di antara kehendak Allah yang begitu besar, yaitu mencipta, menebus, mewahyukan, yang menjadi salah 1 point yang klimaks di antara kehendak Tuhan adalah “Go to the world, go ye to all nations and preach the gospel and make all people my disciples”. Oleh sebab itu saya percaya, barangsiapa yang mengabarkan Injil dan mereka yang hidup mati untuk memberitakan firman, ia adalah orang Kristen yang sangat dicintai oleh Tuhan Allah.

Di Irlandia Utara, saya pergi mengunjungi kuburan seorang penginjil yang pada abad ke 3 membawa Injil ke Irlandia. Di Irian Jaya, saya mengunjungi kuburan seorang yang bernama Morisson, ia memberitakan Injil sebagai utusan misionaris pertama dari London yang akhirnya mati di Macau. Di mana ada orang mengabarkan Injil, meski mereka tak sempat lagi pulang ke tempat asalnya, mereka semua adalah orang besar. Waktu para misionaris pergi mengabarkan Injil, mereka punya pikiran untuk menjalankan prinsip dan perintah dari Kristus, “Pergi”, mereka hanya tahu pergi dan tak berpikir untuk pulang. Banyak misionaris sekarang yang sebelum pergi tanya kapan mereka bisa pulang, berapa lama mereka harus pergi dan berapa uang yang mereka terima dan berapa uang pensiun mereka nantinya. Misionaris dulu tidak demikian. The know only how to go, go, and go, and never think about how to return to their sweet home and reward.

Ada seorang pengabar Injil di Kalimantan kira-kira 60 tahun yang lalu, ia seorang tionghoa. Karena Kalimantan panas sekali, maka ia suka pakai topi seperti petani yang lebar sekali dan tangan kanan membawa Kitab Suci, tangan kita dan kantongnya penuh dengan ratusan traktat. Ia pergi memberitakan Injil dari Pontianak. Ia memberitakan Yesus Kristus dan mengajak mereka berdoa bersama dengan orang yang menerima Tuhan. Tetapi orang ini punya sifat unik sedikit. Setelah kota itu diinjili mungkin selama satu atau dua minggu, ia tak mau kembali ke kota itu lagi, ia terus melanjutkan ke kota lain untuk memberitakan Injil. Sesudah kota itu diinjili berapa minggu, ia masuk lagi ke kota lain, lalu ia masuk ke mana? ke sorga. Mengapa? Karena tak ada seorangpun yang tahu ia matinya di mana. Waktu saya di Kalimantan tahun 1966 dan mendengar cerita ini, saya betul-betul terharu dan tergerak, ada orang yang tahunya hanya pergi dan tak tahu pulang. Ia pergi terus dan ketika traktatnya sudah habis, ia berteriak, “Tuhan mencintai engkau”. Lalu ada orang mengatakan, pernahkah engkau melihat ada seorang tua melewati kota ini. Lalu ada orang menjawab, “Oh aku ingat, aku liat dia di satu tempat dekat pantai, lalu ia masuk ke pedalaman, dan tak pernah keluar.”. Akhirnya mati di mana, tak ada orang yang tahu, mungkin ia dimakan oleh orang dayak. Mungkin ia dibunuh di pedalaman. Tapi mereka mengatakan, we know where he goes but never know how he comes out. Inilah semangat Injil.

Sekarang kita bikin KKR, sifat kita adalah silahkan datang, welcome to the meeting. Kita minta orang datang. Yesus Kristus mengatakan, “seharusnya bukan minta mereka datang, kita yang pergi”. Jadi semangat “go” adalah semangat misi. Semangat “go” adalah semangat menjalankan kehendak Tuhan. Mengapa kita mengabarkan Injil? Pertama, karena kehendak Allah, maka kita pergi.

Kedua, mengapakah kita mengabarkan Injil? Karena perintah dari Yesus Kristus. Yesus Kristus berkata, “Pergilah ke seluruh dunia. Ini adalah perintahku kepadamu”. Dalam abad 20 ini, berapa banyak orang yang hidup berfoya-foya dan hanya sedikit orang yang hidup mengabarkan Injil. Banyak orang yang hidup mencari kemewahan, berapa banyak orang yang hidup untuk mengorbankan diri bagi orang lain? Sebelum amanat agung, ada keselamatan yang dilakukan Kristus melalui penderitaan. Setelah amanat agung, ada pelaksaan perintah yang dijalankan misionaris untuk menderita dan menjadi berkat bagi orang lain. Judson ke Birma, Nomansenn ke Sumatra, Hudson Taylor ke Tiongkok, Moffat dan Livingstone ke Afrika, ada orang-orang lain seperti David Brainerd pergi ke orang-orang Indian di Amerika Utara, dan masih banyak misionaris pergi ke pulau-pulau di polynesia, pasifik dan pedalaman yang sangat sulit karena mereka mau menjalankan perintah Tuhan.

Sebelum tahun 1965, ada badan misi yang namanya Red Sea Mission. Di sekitar itu ada negara-negara seperti Arabia, Mesir yang terletak di pinggir pantai dari Laut Merah itu, maka mereka mengabarkan Injil khusus di sebelah pantai kanan dan kiri, pantai barat dan timur dari laut merah. Mengapa? Mereka mengatakan bahwa ini adalah daerah yang paling sulit diinjili, islam yang paling ketat di dunia. Saat itu seluruh Saudi Arabia cuma ada 2(dua) rumah sakit. Ada gereja? Satupun tak ada, kecuali pedagang yang datang atau orang embassy atau kecuali misionaris yang menginjili. Red sea mission memberitakan injil dengan susah payah kepada orang arab di situ. Setelah 10 tahun, berapa orang yang menerima Tuhan? 2 orang. Begitu menerima, mereka bersyukur pada Tuhan dan membaptis 2 orang itu dalam nama Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Setelah dibaptiskan, badan misi ini berharap 2 orang ini mengabarkan Injil pada orang Arab yang lain, tetapi keesokan malamnya, 2 orang itu langsung dipenggal kepala, dibunuh. Saya dengar cerita ini pada tahun 1967. Sudah 41 tahun, dan saya tak lagi mendengar tentang penginjilan di Arab bagaimana berkembang. Kira-kira 15 tahun yang lalu ada seorang Indonesia yang sekolah di Amerika. Ia begitu pintar, dan di saat senggang ia membaca buku Systematic Theology. Waktu saya berkhotbah di Philadelphia, dia mengatakan bahwa ia ingin sekolah teologi karena merasa dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi penginjil. Kedua kalinya saya bertemu dia, dia mengatakan bahwa dia sudah selesai lulus dari Westminster Theological Seminary dan dia merasa ada panggilan Tuhan mengabarkan Injil di Irak. Tak ada yang mengundang dia dan tak ada yang mendukung dia. Dia mengatakan bahwa Tuhan yang mendukung dia. Hari itu saya tergerak dan saya menyerahkan 450 dolar yang ada di kantong saya dan mengatakan, “inilah menurut imanmu, dukungan Tuhan pertama untuk engkau ke Irak”.

Satu hari ia pulang ke Indonesia dan saya minta dia naik mimbar untuk bersaksi dan dia bercerita kalau ia belajar bahasa arab dan tinggal di rumah yang kecil, atas bawah kiri kanan orang Arab. Dia baik-baik bergaul, sopan dan menghargai orang-orang di sana, dan dengan susah payah menginjili orang Arab di sana. Saya percaya inilah orang-orang, anak Tuhan yang berkenan di hati Tuhan. Sudah lama saya tak dengar kabar dia, dan tidak tahu apakah ia masih hidup atau tidak. Tapi ingatlah perkataan Yesus, “Barangsiapa melayani Bapaku, ia dihormati oleh Bapaku.”

Waktu saya pertama kali membaca Yohanes 12, saya tidak mengerti, Allah Bapa menghormati manusia yang Dia ciptakan? Bukankah the honor, the glory, power, strength belong to our God and belong to the One who is sitting on the Throne, yaitu domba yang disembelih? Mengapa justru terbalik? “Ada orang yang akan dihormati Bapaku, yaitu mereka yang melayani Bapaku di sorga”, Tuhan memberikan penghargaan terbesar, siapa yang melayani Injil, siapa yang sampai mati setia mengabarkan Injil, orang itu dihormati oleh Bapa. Kalau saudara dihormati oleh walikota, engkau senang bukan? Kalau engkau foto dengan Presiden, engkau memasang pigura dan menaruhnya di kantor. Tapi ketika presiden itu sudah turun, foto itu segera juga diturunkan. Mengapa? Karena itu adalah kehormatan yang sementara. Tapi kehormatan dari Tuhan Allah di sorga, siapa bisa melawan? Itu sebab saya berkata terus kepada murid-murid saya, jangan jual diri, jangan goyang ekor pada orang kaya, jangan menaklukkan diri pada politikus, karena mereka hanyalah manusia yang bisa mati. Hormati Tuhanmu, karena Tuhan kita tak bisa mati. Orang yang melayani Tuhan dengan sungguh dan tanpa kompromi, tak mungkin orang itu dilupakan oleh Tuhan.

Saya bersyukur pada Tuhan, dalam Kitab Suci terdapat teladan-teladan bagaimana melayani Tuhan. Mungkin mereka menjadi martir, tapi Tuhan tak melupakan mereka. Mengapa kita mengabarkan Injil? Pertama, because this is the will of the Supreme Power, God Himself and because this is the commandment from Jesus Christ, the Only Begotten Son.

Ketiga, mengapa kita mengabarkan Injil? Karena ada 1 dorongan dari cinta kasih salib di atas Golgota. Alkitab berkata, “the love of Christ constrains us, so we preach the gospel.”. Ini tahun baru, minggu pertama, saya khusus mempersiapakan khotbah ini, baik di singapura, jakarta atau tempat-tempat lainnya, untuk mendorong agar jemaat mau melayani Tuhan lebih lagi. Constrain dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai dorongan, tapi arti yang sesungguhnya adalah sebuah paksaan, kekuatan di dalam yang merangsang, memaksa, mendorong, membuat kita tak berdaya kecuali melakukan sesuatu. Contoh yang pertama; waktu anda perlu ke kamar kecil, anda segera pergi tanpa ada yang menyuruh bukan? Itu namanya constrain. Orang yang mencintai Tuhan, ada dorongan di dalam, kekuatan yang tak bisa ditolak. Ada cinta kasih dari dalam yang mendorong hingga engkau tak mungkin egois lagi. The love of Jesus Christ constrains us. Contoh yang kedua, seperti ibu yang hamil tua, ketika sudah waktunya melahirkan, ia tak bisa tunggu lagi. Constrain itu tak bisa dipalsukan, tak bisa ditahan, at that time you should do it. Cinta Tuhan juga demikian. Bolehkan penginjil yang diconstrain oleh Tuhan diam-diam saja? Tak bisa. Cinta kasih mendorong.

Reformed Theology berbeda dengan theology yang lain. Theology yang lain, kabarkan Injil, selesai. Tapi reformed theology mengatakan kita harus mempengaruhi para pemimpin dan membawa seluruh rakyat mengenal kehendak Tuhan, harus menjadi hati nurani masyarakat. Reformed Theology has both cultural mandate and gospel mandate. Musa pergi kepada Firaun, Daniel pergi ke istana Nebukadnezar dan di situ mengutarakan kehendak Tuhan sampai semua harus takluk kepada Tuhan. Itu adalah suatu bagian, suatu tugas yang dilupakan banyak gereja. Reformed Theology is not only doing the gospel work, we have to influence politically, culturally, economically, technologically, membawa dunia kembali kepada rencana Allah. Itu sebab tugas kita jauh lebih besar. Kita harus berusaha menaklukkan otak yang paling pintar. Untuk apa engkau berpendidikan tinggi? Supaya cari uang lebih banyak? Is that your purpose? Your purpose is not equal to God’s purpose on you. Yang diberi banyak dituntut banyak, yang diberi sedikit dituntut sedikit. Jikalau engkau mempunyai talenta, kesempatan lebih besar, engkau harus beresponsibilitas lebih besar. Jikalau engkau mempunyai pengetahuan lebih tinggi, engkau harus menginjili lebih banyak, menaklukkan orang lebih tinggi. Yang diberi talenta banyak, janganlah malas! The love of God constrains me. I should do what God wants me to do. Inilah yang ketiga, kita mengabarkan Injil karena cinta Tuhan mendorong kita.

Yang paling penting harganya, paling mahal. itulah manusia. Demand and supply, kalau demandnya naik, harga naik. Lain dengan Tuhan. Ia tahu apa yang kita paling perlu dan kita tidak sanggup bayar, oleh sebab itu memberikan free. Yang tidak begitu perlu, kita harus bayar supaya tahu tanggung jawab. Kalau Tuhan mau manusia bayar baru bisa bernafas, tidak ada orang mungkin bisa bayar pada Tuhan. Ini namanya anugerah. Kiranya kita belajar bersyukur kepada Tuhan atas anugerah-anugerah yang tidak layak kita terima. Manusia perlu air, perlu nasi, perlu udara. Manusia memerlukan pengetahuan, memerlukan pengertian kebenaran, tapi tidak merasa memerlukan firman. Ini 1 urutan yang terbalik lagi. What you need, you never feel you need. What you need most, you don’t feel you need that most. Manusia paling perlu Tuhan tapi tidak pernah merasa dia perlu Tuhan. Sampai ketika dia gagal, rugi, bangkrut. Dia rasa bukan perlu Tuhan, tapi pertolongan Tuhan. Inilah kekurangajaran manusia. Menjadi penginjil karena perintah dari Tuhan Allah. Mengapa menginjili? Karena kebutuhan orang. Mengapa kebutuhan orang begitu banyak, kita tidak supply? Karena yang butuh merasa tidak butuh. Di sini paradoksnya. Yang membutuhkan injil merasa tidak butuh.

Pada malam Paulus tidur, dia mendapatkan visi dari Tuhan, seorang macedonia berkata, ayo silahkan datang, datang menolong aku. Lalu Paulus berpikir, this is the calling of God, guidance of the Holy Spirit. I will go across there to go to Europe. Waktu Paulus sampai di situ, ada yang menyambut dan menerimanya? Tidak, dari hari pertama dia mengabar Injil. Orang-orang di situ menyembah dewa artemis. Di efesus, Paulus ditolak, di Filipi, Paulus ditolak, di macedonia paulus ditolak. Dan hari kedua Paulus dimasukkan ke dalam penjara. This is the fact, people need Jesus, but they don’t feel that they need Jesus. Itu sebab menciptakan kehausan dan menyadarkan orang untuk kembali kepada Tuhan adalah tugas yang terlalu berat. Namun demikian, tidak peduli bagaimana reaksi orang, karena manusia memerlukan Injil, maka kita memberitakan. Siapa di antara kita yang menginjili orang lain, yang tidak pernah ditolak?

Kelima, mengapa kita menginjili? Karena ada perasaaan hutang dalam hati kita. Ini tidak mungkin timbul dalam diri sendiri. Paulus mengatakan baik kepada orang Yunani maupun kepada orang Barbar, kepada orang yang berpengetahuan maupun orang yang tidak berpengetahuan, ia berhutang Injil kepada mereka. Perasaan berhutang, ini membuat kita tidak bisa tidur. Suatu malam, D.L. Moody tidak bisa tidur sebelum ia mengabarkan Injil. Ia akhirnya keliling-keliling dan menemukan 1 orang yang mabuk. Setelah menginjili, ia pun dimenangkan bagi Tuhan dan Moody dapat pulang tidur dengan enak sekali. Saya tidak tahu, masih ada orang seperti inikah? Kalau ada, engkaukah? Dari menjalankan kehendak Tuhan, sampai melaksanakan perintah Kristus lalu digerakkan karena constrain of the love of Jesus Christ who died for me, sampai mempunyai suatu pengertian bagaimana menjalankan karena kebutuhan manusia dan akhirnya ada perasaan hutang. Semua ini mengakibatkan kita menjadi orang Kristen yang mengabarkan Injil. Tahun 2008, kita dihantar oleh Tuhan dengan pemikiran, saya mau mengabarkan Injil bagi orang lain. (warta GRII Singapura)

 

Diambil dari : https://paulusteguh.blogspot.com/2010/12/ringkasan-kotbah-pdt-dr-stephen-tong-di.html