Ikan salmon adalah ikan yang unik. Ia melahirkan anaknya di danau yang berair tawar. Setelah melahirkan, ia mati. Lalu anak-anak salmon akan berenang menuruni sungai menuju laut lepas yang berair asin. Ia bisa merantau sampai lebih dari 10.000 km dari tempat asalnya. Ketika besar lalu hamil, ia bisa mencari kembali danau tempat asalnya. Ia kembali melalui sungai, menaiki air terjun, terkadang sampai terluka, dan terus berjuang sampai kembali ke tempat asalnya. Di situ ia bertelur melahirkan anaknya, lalu mati. Demikian siklus ajaib ini terjadi. Semuanya ini merefleksikan kedahsyatan Sang Pencipta.

Dalam masakan Jepang, diketahui bahwa ikan salmon akan lebih enak untuk dinikmati jika ikan tersebut masih dalam keadaan hidup saat hendak diolah untuk disajikan. Jauh lebih nikmat dibandingkan dengan ikan salmon yang sudah diawetkan dengan es. Itu sebabnya para nelayan selalu memasukkan salmon tangkapannya ke suatu kolam buatan agar dalam perjalanan menuju daratan salmon-salmon tersebut tetap hidup. Meski demikian pada kenyataannya banyak salmon yang mati di kolam buatan tersebut.

Bagaimana cara mereka menyiasatinya..? Para nelayan itu memasukkan seekor hiu kecil dikolam tersebut. Ajaib..!! Hiu kecil tersebut “memaksa” salmon-salmon itu terus bergerak agar Jangan, sampai dimangsa. Akibatnya jumlah salmon yang mati justru menjadi sangat sedikit..!! Diam membuat kita mati..! Bergerak membuat kita hidup…!!

Apa yang membuat kita diam? Saat tidak ada masalah dalam hidup dan saat kita berada dalam zona nyaman. Situasi seperti ini kerap membuat kita terlena… Begitu terlenanya sehingga kita tidak sadar bahwa kita telah mati..! Ironis, bukan..?

Apa yang membuat kita bergerak..? Masalah.., Pergumulan.. dan Tekanan Hidup.. Saat masalah datang secara otomatis naluri kita membuat kita bergerak aktif dan berusaha mengatasi semua pergumulan hidup itu. Tidak hanya itu, kita menjadi kreatif, dan potensi diri kitapun menjadi berkembang luar biasa.

Ingatlah bahwa kita akan bisa belajar banyak dalam hidup ini bukan pada saat keadaan nyaman, tapi justru pada saat kita menghadapi badai hidup. Itu sebabnya syukurilah “hiu kecil” yang terus memaksa kita untuk bergerak dan tetap survive. Masalah hidup adalah baik, karena itulah yang membuat kita terus bergerak.

Sumber : Peta Teladan  dan https://www.indofanster.org/t3182-cerita-inspiratif