Tema khotbah hari ini: Yesus, Gembala yang agung. Tapi saya ingin memulainya dengan membahas krisis hidup manusia. Karena tak ada seorang manusia yang tak pernah mengalami krisis di dalam hidupnya. Bahkan ada kalanya harus menghadapi krisis yang sangat berat, jauh lebih berat dari kemampuan dia menanggung, bahkan tak mungkin kabur diri darinya. Itu sebab, ada sebagian orang yang karena tak sanggup menanggulangi krisis hidupnya bunuh diri, gila, mengeraskan hati jadi orang jahat atau mengeluh: “Tuhan, apa salahku, hingga Kau memberiku kesulitan yang begitu besar dalam hidupku?” Memang, sifat orang berdosa adalah: hanya mau menggunakan kebebasan sesuka hatinya, tapi tak mau menanggung resikonya. Maka orang yang berjudi hanya mau mendapatkan banyak uang, tak mau dijebloskan ke penjara. Orang yang berselingkuh, hanya mau menikmati kenikmatan seks, tak mau rumah tangganya hancur. Mengapa begitu? Karena waktu berbuat dosa, dia mengira, dirinya punya otoritas penuh atas kebebasannya. Tapi saat harus menanggung resiko, dia kabur. Maka dunia memerlukan pendidikan Kristen, mendidik orang bertanggungjawab, punya hati-nurani, takut pada Tuhan, mengasihi kebenaran dan keadilan, meneladani hidup Yesus Kristus; Anak Allah di dunia. Yang mencintai kebenaran dan membenci kejahatan, maka Allah Bapa mengurapi Dia dengan minyak sukacita. Begitu juga orang yang cinta kebenaran dan membenci ketidakbenaran, seumur hidupnya akan diurapi dengan minyak sukacita. Krisis-krisis apa yang manusia alami dalam hidupnya?
- Kekurangan : Orang yang kurang uang tak punya rasa aman, orang yang kurang teman merasa kesepian, orang yang kurang bahagia merasa hidupnya kering.
- Letih-lesu : Orang yang terus menerus melakukan pekerjaan rutin akan merasa letih-lesu. Maka seorang isteri, suami, guru, murid bisa saja merasa letih-lesu, tak punya gairah hidup.
- Risau dan stress : Setiap orang pernah mengalami masa, dimana dia harus mengerjakan pekerjaan yang sangat berat, menanggung tanggungjawab yang amat berat, yang membuat dia merasa sangat tertekan dan timbullah rasa stress bahkan frustrasi.
- Tertidur : Berbahagialah orang yang setiap saat terjaga, peka akan kesulitan yang mengincarnya. Tapi ada sebagian orang yang mudah tertidur, tak sadar akan bahaya besar yang sedang mengancamnya. Itu sebab, mobil yang fasilitasnya sangat canggihpun tetap bisa mengalami kecelakaan. Kalau si pengemudi tertidur. Maka seorang pengemudi harus selalu terjaga dan peka, barulah dia dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi secara mendadak. Saya pernah mengunjungi seorang remaja yang berusia 17 tahun, parasnya ganteng, postur tubuhnya bagus. Dia baru saja mengalami kecelakaan fatal, mengakibatkan kakinya mengalami patah tujuh belas. Bahkan tiga hari kemudian harus diamputasi. Mengapa dia mengalami kecelakaan yang begitu parah? Dia tertidur pada saat mengendarai motor Harrly Davidson. Tapi sesungguhnya, orang yang tertidur secara rohani lebih berbahaya dari mereka yang tertidur secara jasmani. Samson gagal, karena dia tertidur di pengkuan seorang pelacur. Banyak orang yang membenamkan diri, asyik bermain saham, menikmati hidup, tak siap menghadapi kesulitan besar yang sedang mengincarnya. Maka Tuhan berkali-kali mengingatkan kita: “Aku tak mau anak-anakKu tertidur” “Aku akan membangunkan mereka”.
- Bayang-bayang maut : Orang-orang yang psikisnya tidak kuat, meski belum mati tapi hidupnya selalu dihantui oleh kegelapan dan maut. Maka Alkitab terus menerus mengumandangkan berita: “Jangan takut; do not be affraid” “beriman saja, jangan takut” karena dimana ada iman, di situ tak ada rasa takut. Iman memberi kita kekuatan, pengharapan dan jaminan. Apa itu iman? Faith is the invisible hands of God hold the visible hands of man, to go through all kinds of difficulties and afflictions, amin? Mengapa GRII begitu diberkati Tuhan, saya juga tak tahu. Sebenarnya, saya merasa diri tak layak, hanya tahu berdoa, taat padaNya, mengatakan apa yang harus saya katakan dengan penuh tanggungjawab; menjalankan tugas yang Tuhan percayakan pada saya dengan patuh. Maka selama lima puluh tiga tahun setengah tahun menjadi hamba Tuhan, saya selalu memelihara satu perkara: bukan melayani dengan berkhayal, dengan menipu orang, melainkan mengikut Tuhan dengan jujur dan mau sungguh-sungguh taat padaNya. Meski mungkin dibenci, diumpat, difitnah…. orang, yang penting adalah mencari-tahu: what is Your will, Lord? Give me Your grace, Your thruth, Your guindance, Your principle. And let me do Your will whole heartedly.
- Musuh : Tak ada satu orang yang mungkin disenangi oleh semua orang di dunia. Pendapat berbeda saja bisa mengundang permusuhan. Ingat, rasa dendam di hati musuh punya kekuatan destruktif yang menakutkan. Kita juga sulit mengetahui kapan dan rencana apa yang musuh susun untuk menghancurkan kita. Saat dia menghancurkan kita, meski kita punya seribu orang teman yang berminat membantu juga belum tentu bisa, membuat kita hanya bisa menangis. Itu sebab, sebisa mungkin tak bermusuhan dengan siapapun; berdamailah dengan semua orang — ajaran surat Roma.
- Kekeringan : Dapat membuat seorang lumpuh, pesimis, menyendiri, tak punya gairah hidup dan semangat juang. Bahkan ada yang sampai menderita sakit jiwa atau bunuh diri. Karena kekeringan bagai mesin mobil yang tak diisi oli.
- Merasa kurang diperhatikan, kurang dicinta; selalu diabaikan, kurang mendapat anugerah. Seorang mahasiswa sekolah teologia mengeluh pada saya: “Pak, mengapa banyak orang di sekolah ini tak mengerti saya? Kalau terus begini, mungkin saya ingin berhenti sekolah”. Mendengar itu, saya bukan menjawab: “jangan” tapi: “silahkan berhenti saja” “ternyata bapak juga sama: saya minta dimengerti, tapi bapak; rektor sekolah ini malah membuat saya semakin merasa tak dimengerti” “kau dipanggil untuk mengerti orang bukan dimengerti orang. Jadi, stop untuk minta diperhatikan, dimengerti, tapi mulailah mengerti orang lain”. Kongfuzu mengajarkan: jun zi qiu zhu ji, xiao ren qiu zhu ren; gentleman selalu menuntut diri, orang kerdil terus menuntut ini – menuntut itu. Saya tak tahu, sejak kemarin bangun jam 4 subuh sampai sekarang tidur berapa jam. Karena kemarin, saya meng-conduct musik yang sulit sekali, mengganti benda pajangan di Galeri. Malam hari, setelah mengajak pemusik tamu makan bubur, kembali ke sini untuk memastikan semuanya. Dan tadi, pagi-pagi sekali sudah ke sini. Mengapa saya harus mengerjakan semua itu, bukankah saya ini pemimpin, bisa menyuruh orang untuk mengerjakan ini – itu? Karena saya mengerjakan segala perkara dengan satu motivasi: to make the Kingdom of God, the children of God, the sermon better. Orang yang selalu ingin dilayani, dihormati, dijunjung tinggi, tak mau mengampuni orang lain, tak mau mengerti orang lain, dia tak punya hak jadi pemimpin. Demand from you yourself more than demand from others, it cause you qualify to be a leader. Seluruh dunia kekurangan pemimpin yang bisa dijadikan teladan. Inilah malapetaka terbesar di akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Presiden-presiden yang terpilih lewat jalur demokrasi, dua tahun kemudian, para pemilihnya mulai menyesal: mengapa kami memilih dia. Itulah yang saya katakan menjelang Obama terpilih: “kalau dia yang terpilih , anugerah umum Allah akan Dia tarik kembali: Amerika akan bobrok baik dari segi hukum, masyarakat, ekonomi… Karena pemimpinnya hanya pintar berpidato, tak tentu punya bijaksana dan teladan yang baik. Berdoalah, agar umat manusia punya hari depan yang baik. Untuk itu, harus ada pemimpin yang dapat dijadikan panutan dalam hal menyangkal diri, bekerja tanpa mengenal lelah, selalu ingin menjadi berkat bagi orang lain.
- Tertimpa musibah besar, yang menghabiskan seluruh tabungan yang kau simpan selama bertahun-tahun guna masa pensiunmu atau yang membuat kau cacat seumur hidup. Krisis-krisis membuat kita tak dapat hidup dengan tenang dan stabil. Siapa yang dapat memelihara dan memberi jaminan bagi hidup kita? Mungkin ada orang yang mengeluarkan banyak uang untuk membeli asuransi. Tapi sebenarnya, asuransi tak mungkin mendatangkan bahagia. Waktu saya kecil, mendengar DR. Andrew Gih berkhotbah tentang life insurance; bao sheng, katanya: zui hou bao ni yi ding si; akhirnya kau dijamin pasti mati. Karena memang tak ada yang kekal di dunia, hanya Tuhan saja yang kekal. Jadi, mungkinkah kita punya hidup yang mampu melewati semua krisis-krisis hidup? Jawabnya di Mzm. 23, Gembala yang agung. Mengapa Mzm.23? Karena Mzm.23 memaparkan semua krisis hidup manusia, dan dibereskan oleh sang Gembala yang agung: Ay.1, Ia menyelesaikan kekuranganku. Ay.2, Ia mengakhri segala letih lesuku. Ay.3, Ia membangunkan aku yang tertidur. Ay.4, Ia menyingkirkan bayang-bayang maut yang menakutkanku. Ay.5, Ia mengakhiri permusuhanku, kekeringanku dengan mengurapiku dari atas. Ay.6, Ia memberi kebajikan dan kemurahan, membuatku tak lagi merasa kurang dicintai, kurang dimengerti. Dan aku akan diam di rumah Tuhan yang tak mungkin goyah atau roboh, karena gempa bumi dan…. Saya akan mengakhiri khotbah ini dengan memaparkan beberapa hal penting yang terdapat di Mzm.23. ay.1-3, Tuhan dilukiskan sebagai “Dia”: Dia membaringkan aku… Ia membimbing aku… Ia menyegarkan jiwaku, Ia menuntun aku…. tapi di ay.4-6, Tuhan dilukiskan sebagai “Engkau”: Engkau besertaku…, Engkau menyediakan hidangan…, Engkau mengurapi kepalaku…. Mengapa berubah dari Ia menjadi Engkau? God is not He, God is the greatest Thou. Martin Buber, di awal abad ke-20, menulis satu buku tipis ; tak sampai seratus halaman, yang menggemparkan dunia filsafat dan teologi: I and thou. Perhatikan: waktu kau belum mengenal seorang, selalu menyebutnya dengan sebutan: dia, dia… Kapan kau mengubah sebutan “dia” jadi “kau”? saat terjadi turning point dalam hidupmu: jatuh cinta dengannya. Pada umumnya, saat kau jatuh cinta pada seorang wanita, kau tak berani mengungkapkan cintamu, bukan? Mengapa? Karena takut ditolak. Itulah yang membuat kau gila: siang – malam terus memikirkan: dia, sepertinya tanpa dia, kau tak bisa hidup – susah sekali. Lalu kau coba mengutarakan kesusahanmu pada sahabat karibmu. Tak tahunya, dia juga naksir wanita itu. Maka kau coba mengutarakan kesusahanmu pada orang lain dan orang itu mendorongmu untuk mengutarakan cintamu padanya. Maka kau coba memberanikan diri, mengungkap isi hatimu. Ternyata ditolak mentah-mentah. Serasa ingin bunuh diri, tapi takut. Maka hidupmu mulai berubah, jadi pendiam, pesimis, rendah diri. Dan setiap kali menyebut dia yang pernah menolak cintamu merasa terhina dan jadi benci padanya. Setelah lewat satu saat, mungkin kau malah berbalik, mempermainkan cinta perempuan. Mengapa? Karena tak punya “dia” yang kau inginkan. Sampai suatu hari, saat kau menemukan seorang wanita, yang menanggapi pengutaraan cintamu: “ok, saya mau bawa hal ini dalam doa” “puji Tuhan” tapi waktu dia mau denganmu, kau malah ragu: benar atau tidak sih? Jadi, manusia memang repot: diberi – salah, tak diberi – juga salah. Tapi setelah semua pengalaman itu, hidupmu kembali normal, sampai akhirnya bertemu dengan seorang wanita yang bisa kau ajak ngopi, saat saling berpandang-pandangan itulah mengalami hubungan: I and thou. Dan sejak itu, saat kau bertemu dengannya, tak lagi mau ditemani oleh siapapun, hanya ingin berduaan saja dengannya. Apalagi waktu kau mengatakan: “sebenarnya, aku sudah dari dulu naksir kamu” “aku juga” itulah I – thou relationship, yang membuat kau berani membuka isi hatimu yang sedalam-dalamnya hanya kepada dia; seorang. Setelah hubungan kalian berdua semakin akrab, baru memutuskan untuk menikah, dan merasa nikmat yang luar biasa. Tapi tak lama setelah anak kalian lahir, kau menemukan isterimu berubah: tak lagi memperhatikanmu, terus sibuk dengan anak, membuatmu merasa tersisih. Karena isteri, setelah melahirkan anak, saat dia memandangi bayinya – bayinya memandang dia, terjadilah hubungan: I – thou dengan anak. Itulah juga yang membuat dia seperti berkata: my husband, you are no more my thou. My thou is my baby — anak berada di posisi pertama, suami digeser ke posisi kedua. Lama kelamaan membuat suami merasa: my thou is not you, my thou should be another lady —setan mulai bekerja. Tapi setelah anak bertumbuh besar, dia mulai memperlihatkan pada mamanya: “aku lebih patuh pada guruku ketimbang kau”. Membuat si ibu merasa, dulu aku kehilangan hubungan I – thou dengan suami, sekarang kehilangan hubungan I – thou dengan anak. Apalagi setelah anak-anak pacaran, mereka mulai memandang kalian bagai “antik” yang bawel. Jadi, waktu anak masih kecil, saat dia melihat kau keluar rumah pasti menangis dan kau mengira, dia sayang sekali denganmu. Padahal sesungguhnya, dia bukan menangis karena sayang kau, tapi karena kau tak membawanya pergi. Terlihat di sini, manusia sering salah menginterpretasikan hubungan I – thou. Dan faktanya, setelah anakmu pacaran, dia mengalihkan hubungan I – thou denganmu itu ke hubungan I – thou dengan pacarnya. Maka kalau kau mengatakan padanya: “aku tak setuju kau pacaran dengannya”, dia akan memusuhimu dan melapor pada pacarnya: “orang tuaku itu antik dan bawel, dia tak setuju kita pacaran” “Kalau begini, kita kawin lari aja”. Susah bukan? Anak yang tadinya punya hubungan I – thou denganmu sekarang memusuhimu. Suamimu yang tadinya punya hubungan I – thou denganmu, sudah lama kau sisihkan. Jadi, semua I thou relationship in human society are false, membuat hidupmu kering. Dan setelah anak-anak menikah, bahkan ada yang tinggal di luar negeri, mereka hanya menelpon pada saat Natal: “apa kabarnya, pa, baik nggak?” jawaban yang dia harapkan: baik-baik saja. Jadi, kalau kau menjawab: kurang baik, dia mulai berpikir: celaka, berapa banyak lagi dana yang harus ku keluarkan untuk dia berobat? Maka kata Pribahasa Tionghoa: “jiu bing wu xiao zi; orang tua yang terus sakit-sakitan, tak ada anak yang loyal; sayang padanya” — benar adanya. Tak heran kalau kau baru sakit satu hari, anakmu masih menanyakan keadaanmu, memijitmu. Tapi kalau sudah sakit menahun, dia menantikan kepergianmu. Jadi, setelah anak-anak dewasa, merasa tak memerlukan kehadiranmu, sisa kau dan suami yang sudah sama-sama keriput coba menyambung kembali hubungan I – thou; ingin honeymoon lagi. Masalahnya, sudah no honey, bagaimana bisa honeymoon? Tapi tak ada pilihan lain, mulai menyesuaikan diri lagi dengannya, tapi mendapati dia begitu bawel, bicaranya nggak level… Saat hubungan I – thou kelihatannya mulai nyambung lagi, salah seorang meninggal dunia. Yang ditinggal menangis setengah mati, bukan karena rasa kehilangan, melainkan karena rasa menyesali hubungan kalian yang kurang akrab. Itulah manusia, selalu hidup dalam hubungan I – thou yang bermasalah. Maka kita perlu kembali pada the eternal Thou. Baca Mzm.23: Engkau membaringkan aku.. , Engkau membangunkan aku.., Engkau memimpin aku.., Engkau menyertai aku dengan tongkatMu dan gadaMu. Apa fungsi dari tongkat dan gada? Gembala di Israel selalu membawa tongkat yang panjang, yang bagian ujungnya melengkung. Di lukisan: Yesus adalah Gembala yang baik, kita melihat ada tongkat gembala ada di tanganNya. Apakah fungsi dari tongkat? Saat domba berlari-lari sesuka hatinya, gembala akan menjulurkan tongkat, bagian yang melengkung dia lingkarkan ke leher domba dan menariknya kembali. Tapi pada waktu domba pergi terlalu jauh, dicengkram oleh srigala atau singa, gembala akan memakai senjata yang kedua: gada, yang bentuknya bagai durian itu untuk memukul srigala atau singa, membuatnya kesakitan, lalu melepaskan domba yang digigitnya dan lari, gembalapun membawa pulang dombanya. Jadi, tak ada syair tentang hidup manusia yang lebih indah dari Mzm.23, my Lord is my great Shepherd, who take care on and guide my whole life. Mungkinkah suamimu dapat memimpin sepanjang hidupmu? Tidak. Saat dia tua, sedikit terantuk saja bisa terjatuh, mana mungkin memimpinmu? Jadi how good is your husband, he will never be your good shepherd. Bagaimanapun baiknya isterimu, tak mungkin bisa terus menerus memeliharamu. Siapakah the eternal Thou, yang tak berubah dari kekal sampai kekal? You are my eternal Thou, unchanging Thou, for ever Thou, consistent Thou.
Tuhan sudah mengasihimu dengan begitu setia, permisi tanya: apakah kau juga mengasihi Dia dengan setia atau kau hanya mau memperalat Dia, bagai orang-orang Karismatik, yang terus minta kekayaan, kelancaran, yang memberi satu juta rupiah dan minta Dia membalas sepuluh juta? Celakalah pendeta-pendeta yang mengajar pengajaran yang menyesatkan itu. Karena mereka bukan membawa orang datang pada Gembala, melainkan datang pada penjual lotre. Benny Hinn telah bercerai, bahkan kata isterinya: “no possible to be reconsiled with him anymore for ever”. Memang dia kaya, lancar, gerejanya juga kelihatan maju , ribuan orang mendengar khotbahnya. Tapi kalau hidupnya yang tak beres mengundang puluhan juta orang di dunia menghina kekristenan. Siapa yang menang: Tuhan atau setan? Setan. Ingat: setan tak takut gereja jadi besar, dia justru memakai jumlah jemaat yang banyak untuk membius pendetanya, mengira diri sukses dan tergoda untuk berbuat semaunya. Sampai setelah hidupnya yang bobrok mencoreng kekristenan, mengundang jutaan orang di muka bumi menghina kekristenan, dia tak dapat berbuat banyak. Kecuali membiarkan kekristenan terus merosot, karena investasi dari setan. Saya percaya, hanya mereka yang setia pada Tuhan akan Dia pelihara. Simak statemen dari pendetamu ini: seumur hidupnya mempersiapkan diri, berjuang untuk menjadi seorang yang pemimpin yang dapat memimpin zamannya kembali setia, jujur, cinta dan taat pada Tuhan. Meski dunia terus bergolak, kita tetap tekun menghimpun orang-orang yang cinta dan setia pada Tuhan untuk memuliakan Dia sampai Kristus datang kembali. Di tengah-tengah kita , pasti ada orang yang sedang mengalami kekurangan, kekeringan, letih-lesu, tertidur, berjalan dalam bayang-bayang maut, dilanda bencana besar…. krisis-krisis hidup yang tersimpan di sini. Ingat: Tuhan sendiri yang akan menyelesaikan semua krisis bagimu. Membuat kau tak lagi menyebut Tuhan dengan sebutan “Dia” tapi sebutan “Engkau”. Karena kau sadar, Tuhan adalah the One I worship, I adore, I give thanks to. Eventhough You have given me all the difficulties: keletihan, kekurangan, bayang-bayang maut…, karena di dunia, memang tak ada orang yang tak pernah mengalami kesulitan, ujian, cobaan dalam hidupnya. Tapi as a Reformed people, we believe, that God will take care and will lead us to overcome all this, through our faith and our obediance to Him, amin? Hidup saya lebih susah dari banyak orang, usia 3 tahun sudah jadi piatu, usia 15 tahun sudah tak minta satu peser dari mama. Bahkan seumur hidup tak pernah minta bantuan dari orang kaya atau bea siswa dari luar negeri. Berani hidup dengan tak mengenal kompromi, berjuang dengan gigih sampai kehendak Tuhan dalam diriku terwujud . Apa jadinya, kalau tak ada orang yang mendukung? Tak masalah. Seperti sekarang, Concert Hall menghadapi kesulitan besar, karena setiap kali konser saya harus nombok seratus sampai seratus lima puluh juta. Tapi saya bertahan dengan gigih sambil melihat pimpinan Tuhan. Konser kemarin malam, dihadiri paling banyak duta besar, mereka kagum luar biasa: bagaimana mungkin bisa membangun Concert Hall yang seindah ini? Seorang yang memelopori musik bermutu di dunia mengatakan pada saya: “you have done a great work. It is one of the greatest Concert Hall in the world. I come the first time here. I appriciate it and I know, it is not easy” “do you notice, this is the only self funded Concert Hall and Symphony Orchestra in the world?” Karena semua konser hall di dunia, didanai oleh pemerintah, bank, konglomerat…. Kita tidak! Maka di buku program konser kita tidak ada iklan. Kita mengerjakan semuanya dengan berharap pada Tuhan, sampai Dia menggugah orang-orang yang menyadari akan kebutuhan bangsa ini dan mau bersehati mewujudkan rencanaNya di negara ini dengan rasa syukur dan rela. Theatre besar di Jakarta, yang memiliki 1400 tempat duduk menelan dana Pemda DKI 1.7 trilyun. Sementara Concert Hall kita yang berkapasitas 1227 tempat duduk, hanya menggunakan tak sampai seratus milyar (belum termasuk pipe organ). Saya percaya, akustik hall kita tak tentu kalah dengan theatre yang menelan dana dua puluh sekian kali lipat dari dana yang kita pakai. Semua ini dapat terjadi hanya karena berkat dan anugerah Tuhan semata.
(ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah – EL)
Ringkasan Khotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : https://www.grii-andhika.org/ringkasan_kotbah/jakarta/MRI1102.pdf