Hidup terasa sempurna bagi pria asal Rhode Island, Kenny Sparks. Punya istri cantik, dua orang anak dan bisnis yang menjanjikan.
Tapi semuanya berubah ketika ia menderita penyakit langka Frontotemporal Dementia (FTD). Ia tidak bisa bicara normal, lupa ingatan, watak berubah kasar bahkan tidak bisa membaca jam dan angka lagi.
Sang istri, Cheryl adalah orang pertama yang menyadari keanehan yang terjadi pada diri Kenny (49 tahun). Awalnya Cheryl menduga suaminya terkena penyakit Alzheimer karena semua tanda-tandanya mengarah ke sana. Tapi setelah dibawa ke dokter ternyata Kenny mengidap penyakit lain.
“Ia tersendat-sendat dalam berkata dan ia akan lupa dengan semua yang diucapkannya. Tapi bukankah semua orang yang memasuki umur 50 tahun akan seperti itu?” kata Cheryl seperti dikutip dari CNN, Rabu (16/12/2009).
Namun masalahnya, perilaku dan sifat Kenny juga berubah menjadi lebih kasar, tidak ramah dan sering bengong seperti orang depresi. “Bahkan ia tidak bisa lagi membaca jam dinding atau membaca angka-angka,” kata Cheryl.
Dokter mengatakan, penyakit FTD bisa mencuri kemampuan otak, kepribadian dan menghancurkan hidupnya. FTD adalah salah satu penyakit yang termasuk dalam grup penyakit penurunan fungsi otak, terutama otak depan. Sama dengan Alzheimer, penyebabnya adalah protein asing yang menyerang sel-sel otak.
Penyakit FTD biasa terjadi pada orang-orang yang berusia 50 atau 60 tahun, tapi ada juga yang menderitanya sejak umur 40 tahun. Penyakit itu mempengaruhi bagian otak yang berfungsi untuk berpikir, komunikasi, ingatan, mengambil keputusan dan kepribadian.
“Banyak pasien FTD yang tidak tertangani bahkan ditinggalkan keluarganya. Pasien FTD sudah tidak bisa lagi berpikir normal, ia melakukan sesuatu tanpa alasan seperti membeli mobil atau barang-barang mewah yang tidak dibutuhkannya,” ujar neurolog asal University of Pennsylvania, Dr Murray Grossman.
Menurut Association for Frontotemporal Dementias (AFD), sekitar 250.000 orang Amerika atau 10-20 persen dari kasus dementia diperkirakan menderita FTD.
“Banyak yang salah diagnosa dan baru menyadari penyakit ini 5 hingga 6 tahun setelahnya,” kata Susan Dickinson, ketua AFD.
Dukungan untuk penderita FTD sangatlah penting, dan yang paling penting lagi adalah kesabaran menghadapi perilakunya yang berubah. Setelah 4 tahun didiagnosa FTD, Kenny menjadi sangat tergantung pada istrinya Cheryl.
“Saya terpaksa berhenti kerja karena harus menemaninya 24 jam 7 hari. Kami selalu memulai hari pada pukul 3 dini hari karena Kenny selalu terbangun dan tidak tahu jam berapa saat itu,” tutur Cheryl.
Selain rasa lelah karena harus mengurus Kenny, hal sulit yang harus dilakukan Cheryl adalah memberi penjelasan pada anak-anak dan keluarganya mengenai penyakit Kenny.
“Saya harus menjelaskan pada anak-anak bahwa ayahnya sudah berubah karena penyakit ini. Banyak teman dan keluarga yang tidak bisa mengerti dengan penyakit Kenny. Kami harus berlapang dada dan menerima ujian ini sebagai humor, jika tidak keluarga ini bisa hancur,” katanya.
Namun hal yang paling berat bagi Cheryl adalah menerima kenyataan bahwa orang yang sangat dicintainya sudah berubah.
“Mengetahui bahwa orang yang akan menemani kita sampai tua berubah menjadi orang lain terasa sangat menyedihkan dan berat. Tapi Kenny tetaplah Kenny, orang yang dulu pernah saya cintai dan akan terus saya cintai,” ujar Cheryl.
Sumber : https://health.detik.com/read/2009/12/16/073838/1260817/763/lupa-ingatan-dan-watak-berubah-kasar-akibat-ftd?lbbank