Tahun 1995, John Kotter, ahli kepemimpinan dan perubahan menunjukkan kenyataan pahit bahwa 75 persen dari proses perubahan gagal.  Sepuluh tahun kemudian survei McKinsey & Co” kepada hampir 2.000 eksekutif bisnis di seluruh dunia yang dilakukan menunjukkan hasil yang sama.  Sebagian besar investasi yang diberikan untuk melakukan perubahan tidak memberi hasil yang diharapkan.

Persoalan perubahan memang persoalan klasik.  Terjadi tarik-menarik antara perubahan yang harus terjadi dan keengganan manusia atau organisasi untuk berubah.  Banyak yang sudah berusaha mengatasi rasa enggan terhadap perubahan ini dengan berbagai cara.  Mulai dari memberikan dorongan semangat, penjelasan mengenai keuntungan yang akan diraih kalau berubah, sampai paksaan dan ancaman kalau tidak berubah.  Namun, tetap saja banyak sekali orang yang sulit untuk melakukan perubahan.

Robert Kegan dan Lisa Laskow Lahey, melalui buku ini, mendiskusikan tentang bagaimana di dalam diri manusia terdapat aspek -aspek yang secara tidak disadari menghambat kita untuk melakukan adaptasi dan perubahan.  Hanya mengubah sikap, memberi dorongan semangat atau ancaman, tanpa mengubah aspek-aspek yang di dalam ini, jika pun berubah tak akan dapat bertahan lama. Robert Kegan, meneliti bidang ini lebih dari 25 tahun, berhasil menunjukkan penghambat terbesar perubahan terletak di sisi emosional, psikologis yang tidak disadari.  Terjadi konflik antara perubahan yang ingin dicapai dan komitmen besar di dalam diri untuk tidak berubah.  Ibaratnya, pikiran sadar menggenjot gas berusaha mencapai perubahan, tetapi alam bawah sadar menginjak rem dalam-dalam mencegah terjadinya perubahan.

Persaingan komitmen

Lalu, bagaimana agar perubahan tersebut bisa langgeng?  Ternyata, untuk berubah kita harus menukik ke dalam inti pikiran kita dan menyingkap aspek-aspek yang saling berkontradiksi sehingga menyulitkan kita berubah.  Dalam buku ini, kontradiksi-kontradiksi ini disebut sebagai competing commitments atau persaingan komitmen yang terjadi di alam bawah sadar setiap orang

Pendekatan dalam buku ini adalah dengan mengungkap ada persaingan komitmen yang terjadi serta menyusun sebuah “peta imunitas perubahan” melalui empat langkah.  Pertama adalah dengan mengidentifikasi komitmen-komitmen yang “penting, tetapi tidak tercapai dengan baik”.  Kedua, mengidentifikasi perilaku-perilaku  yang kita lakukan ataupun yang tidak kita lakukan, yang menyebabkan komitmen ini tidak tercapai.  Langkah ketiga, mengidentifikasi komitmen yang menyebabkan kita melakukan perilaku-perilaku yang disebutkan di langkah kedua.  Di langkah terakhir kita mengidentifikasi asumsi yang mendasari komitmen-komitmen yang kita sebutkan di langkah ketiga.  Asumsi-asumsi ini bisa benar,bisa juga salah.  Oleh karena itu, setelah kita melakukan keempat langkah ini, Kegan dan Lahey menyarankan agar kita tidak langsung mengambil tindakan, tetapi mengamati dahulu asumsi-asumsi ini untuk memahaminya lebih lanjut.  Kita baru mengambil tindakan terhadap asumsi-asumsi ini setelah kita cukup mengamati asumsi-asumsi tersebut.

 Dimensi diri

Kegan dan Lisa Lahey menyusun buku menjadi 3 bagian.  Bagian pertama diberi judul “Menyingkap Dinamika Tersembunyi dalam Tantangan Perubahan”, memberikan landasan bagi bagian selanjutnya’ dengan menjelaskan tentang pembelajaran orang dewasa dan tahapan-tahapan mental yang merupakan inti dari pendekatannya.  Di bagian kedua, “Mengatasi Imunitas Perubahan di Organisasi, Individu dan Tim”, terdapat beberapa contoh memanfaatkan proses imuilitas perubahan dalam beberapa kasus yang mereka berikan.  Dengan melihat contoh-contoh ini, kita akan dapat lebih mudah dalam memahami konsep-konsep dan bagaimana pelaksanaannya.  ”Mendiagnosa dan Mengatasi Imunitas Pada Diri Anda dan Organisasi Anda” merupakan bagian terakhir, yang membahas secara lebih terperinci mulai dari persiapan-persiapan sampai dengan proses mendiagnosa itu sendiri.

Robert Kegan sebelumnya telah menulis berbagai buku yang menjadi buku-buku pengajaran standar bagi manajemen perubahan atau pembelajaran dewasa, seperti In Over Your Head (1994), How The Way We Talk Can Change The Way We Work (2001) bersama Lisa Lahey, dan beberapa buku lainnya.  Kekuatan yang dimilikinya bukan hanya karena dia adalah seorang profesor di Universitas Harvard, ataupun Lisa Lahey sebagai associate director pada Change Leadership Group di universitas yang sama.  Dasar yang menjadi kekuatan pendekatan mereka adalah penelitian serta pengalaman lebih dari 25 tahun yang mereka lakukan di bidang ini, bahkan jauh sebelum para ahli lain mulai mempertimbangkan kemungkinan yang sama.

Dalam buku ini, Kegan memberikan dimensi penting, yaitu self disclosure, yakni menyangkut kemauan orang mengungkapkan hal-hal secara jujur.  Ini justru berlawanan dengan self deception yang sifatnya menutupi kenyataan, bahkan banyak kebohongan publik yang diutarakan secara terang-terangan oleh para pemimpin kita.  Sering kita baca atau dengar pejabat yang membantah bukti-bukti yang sudah demikian jelas dan seolah-olah sama sekali tidak ada atau berlagak tidak tahu, kebiasaan menutupi kebenaran merupakan tantangan besar bagi pelaksanaan immunity to change.

Penuturan buku ini cukup runtut dengan contoh-contoh yang gamblang dan metode yang mudah diikuti.  Akan tetapi, membaca buku ini tidak gampang.  Buku ini bukan bacaan sambil lalu seperti membaca cerita bersambung. Demikian juga buku ini sama sekali bukan buku motivasional yang sering mengaku bisa mengubah orang secara cepat atau instan.

Sumber : https://inspirasijiwa.com/?cat=13&paged=7 (Kompas.com 25.08.10/  Th. Wiryawan, Praktisi Keuangan & Asuransi)