Dahulu kala ada seorang anak yang hidup bersama ibunya. Ayahnya barus saja meninggal. Suatu saat ibunya sakit keras. Dia mencari seorang tabib dan meminta datang ke rumahnya untuk memeriksa penyakit ibunya.
Sang tabib tidak dapat mendiagnosa penyakit ibunya, lalu dengan sembarangan tabib itu mengatakan kepadanya.
”Menurut saya hanya obat dewa yang bisa menyembuhkan penyakit ibumu,” ujar tabib.
Anak ini setelah mendengar perkataan tabib dengan serius menanggapi, lalu dia pergi ke kota bertanya ke setiap toko yang ada di kota itu.
”Apakah ada jual obat dewa?” Katanya kepada penjual di toko.
Ada pemilik toko yang menjawab tidak ada, ada juga pemilik toko yang menganggapnya hanya iseng ingin membuat onar dan mengusirnya keluar dari toko.
Hari pertama dengan putus asa dia pulang ke rumah. Hari kedua dia pergi ke setiap jalan dan memasuki setiap toko bertanya. Setelah hari gelap dengan sedih menundukkan kepala pulang dengan tangan kosong.
Hari ketiga melihat tubuh ibunya makin hari makin lemah, dia lalu bertekad pergi ke kota yang lebih jauh untuk mencari obat Dewa itu. Dia memasuki setiap toko. Akhirnya dia tiba di sebuah penginapan.
Pada saat itu ada seorang tamu di penginapan tersebut sedang makan siang dan mendengar pertanyaannya. Tamu ini dengan penuh perhatiaan lalu bertanya kepadanya di mana rumahnya dan kenapa harus beli obat dewa?
Anak tersebut lalu menceritakan keadaan ibunya kepada tamu itu. Tamu itu merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah kotak . Di dalam kotak terdapat berbagai macam obat. Tamu itu mengambil salah satu tablet dan berkata kepadanya.
”Ini adalah obat dewa, engkau bawa pulang untuk menyembuhkan penyakit ibumu!” Lalu dia mengambil satu-satunya uang 1 sen yang dimiliki untuk membayar obat ini.
Anak itu sangat gembira lalu dia pulang ke rumahnya. Sampai di rumah dengan gembira dia berteriak.
”Mama, saya telah membeli obat dewa, setelah mama makan mama akan segera sembuh,” teriaknya.
Keesokan harinya datang seorang tabib yang datang ke rumahnya memeriksa ibunya, mengobatinya dengan akupuntur dan memasak semangkok obat untuknya, lalu dia merasakan badannya menjadi lebih sehat, segera dapat turun dari tempat tidur.
Kedua orang ibu dan anak ini merasa sangat berterima kasih kepada tabib. Mereka berlutut mengucapkan terima kasih karena telah menyelamatkan nyawanya. Tabib berkata mereka tidak usah berterima kasih kepadanya, harus berterima kasih kepada orang yang memberikan mereka obat dewa itu.
Rupanya orang yang memberi mereka obat dewa ini adalah seorang pejabat tinggi di Kerajaan. Dia terharu melihat seorang anak yang demikian berbakti kepada ibunya, lalu memerintahkan seorang dari tabib istana datang mengobati penyakit ibunya.
Tabib ini lalu mengeluarkan sepucuk surat yang ditulis oleh pejabat tinggi ini dan memberikan kepada ibunya. Di dalam surat itu tertulis.
”Sungguh beruntung engkau memiliki seorang anak yang demikian berbakti, untuk menyelamatkan engkau, dia pergi keseluruh penjuru mencari obat dewa untuk mengobati penyakitmu. Tetapi engkau harus selalu ingat, yang benar-benar dapat menyelamatkan nyawa manusia sebenarnya bukan obat dewa, tetapi cinta kasih antara sesama manusia.”
Sumber : https://www.kaskus.us/showthread.php?t=8433687&page=95