Hingga kini, para evolusionis masih terus berusaha mencari fosil-fosil untuk menemukan missing link antara satu jenis menjadi jenis yang lain. Perubahan dari satu jenis ke jenis lain tidak mungkin terjadi secara spontan. Pasti terjadi sedikit demi sedikit, diduga memerlukan 500 generasi baru menjadi jenis yang lain. 2000 tahun yang lalu pada jaman kerajaan Romawi, banyak patung-patung yang dibuat. Mereka berusaha mencontoh bentuk tubuh manusia menjadi patung. Jika kita membandingkan patung-patung tersebut, kita melihat bentuk dan proporsinya sama dengan kita sekarang. Tubuh manusia menjadi tinggi, khususnya di Asia, semenjak abad ke-20. Orang-orang di Jepang, di Cina dulu kecil, tetapi sekarang lebih besar, apakah ini evolusi? Tidak. Ini terjadi karena pada permulaan abad ke-20, banyak tempat yang kelaparan dan kurang gizi. Baru setelah peperangan dunia kedua selesai, pertanian dan studi nutrisi dipelajari dengan baik sehingga semua bangsa kembali menjadi bentuk dan besarnya seperti yang lain. Dengan demikian selama ribuan tahun manusia tidak begitu berubah. Dari gambaran yang diukir di Mesir maupun di Mesopotamia juga hampir mirip, yang beda hanya bentuk rambut dan pakaiannya. Sehingga kalau perubahan itu ada, harusnya melalui ribuan generasi baru ada perubahan sedikit-sedikit dan di tengah-tengah perubahan itu harus ada link. Khususnya orang utan yang menjadi manusia, di tengah-tengahnya ada missing link.
Kita telah membahas Peking man, Neanderthal man, Cro-magnon man, Heidelberg man, dan Piltdown man, yang dianggap missing link di tengah-tengah antara manusia dan binatang. Tetapi ditemukan bahwa semua fosil-fosil tersebut ternyata tidak mempunyai tempat tali suara. Yang paling mengherankan, kromosom dan DNA setiap jenis binatang mempunyai jumlah dan struktur yang berbeda. Manusia memiliki jumlah kromosom yang berbeda dari monyet, katak, anjing, dan semua jenis binatang lainnya. Di dalam DNA tersimpan kode-kode rahasia yang baru sekitar 10 tahun ini mulai dibongkar. Kelemahan bagian tubuh manusia ternyata bisa ditemukan karena dalam nomor kode tertentunya lemah. Jadi apakah yang menjadi persamaan di antara binatang ini dan binatang itu, persentasinya sangat-sangat ganjil dan sangat-sangat tidak diketahui oleh orang biasa. Misalnya manusia dan tikus, memiliki struktur DNA yang sangat mirip, tetapi bentuk tubuhnya jauh berbeda. Sedangkan antara manusia dengan manusia, 99.5% sama, 0.5% yang tidak sama itu mengakibatkan perbedaan. Ada yang berkulit hitam dan putih, ada yang sifatnya begitu kolerik dan mukanya semua berbeda. Tentu menakutkan jika 6.5 milyar orang di dunia memiliki wajah yang sama. Dengan demikian dari apa yang kita temukan, perbedaan-perbedaan itu justru sangat tidak masuk akal. Hingga saat ini tidak ada jawaban mengapa DNA manusia mirip dengan tikus, sementara jauh dari orang utan yang memiliki tubuh lebih mirip dengan manusia. Hanya Sang Pencipta yang mengerti. Pada usia 18 tahun, semasa di SMU, saya sudah menjadi hamba Tuhan yang berkhotbah di berbagai tempat. Suatu saat guru saya memberikan tugas membuat karangan dengan judul ‘Kebenaran Akhirnya Pasti Menang’. Pada waktu saya lihat, judul karangan ini bisa menjadi kesempatan saya mengabarkan Injil. Tetapi sekolah saya adalah sekolah komunis, dimana para gurunya memegang Evolusi dan Atheisme. Lalu saya mulai berkata dalam hati saya, Tuhan beri kekuatan kepada saya tulis satu karangan untuk mengabarkan Injil. Di dalam 2 jam, saya menulis 9 lembar. Di dalam 9 lembar saya katakan kelemahan Evolusi, Atheisme dan Komunisme. Biasanya saya mendapatkan nilai karangan terbaik di kelas. Saat itu saya dapat 62 saja. Kalimat pertama dalam karangan, saya mengatakan, “Saya tahu kali ini saya terlalu berani, dan karangan ini mungkin mendapat angka nol, tetapi saya sebagai pemuda yang bertanggung jawab harus berani menyatakan keyakinan saya sebagai orang Kristen, yaitu Kristus adalah kebenaran dan evolusi itu salah.” Kalau guru memberi angka 0 berarti dia ikut-ikut saya. Tidak lama saya pun dipanggil, guru itu bertanya, “Menurut karanganmu, orang tidak boleh minum susunya monyet, maka bukan dari monyet. Sekarang saya tanya, kenapa orang boleh minum susunya sapi? Apakah berarti orang dari sapi?” Saya minta tolong Tuhan beri bijaksana jangan bicara salah dan menjawab, “Bapak, menurut evolusi, manusia dan monyet itu dekat sekali, tetapi manusia dan sapi itu jauh sekali. Herannya mengapa yang famili dekat tidak boleh minum susunya, yang famili yang jauh boleh minum susunya. Itu bukan persoalan Kristen, tetapi kesulitan orang evolusi. Jadi menurut Bapak bagaimana?“ Sampai disitu ia tidak bisa menjawab. Hari ini, setelah 49 tahun, genetical engineering menemukan persentase kesamaan dari DNA setiap binatang itu kacau. Dan ini semua bukan kesulitan untuk dijawab oleh orang Kristen, tetapi justru kesulitan yang harus dijawab oleh orang-orang evolusi. Evolusi tidak pernah memberi pengertian tentang apa yang disebut sebagai missing link.

Untuk mengetahui usia fosil yang ditemukan, para peneliti menggunakan carbon 14 sebagai ukuran. Itu dilakukan dengan melihat banyaknya carbon yang dihasilkan pada benda-benda yang tertanam di tanah. Tetapi kini muncul metode baru penghitungan lama fosil, yaitu dengan metoda fluorescence. Metode ini juga sangat ilmiah, tetapi memberikan hasil yang jauh berbeda dibandingkan dengan penghitungan carbon 14. Jika satu fosil diperkirakan, berdasarkan penghitungan carbon 14, sudah 500.000 tahun tertanam di satu tempat, maka dengan fluorescence didapat hasil hanya 50.000 tahun. Berarti, hanya dengan kemajuan pengetahuan manusia beberapa tahun saja, dimana ditemukan metoda baru yang lebih akurat, maka usia fosil bisa menjadi lebih muda beratus-ratus tahun.

Di New York ada perusahaan yang menguji usia barang antik, dengan cara mengebor barang antik itu untuk mendapatkan bubuk-bubuk dari barang itu. Dari penyelidikan itu dia menentukan umur barang tersebut. Orang yang bekerja seperti ini disebut kurator. Kini ditemukan lagi satu teori namanya termodinamika. Hukum kedua termodinamika berbicara tentang entropi. Menurut hukum yang kedua ini, tidak ada barang yang makin lama makin baik sendiri. Semua barang bagaimana baiknya makin lama, makin rusak. Sehingga ada satu hukum, segala sesuatu di dunia akan menuju kepada kerusakan, tidak ada konsep makin maju berarti makin baik. Sehingga evolusi berlawanan 180 derajat arahnya dengan hukum yang kedua teori termodinamika. Semenjak 1859 buku “The Origin of Species” itu ditemukan sampai hari ini sudah 147 tahun, kita melihat berbagai teori baru yang ditemukan justru menunjukkan kelemahan-kelemahan evolusi makin lama makin banyak. Ilmu pengetahuan sendiri yang menemukan dan menunjukkan kelemahan-kelemahan pandangan evolusi.

Seekor tawon hinggap di atas sekuntum bunga dan mengambil bahan-bahan untuk dijadikan madu. Ketika tiba, butir-butir kecil mendekati mukanya dan menyumbat hidungnya, maka ia langsung bisa mati. Untuk itu, dia perlu satu kaki yang ujungnya seperti sikat kecil, agar dia bisa membersihkan lubangnya yang tersumbat butir-butir kecil itu dengan sikat yang dibuat oleh Tuhan. Jika kaki sikat ini pada awalnya tidak ada, mungkinkah proses evolusi mengadakannya? Kaki ini sudah harus diciptakan saat dia permulaan ada. Jika harus menunggu sampai tawon ini memerlukannya, maka dia sudah punah terlebih dulu. Tuhan mengetahui manusia tidak perlu ekor, maka tidak diciptakan ekor pada manusia seperti pada kera. Semenjak Darwin sampai sekarang banyak hal yang ditemukan oleh dunia sains yang memukul evolusi itu sendiri. Perkembangan jenis dari binatang menunjukkan ada mikro evolusi (yang seringkali disebut adaptasi), tapi makro evolusi itu tidak ada. Mikro evolusi adalah perubahan di dalam satu jenis tanpa ada perubahan genetika, tidak merubah DNA. Pada waktu Tuhan mencipta anjing, mungkin ada beberapa variasi anjing di dalam generasi pertama, tetapi lambat laun bisa berubah terus-menerus menjadi anjing yang berbeda-beda di dalam bentuk. Ada anjing yang kakinya panjang sekali. Ada anjing yang kakinya pendek sekali. Ada anjing yang telinganya ke atas, ada anjing yang telinganya ke bawah. Inilah mikro evolusi, perubahan dalam jenis yang sama, tapi tidak lompat menjadi jenis yang lain. Sekarang di dunia, paling sedikit ada kira-kira 450 macam anjing dengan bentuk berbeda-beda. Tetapi tidak ada anjing yang berubah menjadi kucing. Anjing besar dan anjing kecil masih ada kemungkinan mereka kawin dan melahirkan anak. Tetapi anjing tidak mungkin kawin dengan kucing. Satu-satunya yang kelihatan dan mungkin dipaksakan kawin adalah kuda dengan keledai. Akhirnya keluar yang disebut bagal. Manusia pikir kuda itu larinya cepet sekali, tetapi tidak bisa bawa barang banyak. Sedangkan keledai bisa bawa barang banyak, tetapi jalannya pelan. Dipikirkan kalau kuda campur dengan keledai maka bisa lari cepat dan angkat barang banyak, manusia melihat dari nilai ekonomis, maka manusia memaksakan dua macam binatang ini untuk nikah. Tetapi apa yang terjadi? Aduh, kalau sudah dapat bagal, bagal jantan nikah sama bagal betina, lalu lahirkan banyak bagal, kita untung luar biasa! Tetapi Tuhan mengatakan tidak demikian. Kuda adalah kuda dan keledai adalah keledai. Lalu apa itu bagal? Tuhan tidak membuat bagal, manusia yang memaksakan adanya bagal. Bagal mempunyai masalah dimana ketika waktunya kawin, dia mengalami kesulitan besar, lari, marah, tidak karuan karena terjadi perubahan yang tidak serasi, sehingga kehidupan seksnya tidak bisa tersalur dengan baik. Ini menjadi kesulitan orang yang memelihara bagal.

Lalu, berapa usia manusia sebenarnya? Apakah dunia ini mengalami perubahan yang berjuta-juta tahun, khususnya umat manusia, atau dunia ini dicipta oleh Tuhan? Apakah manusia makhluk terakhir yang muncul dalam sejarah? Para penganut evolusi pun percaya bahwa manusia adalah makhluk yang terakhir muncul di dalam sejarah. Orang Kristen percaya Allah pada akhirnya mencipta manusia menurut peta dan teladan-Nya sendiri. Maka manusia dicipta secara distinctive, sebagai yang terunik dan mempunyai sifat yang tidak ada pada makhluk-makhluk yang lain, yaitu peta dan teladan Allah dalam diri kita. Sehingga jika ditanyakan, “Berapa usia manusia?” tidak perlu kita kaitkan dengan “Berapa usia dunia ini?”. James Ussher seorang uskup di Irlandia mengatakan Adam dicipta 4004 tahun sebelum Yesus Kristus, dan dari Yesus sampai ke zamannya adalah 1800 tahun. Dengan demikian dari Adam sampai zaman Ussher hanyalah 5800 tahun. Dan menurut dia dengan tafsiran Alkitab yang lain, kalau 6000 tahun itu selesai, maka 1000 tahun mewakili 1 hari, 6000 tahun mewakili 6 hari. Dengan perhitungan satu hari adalah 1000 tahun, maka 6 hari sama dengan 6000 tahun. Hari ke-7 adalah hari Sabat, dan itu berarti seribu tahun lagi yang disebut tahun Millennium. Sampai saat ini, sebagian gereja Brethren dan Kharismatik masih percaya pandangan ini. Sehingga kalau 1000 tahun yang terakhir datang, akan ada damai dunia ini, Kristus datang ke dalam dunia menjadi Raja di atas segala raja. Seluruh dunia menjadi milik Kristus, semua kerajaan menjadi kerajaan Kristus. Kristus akan merajalela menjadi raja bumi untuk 1000 tahun baru masuk ke dalam kekekalan selama-lamanya di dalam sorga. Ajaran ini dikaitkan dengan beberapa hal :

1. Kronologi yang dihitung secara harafiah oleh Ussher.

2. Kaitan 1000 tahun sama dengan 1 hari menurut ajaran Alkitab Perjanjian Baru.

3. Hari ke-7 diwakili oleh ribuan ke-7 akan tiba perdamaian, dimana semua negara menjadi milik Kristus dan Kristus menjadi raja di atas segala raja di atas bumi untuk 1000 tahun.

Tiga hal ini digabung menjadi satu pikiran Eskatologi yaitu Millennialisme. Millennialisme sekarang masih dipegang oleh banyak gereja. Tetapi tidak satu pun dari para reformator percaya hal ini. Martin Luther, Calvin, Zwingli, Bullinger, Theodor Beza, maupun Melanchton tidak memiliki kepercayaan sedemikian. Jadi Millennialisme merupakan suatu kepercayaan dari sayap tertentu orang Yahudi dan diterima oleh kaum Radikal Reformasi, lalu diwariskan kepada orang-orang mistik dan orang-orang akhirnya di dalam Brethren, di dalam Kharismatik, di dalam semacam golongan Injili Radikal, dan di dalam golongan Pantekosta. Pada abad ke-20 orang-orang Pantekosta mengabarkan Injil ke Asia dan membawa teori itu. Saat itu orang yang tidak pegang Millennialisme dianggap Liberal. Sehingga mereka mencap bahwa orang Reformed adalah orang Liberal, padahal bukan demikian.

Menurut Ussher, Adam dicipta 4004 tahun sebelum Kristus, dan dari Adam sampai Musa itu 2500 tahun, dari Musa sampai Yesus itu 1500 tahun. Lalu dari zaman Yesus sampai zaman mereka 1900 tahun, maka mereka menanti sisa 100 tahun yang terakhir, karena mereka hidup di abad XIX. Jika sudah genap 6000 tahun, maka Yesus pasti datang. Oleh karena itu, sekitar 20 tahun yang lalu banyak orang Pantekosta dan Kharismatik berkhotbah bahwa tidak lama lagi Yesus datang dan dunia akan kiamat. Setelah itu dunia akan masuk ke dalam masa 1000 tahun yang terakhir! Banyak orang begitu yakin menafsir Alkitab tanpa dasar penafsiran yang cukup, dan mereka menyangka telah mendapatkan wahyu dari Roh Kudus. Pemikiran dan cara seperti ini tanpa disadari sedang menghancurkan kekristenan, karena sebelum terjadinya keruntuhan, kelihatan mereka begitu luar biasa, tetapi ketika sudah runtuh, mereka sudah mati dan tidak bisa membawa kekristenan kembali ke jalur yang benar. Salah satu contoh adalah menafsirkan patung dalam kitab Daniel. Dalam kitab Daniel ada satu patung di dalam mimpi Nebukadnezar. Patung itu dari atasnya begitu mulia, akhirnya di kakinya itu campuran besi dan tanah. Padahal besi dan tanah tidak bisa campur. Maka mereka yang membaca kitab Daniel sekitar 50 tahun yang lalu, mereka menafsirkan dari emas sampai menjadi besi yaitu kerajaan Romawi dan menjadi besi campur tanah itu adalah Komunisme dan Kapitalisme. Dengan cara penafsiran sedemikian, maka kesimpulannya jaman inilah akhir zaman dan kita sedang menunggu Tuhan Yesus datang. Yang paling celaka, apa yang dimaksud dengan sepuluh jari dari patung itu? Mereka menafsirkan, kerajaan Romawi akan dibangunkan kembali dan sepuluh negara yang paling penting di daerah yang sekarang disebut Eropa, bekas jajahan Romawi, akan dibangkitkan kembali. Ketika itu belum ada Kesatuan Eropa dan Euro seperti sekarang. Pada awalnya Persemakmuran Eropa hanya terdiri dari 4 negara, lalu berkembang menjadi 5 negara, dan terus berkembang menjadi 6 negara, 7 negara. Lalu mereka berpikir jika sudah mencapai 10 berarti Yesus datang, karena raksasa itu berkaki 10 jari, yang dimengerti sebagai 10 negara. Demikian cara mereka menafsir Alkitab. Tafsiran Alkitab yang tidak bertanggung jawab kelihatan bisa membikin orang kagum, tetapi setelah lewat dan tidak terbukti, membuat orang kecewa dan meninggalkan Tuhan atau imannya jadi rusak.

Sekitar 100 tahun kemudian, di tahun 1912 John Urquhart menentang Ussher. Urquhart menyatakan bahwa yang mengatakan 4004 tahun itu adalah Ussher, bukan Alkitab. J. B. Raven telah mengajar kita tentang loncatan generasi. Contohnya, di dalam Perjanjian Lama, tiga anak dari Nuh yaitu Sem, Ham, dan Yafet. Dari Sem turun-turun-turun sampai generasi kesepuluh itu Abraham. Tetapi waktu Injil Lukas menjelaskan tentang genealogy, ternyata Sem sampai Abraham bukan 10 generasi tetapi 11. Kalau begini, Perjanjian Lama yang benar, atau Perjanjian Baru yang benar? Di dalam sistem theology kita mengenal progressive revelation, berarti makin ke belakang, wahyu itu menjadi semakin jelas dan lebih lengkap. Jadi bukan berarti Kejadian salah. Bukan berarti Musa bohong. Tetapi ada loncatan generasi yang diizinkan oleh Tuhan yang tidak dicatat di dalamnya. Apa artinya? Di dalam Perjanjian Lama ada generasi-generasi yang diloncati sehingga tidak masuk di dalam. Jadi kalau loncatan itu yang tidak dimasukkan mempunyai waktu-waktu tertentu maka dari Adam sampai Yesus pasti bukan 4004 tahun. Orang Yahudi menghitung satu generasi dalam Perjanjian Lama ditetapkan sebagai rata-rata 40 tahun. Sehingga Adam sampai Yesus tidak lebih dari kira-kira 100 generasi saja.

Sedangkan dari Konfusius sampai abad 20, yaitu sekitar bentang 2600 tahun adalah 77 generasi. Jadi kalau Konfusius selama 2600 tahun dibagi 77, berarti satu generasi sekitar 30 tahun. Itu satu generasi di Asia. Dari Adam sampai Yesus kalau cuma 100 generasi, lebih sedikit saja. Yesus sampai sekarang kira-kira paling banyak 50 generasi saja. Kalau begini, evolusi mengatakan dari fosil-fosil itu beratus-ratus ribu tahun, Kristen mengatakan manusia cuma 6000 tahun saja. J. B. Raven mengajak kita tidak bertahan pada teori Ussher, karena bukan teori dari Alkitab.

Evolusi berkata bahwa usia dunia ini sudah berjuta-juta tahun dan manusia berevolusi dari binatang, sampai sekarang sudah ratusan ribu, bahkan jutaan tahun. Lalu mereka menuduh orang Kristen terlalu kolot karena terus mempertahankan usia bumi hanya beberapa ribu tahun! Ini anti-scientific. Di dalam evolusi saya selalu mengatakan, wait and see. Jangan terlalu cepat ikut dan jangan sembarangan kritik. Mari kita mempunyai pegangan iman secara prinsip, bukan pegangan iman secara hereditas daripada theology. Theolog-theolog pun bisa salah. Pendeta-pendeta bisa salah. Tetapi Allah menciptakan segala sesuatu, ini tidak mungkin salah. Karena dari non-existence menjadi existence memerlukan creatio-ex-nihilo. Creatio-ex-nihilo berarti mencipta dari tidak ada menjadi ada; itu bukan evolusi. Pemikiran ini pun disetujui oleh Darwin. Orang Kristen yang percaya penciptaan, memerlukan iman. Orang yang percaya evolusi juga perlu iman. Iman yang percaya Allah mencipta jauh lebih logis daripada iman yang percaya segala sesuatu muncul sendiri. Karena itu sebenarnya mustahil. Dari non-hidup menjadi hidup hanya bisa terjadi karena tindakan penciptaan Allah.

Kalau memang evolusi benar, mengapa kebudayaan muncul begitu pelan? Kalau dari makhluk yang rendah berubah terus melalui proses evolusi sampai sekarang muncul manusia yang begitu intelektual memakai waktu berjuta-juta tahun, mengapa catatan kebudayaan hanya kira-kira 8000-10000 tahun? Tidak ada catatan lebih tua dari itu. Hammurabi Stone adalah satu loh batu yang diukir dengan bahasa Babilonia. Dan itu 2000 tahun lebih sebelum Kristus, berarti sekitar 180 tahun sebelum Abraham. 4000 tahun sebelum Musa telah ada Hammurabi Stone. Tertulis dalam Hammurabi Stone adanya dewa matahari yang menurunkan hukum kepada seorang raja Mesopotamia yang namanya raja Hammurabi. Hammurabi menerima itu menjadi bekal untuk mengajar ke murid dan rakyatnya. Hammurabi Stone yang tingginya 2 meter lebih itu penuh dengan tulisan-tulisan yang kodenya ditemukan oleh orang-orang arkeologis pada abad ke-19. Mereka menerjemahkan kalimat per kalimat, dan muncul pengertian bahwa siapa mematahkan gigi orang lain giginya harus dipatahkan juga. Yang mencungkil mata orang lain, matanya harus dicungkil juga. Pemikiran ini mirip dengan pikiran Perjanjian Lama, yang kemudian dikoreksi oleh Kristus dengan pemikiran baru yaitu ampunilah musuhmu dan doakan mereka yang menganiaya kamu. Kalau evolusi benar, maka orang Kristen akan melontarkan satu pertanyaan, “Kalau memang butuh berjuta-juta tahun evolusi untuk menjadi masyarakat sekarang ini, mengapa kebudayaan hanya muncul sekitar 8000-10000 tahun yang lalu? Kenapa sebelum itu tidak ada?“ Jadi ini bukan problema dimana orang Kristen boleh ditertawakan penganut evolusi. Tetapi justru kembali menjadi pertanyaan orang Kristen terhadap penganut evolusi. Tidak mungkin ada jawaban, kecuali satu jawaban, yaitu adanya campur tangan Tuhan pada sejarah.

Kalau evolusi memang benar, sejak 2000 tahun yang lalu ada satu orang yang bernama Yesus, dan hingga kini tidak pernah berhasil lagi muncul orang lebih indah, lebih agung, lebih suci, lebih adil, lebih baik dari Dia. Mengapa setelah berevolusi 2000 tahun yang muncul justru Mao Zedong, Hitler, yang membunuh begitu banyak orang? Lebih mudah kita menyimpulkan adanya devolusi moral dan spiritual. Yang maju itu bukan manusianya, yang maju hanya teknologinya. Teknologi abad ke-20 lebih baik dari abad ke-19, dan begitu seterusnya. Tetapi itu tidak berarti manusia maju. Kalau saya bisa maju karena saya mencontoh orang tua dulu, bijaksananya saya terima ditambah lagi sedikit, itu menjadi maju. Akhirnya teknologi dunia ini maju, tapi manusia sendiri tidak maju. Sejak adanya kalkulator manusia susah menghitung. Evolusi membuktikan manusia maju? Tidak. Evolusi hanya membuktikan suatu teori yang dipaksakan di dalam biologi, yang berdasarkan hipotesa yang sangat lemah. Amin.

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/creation-or-evolution-bagian-4