Sebelumnya telah dibahas bahwa Kongfuzu tidak membagi manusia ke dalam kategori orang berdosa dan orang benar, melainkan (jun zi dan xiao ren); gentleman and small man. A gentleman has a great personality, bertanggung jawab atas semua tindakannya, benar-benar menjalankan kebajikan yang dia ketahui. Sementara xiao ren (little man), selalu bertindak sembunyi-sembunyi, tak pernah mau berterus terang.
  1. .Jun zi na yu yan, er min yi xing; gentleman slow in talking but diligent in doing; gentleman tak fasih berkata-kata tetapi mengerjakan semua hal dengan rajin, gesit, teliti, dan sungguh-sungguh; dia lebih pandai menjalankan apa yang dia ketahui ketimbang menuturkan teorinya. Ada beberapa majelis kita kalau disuruh naik ke mimbar, ketakutan bukan main bahkan kabur. Tapi kalau disuruh bekerja, seberat apa pun dia dapat mengerjakannya dengan baik. Saya menyukai orang yang menjalankan tugasnya dengan setia, kalau disuruh berbicara tak mau. Dia berbeda dengan orang yang pandai berbicara tetapi tak mau mengerjakan apa-apa atau mengerjakan dengan ogah-ogahan. Semua bahan kuliah ini, kalaupun kau tak ingat bahasa aslinya, paling tidak kau tahu artinya dan dapat kau pakai untuk mendidik anakmu. Karena tak banyak orang seagung Kongfuzu. Coba perhatikan orang Barat yang butuh ribuan tahun untuk mengumpulkan statement-statement agung yang diucapkan si A, si B. Tapi Kongfuzu seorang diri dalam masa hidupnya yang hanya 72,5 tahun menemukan, mengajarkan, dan menjalankan ajaran yang sangat penting ini. Semua kebijaksanaan termasuk kebijaksanaan orang non-Kristen berasal dari Tuhan, bukan? Jadi mari kita saring dan wariskan pada anak cucu kita. Ajar mereka untuk menjalankan dahulu, bukan komentar dahulu. Waktu saya duduk di kelas lima, seorang guru mengatakan, “Orang Jerman bekerja dan bekerja, tak banyak berbicara. Orang Inggris sambil bekerja sambil berbicara. Orang Tionghoa hanya berbicara tak mengerjakan apa-apa.” Statement itu saya kaji dan sadar bahwa apa yang dia katakan itu benar adanya.
  1. Jun zi zhen er bu liang; gentleman boleh saja tak peduli pada hal-hal yang remeh, tapi dia tetap mempertahankan kebenaran dengan gigih. Orang yang selalu berkutat dalam hal-hal kecil mungkin semua barangnya rapi, bersih, tapi tak pernah memberi sumbangsih apa-apa pada dunia. Seorang gentleman mengutamakan perkara besar tanpa mau kompromi, tapi ada kalanya dia mengabaikan hal-hal kecil. Seringkali isteri tak tahan melihat suaminya yang tak peduli akan hal-hal kecil, maka dia selalu memperhatikan apakah kancing bajunya sudah terpasang semuanya, adakah rambutnya kurang rapi. Padahal orang-orang seperti Albert Einstein, dia mempersiapkan kuliahnya begitu rupa sehingga waktu bel masuk kelas berbunyi dia tak menemukan ikat pinggangnya, maka dia mengenakan dasi sebagai ikat pinggangnya lalu masuk kelas memberi kuliah tanpa peduli apa pandangan orang lain terhadap dirinya. Contoh lain: James Watt, penemu mesin uap, karena begitu asyik bekerja, waktu dia ingin merebus telur, ia malah memasukkan arloji sakunya ke dalam panci. Ketika dia mau memakan telur rebusnya baru dia tahu bahwa yang ada di dalam panci itu bukan telur melainkan arloji sakunya. Contoh lain: Thomas Edison, setelah melangsungkan pernikahan di gereja dia naik kereta kuda dan semua orang bertepuk tangan memberi selamat. Ketika kereta kuda yang dia tumpangi melewati laboratoriumnya dia berkata pada isterinya, “Tunggu sebentar ya…” lalu dia masuk dan diam di sana satu hari serta lupa untuk keluar. Kadang-kadang tokoh-tokoh besar tak peduli akan urusan yang remeh. Jadi jangan memandang kecerobohannya sebagai satu kesalahan besar karena gaya hidupnya adalah zhen er bu liang. Isteri Socrates sering masak dengan susah payah tapi ternyata suaminya tidak pulang untuk makan. Karena itu dia marah besar bahkan pernah melemparkan masakan ke wajah Socrates. Karena yang jadi perhatian Socrates adalah filsafat maka kalau dia bertemu dengan orang yang mau berdebat dengannya, meski harus berdebat dua tiga jam dia akan layani sampai lupa pulang untuk makan dan akhirnya isterinya mengamuk. Maka katanya, “A good wife makes a sweet home for you, a bad wife makes you a philosopher.” Contoh lain: John Wesley, menikah saat dia berusia 45 tahun, malam harinya dia menulis di buku harian: “Dulu aku pikir orang yang tidak menikah bisa melayani pekerjaan Tuhan dengan penuh konsentrasi, namun hari ini aku menyudahi pikiran itu dan menikah”. Tapi faktanya dia salah menikah karena ia menikahi janda yang buruk paras dan galak sekali. Setiap kali berselisih pandangan dengannya ia pasti pulang ke rumah orang tuanya. John Wesley sejak usia 20 tahun, dalam setiap tahun berkhotbah seribu kali dan dalam setiap hari berkhotbah tiga sesi. Dia lakukan itu selama 45 tahun, pergi ke sini ke sana bukan dengan naik pesawat melainkan dengan menunggang kuda. Suatu hari isterinya marah-marah dengannya, dan karena bosan dengan omelan isterinya, dia mengenakan pakaian lalu turun dari apartemennya, berdiri di tepi jalan dan menunggu dokar. Isterinya terus mengomel sampai akhirnya sadar mengapa sepi sekali, ternyata John Wesley sudah tidak di dalam rumah. Ia menengok ke bawah dan melihat suaminya berdiri di sana. Maka ia mengambil satu ember air lalu dituangnya ke bawah sehingga suaminya basah kuyup. Saat itu seorang kawan lewat di sana dan bertanya, “Apa yang terjadi denganmu, John?” “Biasa, sesudah halilintar disusul dengan hujan yang lebat,” jawabnya.
  2. Jun zi tan dang dang, xiao ren chang qi qi; gentleman berhati lapang meski sedang susah dan memikul beban berat; tetap ceria dan tabah. Sementara xiao ren sepanjang hari terus menggerutu, murung, tak pernah puas. Kalau kau memberinya sesuatu dia selalu berkomentar kurang besar, kurang… Kalau tak diberi apa-apa kau dianggap pelit, serba salah. Maka mana yang lebih enak, jadi gentleman atau small man? Gentleman. Maka belajarlah saat jatuh sakit tidak mengeluh, tidak takut, atau khawatir. Saya sadar menjalani hidup seperti itu memang tak gampang, tapi terus belajar sampai berhasil menghadapi segala situasi hidup dengan tabah. Sebenarnya hari Minggu lalu waktu terbang ke Singapore, saya merasa sedikit khawatir karena minggu ini setelah pulang dari Taipei, keesokan paginya harus ke kedutaan, lalu sore sampai malam harus mengajar selama tujuh jam. Apa jadinya kalau saya mengantuk atau jatuh sakit padahal peserta yang mendaftar untuk ikut kelas ini begitu banyak. Puji Tuhan, kuliah ini berlangsung sampai besok malam dan Tuhan memberikan saya kekuatan. Selesai mengajar langsung pulang dan berbaring, tidur sebentar lalu bangun dan makan. Lelah tapi penuh sukacita karena bisa menjadi berkat bagi banyak orang. Jadi bukan bersungut-sungut melainkan mengatur sedemikian rupa agar tetap bisa bersyukur pada Tuhan, Amin?
  3. Jun zi yi you qiong fuzi re, jun zi gu qiong, xiao ren qiong se lan yi; ? Seorang murid Kongfuzu bertanya, “Mungkinkah orang agung jatuh miskin?” Jawabnya, “Orang agung bisa saja jatuh miskin meski begitu dia akan tetap mempertahankan karakternya.” Berbeda dengan small man yang saat miskin karakternya akan hancur. Jadi di masa jaya small man mengumbar nafsu berahinya dalam perzinahan dan ketika menjadi miskin dia mencuri, menipu, melakukan segala kejahatan – moralnya hancur-hancuran. Jika begitu maka Paulus adalah seorang yang agung karena dia mengetahui bagaimana hidup dalam kelimpahan maupun kekurangan.
  4. Jun zi cheng ren zhi mei; xiao ren fan shi; gentleman always accomplish other’s goodness; makes others more perfect; gentleman menyempurnakan keindahan orang lain sementara small man terbalik, tak senang melihat orang lain sukses. Jadi kalau ada orang memberitahu rencananya yang agung dan minta pandapatmu, jangan iri dengannya tapi restui dia, kalau perlu bantulah dia. Memang ada orang yang berpikir, apa jadinya kalau aku membantunya dan nanti dia menjadi lebih hebat dariku? Tak jadi soal. Kalau Tuhan mengizinkan dia jadi hebat biar kehendak-Nya yang jadi. Orang agung menyempurnakan keindahan bagi orang lain, tetapi small man tidak cukup lapang dada untuk menyaksikan orang lain sukses. Kriteria inilah yang membuat kita dapat mengenali dengan mudah siapa itu small man. Tentu bukan untuk meniadakan dia melainkan mendoakan, menolong dia keluar dari belenggu dirinya dan menjadi orang yang agung. Yang terpenting adalah jadilah orang agung dan didiklah anakmu mengarah pada karakter yang agung.

    Saya harap kalian belajar akan hal ini, saat mau mengerjakan sesuatu jangan pikirkan susahnya dahulu tapi pikirkan kemungkinannya dahulu. Hal ini memang mudah untuk diucapkan namun tidak mudah untuk dijalankan. Tapi usahakanlah setiap kali punya kesempatan untuk menolong orang, pikirkanlah ini: “If I can give contribution to help others, that is my privilege, I should thank God.” Dengan begitu kau akan terus-menerus menjadi berkat bagi orang lain. Ketahuilah saat orang menerima berkat melaluimu, kau juga akan mengalami sukacita yang tak mungkin dapat dibeli dengan uang karena kau yang begitu remeh masih Tuhan pakai jadi berkat bagi orang lain.

  5. un zi bu ke xiao zhi er ke da shou ye; xiao ren bu ke da shou er ke xiao zhi ye; a gentleman must not be evaluated from the small shorted because he can be trusted to do the great task; jangan terus memperhitungkan kelemahannya yang kecil, misalnya pelupa karena itu tidak fair, bukankah sudah terbukti bahwa ia sanggup mengerjakan tugas yang berat dengan tuntas? Menurut orang Tionghoa, barangsiapa lebih dulu datang mengadu dialah yang salah. Tentu kau pernah bertemu dengan orang yang setelah mendengar kau memuji si Anu hebat, langsung menimpali dengan: “Tapi tahukah kau, dia itu gini, gini, gini… bukan? Saya justru terbalik, kalau orang melapor orang ini begini, begitu, saya akan menimpali, “Tapi dia agung, sukses dalam hal ini, ini…” guna mengimbangi.
  6. Jun zi yi shi er nan yue ye; gentleman is very easy to be served but very difficult to be pleased. Gentleman mudah untuk dilayani dan tidak menyusahkan orang, tidak minta untuk dilayani secara khusus – apa adanya, tapi sulit untuk membuat dia puas. Seorang tetangga saya di Malang menetapkan bahwa sayuran harus dipotong tak lebih dari 5 cm. Kalau lebih dia langsung komplain, “Apa kau berniat membuatku mati tersedak?” Maka nyonyanya susah sekali karena suaminya susah sekali dilayani, menuntut ini dan itu. Tapi kalau Anda melayani saya tentu merasa mudah karena makanan apapun (yang bisa dimakan) yang disajikan pasti saya makan, meski setiap hari saya harus pindah tempat tidur, ada tempat yang menyediakan bantal tebal, tempat lain menyediakan bantal tipis, di tempat ini harus bangun pagi buta, di tempat lain bisa bangun sedikit siang karena jadwal penerbangan yang berbeda-beda. Di bulan Januari, setiap minggu bagai hidup di empat musim, di Indonesia panas, di Taiwan dingin, saya dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan karena sudah terlatih untuk hidup sederhana. Itulah yang dimaksud dengan gentleman mudah dilayani. Tapi mengapa susah untuk membuat dia puas? Karena dia sangat idealis, punya tuntutan yang tinggi untuk karakter, pelayanan, dan tata krama. Apakah mudah untuk menyenangkan hati Tuhan? Tidak, tapi ketika Yesus inkarnasi, Ia mudah untuk dilayani. Jadi, apa yang Kongfuzu ajarkan sebenarnya sudah Yesus jalankan semuanya. Maka kalau kita membandingkan agama-agama, kita akan menemukan ada unsur-unsur penting yang mirip tapi Yesus Kristus tetaplah yang tertinggi. Karena Dia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.
  7. Shuo zhi bu yi dao, bu shuo ye; kecuali kebenaran tak ada hal lain yang dapat membuatnya senang atau puas. Jadi kalau kau ingin membuatnya senang dengan memberinya amplop yang isinya tebal, pasti ditolaknya karena dia hanya menginginkan kau melakukan hal yang benar. Maka jangan coba-coba menyenangkan dia dengan hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran. Karena selain kebenaran tak ada hal yang dapat membuat gentleman senang. Ada seorang di Semarang, tadinya dia adalah penjudi yang selalu mujur karena setiap kali berjudi pasti menang, setiap kali ada penggerebekan dia tak ada di sana. Tapi akhirnya ia berhenti dan tak berjudi sama sekali, karena isterinya adalah orang yang agung. Setiap kali dia membawa pulang hasil judinya, berapa besar pun jumlahnya, isterinya tak mau mengambil barang sepeser. Karena dia lebih memilih makan nasi dengan garam, hidup susah, daripada makan enak dari hasil judi. Penolakan yang terus-menerus inilah yang membuat sang suami berpikir, meski orang menyebut aku penjudi yang untung tapi apa arti semua itu kalau isteriku sama sekali tak mau menyentuh uangku. Akhirnya dia mendengar Injil dan bertobat serta minta maaf pada isterinya. Dalam hal ini isterinya adalah seorang jun zi karena selain kebenaran tak ada hal lain yang dapat membuatnya senang. Jadi kalau kau asal menerima profit lalu merasa senang tanpa menanyakan dari mana datangnya profit itu, kau adalah xiao ren, small man. Apalagi kalau kau berani menipu, mencuri, menghalalkan segala cara demi memperoleh uang, maka kau adalah perampok halus. Seorang yang terkenal sekali dari Indonesia, beritanya masuk headline news di surat kabar Singapore karena dia memelihara seorang perempuan, memberinya ratusan ribu dolar untuk mencarikan perempuan-perempuan yang mau menjadi isteri mudanya. Padahal dia sudah punya banyak isteri di Indonesia. Karena perempuan itu tak berhasil memenuhi permintaannya maka dia marah dan minta perempuan itu mengembalikan uangnya. Perempuan yang sudah dia nodai itu pun mengadukan hal ini ke pengadilan, tapi karena dia berduit maka dia memenangkan perkara itu. Karena surat kabar membongkar kebobrokannya maka namanya menjadi busuk bukan kepalang. Si perempuan juga sama karena demi uang dia berani menghalalkan segala cara termasuk cara yang tidak benar.
  8. Ji qi shi ren ye, qi zhi; seorang gentleman dapat menggunakan orang seturut dengan bakat yang orang itu miliki. Maka waktu dia menemukan orang yang berbakat, dia akan mengangkat, membina, membuatnya jadi orang yang berguna. Lalu bagaimana pendapat Kongfuzu tentang small man? Xiao ren nan shi er yi shuo ye; small man susah untuk dilayani, minta ini minta itu tapi terus tak puas, tapi mudah dibuat senang. Tak perlu menggunakan kebenaran asal disodori perempuan untuk memuaskan berahinya atau diberi profit maka dia sudah senang. Bukan saja demikian, saat memakai orang juga menuntut orang untuk menuruti keinginannya seratus persen, susah dilayani.

    Mari kita mengoreksi diri “Apakah aku termasuk gentleman or small man?” Dengan cara apa kau menyenangkan bosmu – perempuan atau kebenaran? Bosmu memujimu karena kau melakukan hal yang benar atau karena kau menyodorkan perempuan? Dunia bisnis memang sudah sangat bejat. Terlebih lima tahun silam, semua tamu luar negeri disodori pelacur agar mereka mau menandatangani kontrak dengannya. Xu Xiu Lan, seorang soloist Kristen di Hong Kong yang diundang menyanyi solo di KKR saya di Makau, waktu berada di atas feri mengatakan kepada saya, “Saya tak mau ke Indonesia.” “Mengapa?” “Negara macam apa itu, memeras perempuan. Semua bintang film luar negeri yang datang ke sana, begitu tiba paspornya ditahan, mau pulang pun tidak boleh kecuali mau tidur satu malam, bersetubuh dengan orang yang menahan paspornya. Saya adalah seorang Kristen tentu tak akan mau dipermalukan seperti ini.” Memang dunia sudah menjadi begitu bejat, banyak orang berani melakukan apa saja asal mendapatkan profit. Mereka bukan gentleman melainkan small man yang gampang dipuaskan.

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/gentleman-and-small-man-bagian-2