Menyikapi apa yang baru-baru ini dikeluarkan melalui Per-22/PJ/2011 tanggal 19 Agustus 2011 tentang Kewajiban Melaporkan Pelanggaran dan Penanganan Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing) di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Adalah sesuatu tindakan luar biasa yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam menghadapi fenomena kerusakan di Republik ini walau kebijakan ini khusus diperuntukan bagi seluruh jajaran yang berada dibawah Direktorat Jenderal Pajak.
Publikasi yang dikeluarkan adalah melalui Kebijakan atau peraturan yang saya sebutkan tadi memuat ancaman bagi pelaku yaitu :
- Menyebabkan Kerugian Negara
- Melakukan Suap Menyuap
- Melakukan Penggelapan dalam Jabatan
- Melakukan Pemerasan
- Melakukan Perbuatan Curang
- Adanya benturan kepentingan dalam jabatan
- Menerima Gratifikasi
- Pelanggaran Peraturan dibidang perpajakan
- Pelanggaran peraturan dibidang pegawaian
- Pelanggaran disiplin PNS
adapun daftar yang disebutkan diatas adalah judul-judul pelanggarannya belum termasuk detailnya satu persatu. Dan saya yakin anak saya yang masih duduk dikelas 4 (empat ) Sekolah Dasar pun paham bahwa itu adalah tindakan yang harus dihindarkan demi terwujudnya moralitas yang lebih baik. Nah hal yang berlawanan tadi adalah kenapa justru dikeluarkannya kebijakan ini dapat menjadi demotivasi bagi entitas yang dituju. Disini coba saya sajikan apa yang dilakukan oleh seorang prajurit bernama Danilov dengan seorang Jenderal (istilah Militer) bagi pengambil keputusan.
Langkah Cemerlang Danilov :
- Danilov terjun langsung di medan tempur
- Danilov menyaksikan sendiri bagaimana prajurit berkarya dan mati
- Danilov memberikan senjata kala dia paham dia tidak dapat menembak dengan baik disituasi yang sangat krusial
- Dia melihat bagaimana seorang prajurit bernama Vassili Zaitsev melakukan hal baik dengan tepat
- Dengan bidang dan talenta yang dimiliki dia dapat mendayagunakan peristiwa yang terjadi untuk menjadikan ribuan prajurit memiliki motivasi kembali serta inspirasi untuk kembali bangkit… ada semangat luar biasa.
Saya pribadi tidak melihat ada semangat luar biasa dengan munculnya Per-22 tersebut di atas dan saya malu menyebutkan kemunduran luar biasa apa yang akan terjadi. Kenapa saya katakan malu karena memang Per ini pun dikeluarkan dengan malu-malu karena berlaku empat bulan kemudian dimana peraturan lainnya berlaku sejak dikeluarkan atau bahkan berlaku mundur.
Inti dari peraturan di atas adalah berbicara tentang Small Man yaitu orang yang bertindak sembunyi-sembunyi dan tidak berterus terang. Seharusnya Direktorat Jenderal Pajak menyadari bahwa para pegawai dijajarannya adalah orang-orang Gentleman yaitu orang-orang yang bertanggung jawab atas setiap pekerjaan dan menjalankan kebajikan yang diketahui. Kenapa!!! karena pola recruitmennya sudah benar! saya tidak pernah mendengar adanya permainan untuk dapat masuk menjadi pegawai di Direktorat Jenderal Pajak dapat melalui suapan setidaknya itu yang saya liat dan alami… mereka adalah pegawai yang murni atau ditakdirkan untuk bekerja di Direktorat Jenderal Pajak, maka perlakukanlah mereka sebagai seorang Gentleman. Kita sudah melaluinya dengan baik sejak tahun 2002 setidaknya jadikanlah itu tahun kebebasan, bebas dari KKN.
Maka berhati-hatilah dalam mengeluarkan kebijakan, Zaman dulu, di Tiongkok, ada seorang perampok yang tertangkap dan dijatuhi hukuman mati. Sebelum dieksekusi, dengan tangan yang terikat dia diarak keliling kota, jadi tontonan ribuan massa, tentu merasa malu luar biasa. Pihak berwajib memberinya satu kelonggaran untuk mengajukan satu permintaan, katanya, aku ingin berbicara dengan ibuku yang pasti berbaur di tengah kerumunan massa. Merekapun meminta ibunya menemui dia. Sang ibu maju ke depan dengan air mata yang berlinang-linang, dia tak pernah membayangkan dirinya harus menyaksikan buah kandungnya dieksekusi mati. Dia mendekati anaknya dengan rasa malu bercampur sedih, ketika dia sudah berada di dekat anaknya, anaknya berkata, mama, saya ingin menyampaikan sesuatu yang bersifat rahasia, bisakah kau mendekatkan telingamu ke mulutku? Tapi begitu telinga si ibu mendekat pada mulut si anak, si anak justru menggigit telinganya sampai putus, lalu katanya, dengarlah, mama, karena didikanmu yang salah, uang, uang selalu memenuhi pikiranku, maka aku merampok dan harus berakhir seperti ini. Ini adalah ilustrasi tentang apa yang terjadi, petinggi-petinggi di Derektorat Jenderal pajak adalah sang ibu, dan kita-kita ini adalah anaknya. Bagaimana seorang Gayus terkenal justru dia berada ditengah-tengah petinggi-petinggi.
Saya sudah tidak tau berapa kuadrat yang akan saya cantumkan untuk menyatakan bahwa sangat banyaknya peraturan-peraturan dan integritas sejenis yang sudah beredar dan kita tandatangani… jangan lah dirusak dengan tindakan pengrusakan dari dalam.
Kenapa kita tidak meniru apa yang dilakukan Danilov atau kebijaksanaannya, dengan mempublikasikan tentang seorang Eselon II yang cemerlang, Tentang seorang esolon III yang cemerlang, tentang Seorang Eselon IV yang cemerlang, tentang seorang Account Representative yang cemerlang, tentang pelaksana yang cemerlang dan tentang seorang fungsional yang cemerlang. Banyak hal luar biasa yang telah mereka lakukan…. ceritakanlah!!!!
Dalam film itu saya melihat bagaimana seorang Jenderal Kammerad bertanya, dan semua berusaha untuk menjilat (Small Man). Namun dengan lantang Danilov berkata…Give them Hope…
(Ditulis menyikapi respon luar biasa atas suatu kebijakan malu-malu dalam suatu lingkaran entitas dan film yang baru-baru ini diputar di televisi berjudul Enemy At The Gates)
Di mana bisa mengunduh PER-22 itu?
tulisan yang sangat pantas dibaca pejabat di DJP
mantap ,,,,keren….top bgt
sangat inspiratif sekali (filmnya)