Ketika ada pendeta berteriak: “Asal Anda beriman, Anda sembuh!” Iman seperti apa yang ia pikirkan? Ada orang belum Kristen yang berkata: “Saya percaya,” maka ia segera minta Tuhan menyembuhkan. Apakah ia akan sembuh? Apakah karena seseorang beriman, maka Tuhan berkewajiban menyembuhkan? Apa itu iman? Apakah karena seseorang mengaku beriman kepada Tuhan, maka Tuhan berhutang untuk harus menyembuhkan dia? Banyak orang Kristen berbicara tentang iman, menganggap diri sudah mengerti tentang iman, tetapi ketika ditanya secara mendalam dan teliti, mereka sulit memberikan jawaban yang akurat sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Saya berharap banyak orang Kristen yang bukan sekedar berbicara tentang iman tanpa mengerti iman itu apa dan berasal dari mana. Apakah iman berasal dari manusia, atau iman berasal dari Tuhan? Apakah asal kita yakin, iman itu muncul dengan sendirinya? Ataukah harus Allah yang mendorong dan melahirkan iman?

Sepintas kita membaca Alkitab, sepertinya dituliskan bahwa: “Karena imanmu, maka hal itu terjadi.” Apakah itu berarti iman berasal dari orang berdosa? Setelah Adam jatuh ke dalam dosa, apakah keturunannya otomatis mempunyai iman? Atau jika tidak demikian, dari mana iman itu berasal?

Orang Reformed menekankan bahwa: “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17). Lalu, bagaimana dengan orang yang belum pernah ke gereja, orang bukan Kristen, orang yang sama sekali belum pernah mendengarkan firman Tuhan? Apakah mereka bisa memiliki iman? Apabila kita sembarangan menjawab, kita sangat mungkin akan terjebak oleh pikiran kita sendiri dan tidak kembali kepada firman Tuhan. Ada orang yang mengatakan bahwa theologi Reformed itu sesat, karena berpikir menurut pikiran mereka sendiri yang mereka anggap benar, sehingga yang berbeda dari mereka pasti salah. Orang mengatakan: “Stephen Tong sesat!” atau mengatakan: “Stephen Tong tidak mempunyai Roh Kudus.” Tetapi mereka juga bingung, mengapa orang yang sesat dan tidak ada Roh Kudus bisa mempertobatkan begitu banyak orang kaya, orang pandai, bahkan orang yang begitu kompleks pemikirannya, menjadi orang yang setia kepada firman Tuhan dan mau belajar firman Tuhan dengan baik. Mereka menjadi goncang dan takut sekali jika berhadapan atau berdiskusi tentang kebenaran Firman. Kalau seseorang menganggap diri benar, padahal ia tidak benar, lalu bisa digoncangkan oleh orang yang dianggap tidak benar olehnya, itu berarti ada harapan untuk dia bisa kembali. Tetapi kalau dia sudah tidak goncang dan membiarkan itu semua, maka ia tidak mungkin untuk bisa kembali.

Ada sekelompok orang yang ketika mendengar berita dari theologi Reformed, ia mulai merasakan perbedaannya. Dan hal itu mendorong mereka untuk mulai mempelajari firman Tuhan dengan serius dan intensif sekali. Akhirnya mereka mulai menyadari kebenaran firman Tuhan yang begitu indah. Ketika seseorang mau taat pada Firman, mau belajar dan rendah hati mengikuti kebenaran Firman, maka ia akan diubahkan. Orang-orang di Berea menjadi lebih pandai dari jemaat lainnya karena mereka bertekun menyelidiki firman Tuhan. Orang-orang mulai menyadari bahwa selama ini mereka hanya dipengaruhi oleh pendeta mereka, tanpa mereka sendiri secara serius belajar firman Tuhan. Akhirnya, dangkalnya dan sedikitnya mereka belajar firman Tuhan, menyebabkan mereka tidak mempunyai cukup waktu dan modal untuk secara serius menyelidiki firman Tuhan. Dan yang menyedihkan, banyak pendeta yang sendirinya juga sangat dangkal dan tidak cukup studi untuk bisa mempelajari firman Tuhan secara serius dan mendalam, sehingga tidak mampu memberikan interpretasi firman Tuhan yang akurat dan mendalam kepada jemaatnya. Saya rindu ada orang-orang Kristen yang mau setia belajar firman Tuhan, yang membaca secara teratur dari Kejadian hingga Wahyu beberapa kali di dalam hidupnya. Saya percaya ada orang-orang yang mau setia kepada Firman dan mau sungguh-sungguh taat pada Tuhan. Banyak pendeta yang banyak berbicara tentang Roh Kudus yang dia sendiri justru paling tidak mengerti tentang Roh Kudus. Banyak orang suka pemberitaan firman Tuhan disesuaikan dengan keinginannya. Kalau berita firman Tuhan begitu keras dan berlawanan dengan keinginan dan pikirannya, maka ia marah dan ia meninggalkan gereja itu. Ia mencari gereja lain, bukan karena kebenaran, tetapi karena cocok dengan dirinya. Inikah iman Kristen? Inikah yang disebut sebagai kepercayaan atau beriman kepada Kristus?

Iman sepertinya adalah satu hal yang sederhana, tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Iman itu mengalahkan dunia. Iman itu mengakibatkan setan gemetar. Iman itu menjadikan semua yang terbatas harus tunduk pada yang tak terbatas, sehingga yang terbatas itu menjadi hina, kecil, remeh, dan terlihat kekurangannya. Ini bukan hal yang menyenangkan bagi manusia berdosa. Iman adalah suatu penerobosan.

Ada dua ekor ayam yang masih di dalam cangkangnya dan hampir menetas. Anak ayam yang pertama berkata pada yang kedua, bahwa dunia ini begitu sempit, gelap, dan pengap. Dan ayam kedua menyetujui pernyataan itu. Namun, kemudian tiba waktu ayam pertama menetas, maka ia secara naluri mencucukkan paruhnya ke cangkangnya, dan pecahlah cangkangnya. Maka kini ia melihat dunia yang begitu luas, yang terang, dan penuh warna-warni, segar luar biasa. Ia mengatakan itu kepada ayam kedua, dan kini ayam kedua tidak bisa menerima pernyataan ayam pertama. Ia beranggapan bahwa ayam pertama sudah menjadi gila, karena tidak tahan di dalam kondisi yang begitu sulit. Menerobos kulit itulah suatu penerobosan. Itulah iman.

Iman adalah penerobosan akan semua keterbatasan kita. Keterbatasan keluarga, keterbatasan orang tua, keterbatasan kemampuan kita, keterbatasan pengetahuan, keterbatasan pendidikan, keterbatasan suku, budaya, dan berbagai hal lain yang membuat kita tidak bisa menaati dan mengerjakan rencana Allah yang besar di dalam dan melalui diri kita. Ketika kita bisa menerobos keluar, melewati yang terbatas, dan masuk ke dalam kekekalan, kita baru bisa melihat sesuatu yang melampaui dunia terbatas ini.

Iman dari Allah

Lalu iman itu berasal dari mana? Apakah dari dalam diri manusia berdosa itu sendiri? Atau apakah iman itu tumbuh di dalam diri kita? Jika tumbuh, seharusnya ada bibit yang ditanam, yang menjadikan iman itu bisa bertumbuh. Dari mana bibit iman itu? Dalam hal ini, theologi Reformed berbeda total dari pandangan theologi yang lain. Theologi Reformed ingin kita betul-betul masuk dan mengerti kebenaran firman Tuhan. Jika orang mengatakan bahwa iman berasal dari tekad manusia itu sendiri, berarti manusia berdosa tidak membutuhkan pertolongan dari luar. Ini bukan ajaran Alkitab.

Tuhan Yesus berkata kepada perempuan itu, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel” (Matius 8:10). Sepintas sepertinya iman itu berasal dari manusia itu sendiri. Dan sepertinya, pujian Tuhan Yesus menunjuk kepada kekuatan dan kemampuan manusia itu. Sebenarnya tidak demikian. Orang ini telah berkali-kali mendengarkan berita Firman dari Tuhan Yesus sendiri. Sangat mungkin ia bukan baru hari itu mengenal Yesus. Maka konsisten dengan apa yang dinyatakan oleh Alkitab, sebenarnya imannya datang dari pendengaran akan Firman. Ia telah mendengar Firman, dan kini iman itu telah bertumbuh dan mulai nyata keluar. Dari hal ini, kita bisa mempelajari hal utama:

Iman berasal dari Tuhan Allah. Di dalam surat Efesus 2:8, dikatakan: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.” Secara lebih jelas dapat dikatakan, bahwa kita diselamatkan karena anugerah dan melalui iman. Tuhan Allah menurunkan anugerah-Nya kepada kita, dan manusia yang menerima anugerah itu menyatakan iman. Dan iman ini adalah pekerjaan Tuhan Allah juga. Iman itulah yang kemudian menyelamatkan kita.

Iman Natural dan Iman Keselamatan

Lalu, apakah itu berarti terjadi kerjasama antara Allah dan manusia dalam hal keselamatan? Allah memberikan anugerah, dan manusia memberikan iman, barulah ada keselamatan. Konsep ini tidak benar, karena iman itu pun juga berasal dari Allah. Dan jika iman itu berasal dari Allah, apakah itu berarti saya boleh tidak beriman? Karena toh iman itu juga dari Allah, sehingga saya boleh merasa bahwa saya tidak diberi iman. Jadi, saya juga bisa merasa saya tidak mendapat anugerah dan tidak mendapat iman, sehingga saya boleh saja tidak beriman. Alkitab mengatakan tidak demikian. Tuhan sudah memberikan “bibit iman” di dalam setiap pribadi manusia. Ini yang disebut sebagai iman natural (natural faith), yang dibedakan dari iman yang menyelamatkan (saving faith). Ketika seseorang dicipta, di dalam dirinya ditanam benih iman. Sehingga di titik awal, manusia itu sudah mengetahui secara samar bahwa Allah itu ada. Dan di dalam dirinya juga telah diberikan anugerah secara umum, yang dikenal sebagai “anugerah umum” (common grace). Anugerah umum ini telah diberikan kepada manusia secara keseluruhan, tidak peduli Kristen atau tidak Kristen. Maka anugerah dan iman keduanya berasal dari Allah, itu semua adalah pemberian Allah.

Tetapi kini kita melihat satu langkah lebih lanjut. Ketika kita diselamatkan, Tuhan memberikan kepada kita anugerah yang khusus (special grace). Anugerah ini memberikan iman yang bukan merupakan jasa manusia. Bukan suatu kapasitas atau kemampuan manusia yang membuat manusia bisa diselamatkan. Itu semuanya hanya mungkin dilakukan melalui pemberian Tuhan Allah. Iman ini adalah iman keselamatan (saving faith).

Pemberian dan Penindasan Iman

Apakah karena manusia memiliki kualifikasi atau keistimewaan tertentu, sehingga Allah memberikan iman itu kepadanya, dan tidak memberikan kepada yang lain? Tidak. Tidak ada kualifikasi apapun pada manusia yang membuat Allah berhutang untuk harus memberikan anugerah dan iman. Semua itu semata karena kedaulatan dan belas kasih-Nya. Lalu, mengapa Tuhan menggunakan kedaulatan-Nya sehingga ada orang yang bisa menerima anugerah dan iman, sementara ada orang lain yang tidak? Orang yang tidak menerima anugerah harus menanggung hukuman karena telah menindas anugerah dan kebenaran natural yang telah diberikan kepadanya. Ini konsep penting di dalam theologi Reformed yang membutuhkan pemikiran dan ketekunan untuk bisa mengertinya. Dia tidak beriman bukan karena tidak diberi iman, karena iman itu sudah diberikan secara umum kepadanya, tetapi ia telah menindasnya. Murka Allah justru turun ke atas orang-orang yang tidak beribadah dan telah menindas kebenaran ini (Roma 1:18-19). Inilah kefasikan dan kelaliman manusia. Apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak daripada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat tampak kepada pikiran melalui karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Allah adalah pencipta. Ia mencipta dunia ini dengan hikmat dan kebenaran-Nya. Ketika kita manusia menindas hal ini dalam diri kita, kita mulai melawan iman, melawan kebenaran, melawan suara Allah yang berfirman kepada kita. Akibatnya kita akan berhadapan dengan penghakiman-Nya. Maka kita harus menyadari bahwa iman itu berasal dari Allah. Anugerah dan iman yang dari Allah (Bapa) boleh membawa kita kepada keselamatan. Inilah konsep asal usul iman yang pertama. Nanti kita akan melihat juga bahwa iman berasal dari Yesus Kristus dan Roh Kudus. Amin.

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : https://www.scribd.com/doc/13067854/Buletin-Pillar-GRII-No63Oktober2008