Yohanes 16:1-8

Bertekun

“Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”

Pekerjaan Penghibur

“Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, karena selama ini Aku masih bersama-sama dengan kamu, tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepadaKu: Kemana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;

Yohanes 14, 15, dan 16 merupakan tiga pasal terakhir yang mencatat sebelum Kristus naik ke atas kayu salib. Isinya adalah Yesus mempersiapkan hati para murid-Nya sampai matang, barulah Ia memberikan lagi wahyu yang paling dalam.

Dalam Yohanes 16, Yesus berkata: “Aku mengatakan semua hal ini kepadamu, agar engkau jangan jatuh.” Istilah “agar engkau jangan jatuh” diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut: “Supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.” Yesus sebenarnya tidak perlu takut jika orang menolak Dia; arti yang sebenarnya dalam perkataan Tuhan di sini adalah: Yesus memperingatkan kalau-kalau murid-murid-Nya akan menyangkal Dia. Barangsiapa menyangkal Kristus, orang itu tidak pernah membuang Kristus, tetapi mereka membuang diri sendiri.

Orang yang berjalan dalam perjalanan sorgawi bisa saja jatuh, menyeleweng, tidak bangun kembali, dan bisa gagal. Ada orang Kristen yang baru mengalami sedikit kesulitan seperti yang dialami Yohanes Pembaptis. Yesus tidak menjawab pertanyaan murid-murid Yohanes Pembaptis itu dengan jawaban langsung, ataupun menginsyafi hal itu sebagai sesuatu yang Ia lalai lakukan. Ia mengatakan: “Beritahu kepada Yohanes bahwa kepada orang miskin sudah dikabarkan Injil, kepada orang yang tertawan, sudah dibebaskan; orang yang mati sudah dibangkitkan, orang yang timpang sudah berjalan, orang yang buta sudah terbuka matanya.” Kalimat-kalimat seperti ini adalah kalimat yang tidak diharapkan oleh murid-murid Yohanes Pembaptis, karena mereka bukan ingin mengetahui hal itu. Tetapi Yesus Kristus tidak bisa hanya menyenangkan ambisi dan nafsu daripada pendengar. Yesus menjawab: “Untuk membuktikan kalau Aku adalah Kristus, maka yang Kulakukan bukanlah melepaskan Yohanes Pembaptis menurut kemauannya, tapi seperti yang dikatakan oleh taurat dan kitab para nabi, maka pada waktu kedatangan Mesias, Dia akan membangkitkan orang mati, menjadi terang bagi orang kafir dan Dia akan menyembuhkan orang sakit dan pelayanan lainnya.” Bukti sudah ada, tinggal mau menerima atau tidak. Yesus membiarkan Yohanes Pembaptis dipenjara dan dipenggal kepalanya. Kalau demikian, apakah Allah itu Mahakuasa? Kalau Allah itu Mahakuasa, bagaimana cara Allah yang Mahakuasa bertindak terhadap manusia? Seseorang berdoa dan mengatakan bahwa Allah itu Mahakuasa, dan itu sebabnya ia menuntut Kemahakuasaan Allah dinyatakan menurut mahakuasa diri manusia. Yesus menambahkan satu kalimat lagi: “Berbahagialah mereka yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” Jalanilah hidup sebagai orang Kristen dengan baik, jangan jatuh. Mudah bagi kita untuk mengatakan bahwa kita rela mati bagi Tuhan; tetapi mudahkah untuk hidup bagi Tuhan, melayani Tuhan seumur hidup? Janganlah mengira kalau anda menjadi orang Kristen, maka setiap hari anda akan terus tersenyum sampai mulutnya tidak bisa anda tutup. Jangan kira menjadi orang Kristen itu bersantai-santai. Alkitab mengatakan: “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa mereka beribadat kepada Allah.” Orang-orang yang berbuat kejahatan terhadap pengikut Tuhan adalah orang-orang yang
tidak mengenal baik Bapa dan Tuhan Yesus Kristus Anak-Nya. Kita tidak minta kepada Tuhan supaya Ia meniadakan penganiayaan, karena Tuhan sudah mengatakan bahwa setiap orang yang mengikut Dia akan menemui penganiayaan. Jikalau kita mendapatkan kesulitan-kesulitan akan hari depan, janganlah heran, karena Yesus sudah mengatakannya.

Apa yang Yesus katakan kepada murid-murid-Nya, terjadi tak lama kemudian, Saulus membunuh dan memenjarakan orang Kristen, menangkap dan menganiaya orang Kristen serta menganggap dirinya melayani Allah. Alkitab sudah menulis hal ini, dan ini akan terjadi di seluruh dunia. Tuhan tidak buta, Ia adalah Allah yang mengetahui siapa yang mencintai- Nya. Yesus berkata: “Mereka mengira bahwa mereka beribadat kepada Allah, tetapi sebenarnya mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.” Dan “Aku sudah mengatakan hal ini kepada kamu supaya bila saatnya tiba, kamu jangan jatuh; tetapi sesudah kamu tahu, kamu akan susah karena hal itu.” Beberapa kali Tuhan mengatakan bahwa pengikut-Nya akan susah, sedih, cemas, dan penuh dengan kesedihan, tapi ada sukacita yang penuh yang Tuhan sediakan, ini adalah suatu paradoks.

Yesus mengatakan: “Dulu hal ini tidak pernah Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang karena Aku akan pergi, hal ini Kukatakan kepadamu.” Ini adalah hal yang paling heran, karena pada waktu bersama murid-murid-Nya, Yesus tidak berbicara dan setelah akan meninggalkan mereka, Ia mengatakan hal-hal yang paling penting dan kritis. Bukankah jika Kristus ada bersama-sama mereka, Ia akan sanggup menyertai mereka jika penganiayaan tiba? Justru waktu Yesus mau pergi, Ia mengatakan perihal penganiayaan. Ia mengatakan: “Adalah lebih berfaedah bagimu jika Aku pergi, karena jikalau Aku tidak pergi, Penghibur yaitu Roh Kudus tidak akan datang kepadamu.” Tidak berfaedah bagi kita jikalau Ia terus menerus bersama-sama dengan kita secara lahiriah dan lebih berfaedah bagi kita jika Ia pergi, karena ada rencana Allah yang memberikan faedah lebih besar daripada cara kita berpikir. Yesus Kristus yang mengambil rupa seorang manusia yang bisa dilihat dan bersama-sama secara lahiriah, hanya ada tiga puluh tiga setengah tahun di dalam sejarah, tetapi Kristus yang secara rohaniah dan tidak kelihatan, melalui kehadiran Roh Kudus, akan selalu bersama-sama dengan kita sepanjang masa. Ini adalah satu rencana Allah Tritunggal untuk membuka satu era yang baru, masanya Roh Kudus akan datang. THE TIME OF THE HOLY SPIRIT, THE THIRD PERSON OF THE TRIUNE GOD WILL BE HERE. Yesus akan pergi dan akan mengutus Roh Kudus turun ke dunia (Yoh 16:8).

Seorang yang bernama Josephus menulis sejarah orang Yahudi pada abad-abad pertama. Dalam bukunya, ia menyatakan keheranan yang amat besar melihat orang-orang Kristen yang dianiaya dan dibuang ke mulut singa. Mereka bukan saja tidak takut, mereka begitu tenang, menyanyi pujian kepada Tuhan. Josephus adalah seorang Yahudi, dan ia mengetahui bahwa semua orang Yahudi benci kepada Yesus serta menganggap bahwa Yesus itu bukanlah Mesias dan memakukan-Nya di atas kayu salib. Tetapi ada pula sebagian orang Yahudi yang percaya kepada Yesus sebagai Allah yang datang kepada manusia serta bangkit pula dari kematian. Josephus menulis dalam bukunya bahwa orang-orang Kristen mau mati bagi Yesus. Nero membakar kota Roma karena kota itu teramat padat, sulit, macet, dan miskin dan ia hendak membangun kota Roma yang baru dan indah dengan arsitektur Yunani yang besar. Akhirnya setelah membuat rencana, ia memutuskan untuk memfitnah orang-orang Kristen sebagai orang yang melakukan pembakaran kota Roma, agar ia sendiri bebas dari tuduhan dan tidak dimusuhi rakyat. Hal ini terjadi kira-kira 60 tahun AD.

Semua ini terjadi, dan Tuhan Yesus sudah mengatakan hal itu sebelumnya. Hal ini bukan karena Tuhan merencanakan yang buruk bagi orang Kristen, tapi Tuhan memberikan pengertian kepada setiap orang yang mau mengikut Dia, bahwa penganiayaan akan datang melanda mereka. Mereka menganiaya orang Kristen, karena mereka tidak mengenal Bapa dan tidak mengenal Yesus Kristus. Demikianlah di antara orang Kristen zaman itu, mereka dibunuh sampai mati, ada yang digantung di atas kayu, lalu dibakar sampai mati, di antaranya seseorang yang bernama Polikarpus yang mati sebagai martir pada abad kedua. Orang yang akan melemparkan api ke atas tumpukan kayu di mana Polikarpus diikat dan siap dibakar, menyuruhnya mengutuk Yesus dan dengan demikian Polikarpus akan bebas dari hukuman mati. Semua orang di bawah, baik yang melawan maupun yang menjadi sahabatnya mengelilingi dan melihat Polikarpus. Tapi Polikarpus menjawab orang itu: “Saya tidak mungkin mengatakan kalimat seperti itu, karena selamat 84 tahun, Tuhan begitu baik kepada saya. Saya hanya memuji Tuhan. Silakan melempar api ke kayu, saya bersedia bertemu dengan Tuhan, dan Tuhan akan menerima saya.” Tidak lama kemudian, mereka memaki-maki dia, mentertawakan dia lalu melemparkan api membakarnya. Di dalam asap yang membumbung, terdengarlah Polikarpus tetap memuji Tuhan dan meminta Tuhan menerima jiwanya. Itulah semangant kekristenan dari abad ke abad, sampai sekarang. Ini terjadi karena Roh Kudus mendampingi seseorang, memberikan kekuatan kepada seseorang untuk tetap mempunyai kemuliaan yang luarbiasa di dalam menghadapi penganiayaan.


Kalau orang memuji Tuhan karena memperoleh berkat materi yang banyak, itu tidak heran. Tapi pada waktu orang dianiaya, dibunuh, dan mendapatkan kesulitan yang besar dan tetap memuji Tuhan, kita harus memperhatikan: itulah iman yang sejati. Kiranya Roh Kemuliaan memenuhi hati kita masing-masing dan kita datang kepada Tuhan untuk mengkoreksi motivasi kita di hadapan Tuhan.

Ringkasan Khotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong
Sumber : https://www.fica.org/ficalist/fica/teach/stong2