Jumlah satu itu sedikit atau banyak? Tergantung satu apa? Satu rupiah sedikit. Satu juta rupiah banyak. Satu menit sebentar. Satu hari lumayan. Satu tahun waktu yang lama. Apalagi satu abad. Satu butir nasi apalah artinya. Satu piring nasi barulah namanya makan. Satu bakul nasi jatah 4 (empat) atau 5 (lima) orang. Sekali lagi, tergantung satu apa?
Pada masanya, satu talenta bukan jumlah yang sedikit. Bahkan sesungguhnya, sangat besar. Talenta adalah satuan (berat) uang Yunani yang tertinggi nilainya. Dengan satu talenta saja, orang sudah bisa membeli 200 (dua ratus) ekor lembu! Masing-masing hamba memang diberi jumlah talenta yang berbeda. Tetapi yang paling sedikit pun tetap berjumlah besar. Jadi, tidak ada alasan untuk memendamnya. Tidak ada alasan untuk berkata “tidak cukup”. Bagaimana kalau masih dipendam juga? Tidak ada penyebab lain lagi, selain kenyataan bahwa ia adalah hamba yang malas!. Ia mengira jumlah satu itu sedikit dan tak ada artinya memiliki hanya satu talenta.
Kita pun sering begitu. Mengira satu itu kecil! Apalah artinya? Padahal tidak!
Satu senyuman memulai sebuah persahabatan.
Satu nyanyian ikut mencipta suasana romantis.
Satu tepukan di pundak mampu memompa semangat.
Satu bintang dapat memandu pelaut.
Satu hak- suara sanggup mengubah wajah suatu bangsa.
Satu langkah menjadi awal sebuah perjalanan panjang.
Satu kata mengawali sebuah doa.
Satu orang diri Kita berharga di mata-Nya.
Satu orang beriman bisa menghantar 10, 100, bahkan 1.000 orang untuk mengenal Tuhan. Satu peran menjadikan sebuah pelayanan lengkap. Jadi, mengapa tidak mulai dari yang satu itu?
SEMUA ANGKA LAIN BERAWAL DARI ANGKA SATU, SEMUA MIMPI BESAR DIMULAI OLEH SATU TINDAKAN KECIL
Penulis : Pipi Agus Dhali