Aktivasi Otak Tengah (untuk selanjutnya ditulis AOT ), yaitu suatu teknik pelatihan mengaktifkan otak tengah (midbrain) yang dilakukan terhadap anak-anak berusia 5-15 tahun. Banyak cara telah dilakukan untuk mengaktifkan otak tengah, dan yang paling mutakhir adalah menggunakan metode ilmiah yaitu dengan bantuan teknologi komputer. Saat ini teknik pelatihan AOT tersebut sedang menghadapi sikap pro dan kontra dikalangan umat Kristiani. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan arahan kepada orang tua dalam mengambil keputusan apakah perlu mengikutsertakan putra-putrinya dalam pelatihan AOT.

Aktivasi Otak Tengah

Salah satu lembaga yang banyak menangani AOT adalah Genius Mind Consultancy (GMC) International, yang kini juga banyak mengadakan pelatihan AOT di Indonesia secara franchise. Berikut ini kita akan melihat sekilas tentang Aktivasi Otak Tengah.

Hakikat AOT

Manusia diciptakan Tuhan dengan pelbagai kemampuan yang luar biasa. Salah satunya adalah kemampuan berpikir dengan menggunakan otak. Selama ini telah banyak dibahas tentang kemampuan otak kanan dan otak kiri. Otak kanan memiliki kemampuan dalam bidang : kepribadian, kreativitas, intuisi, implementasi, kinerja dan seni. Sedangkan otak kiri memiliki kemampuan dalam bidang logika, kalkulasi/perhitungan, berbicara, membaca, menulis dan analisis. Masing-masing dari dua belahan otak bertanggung jawab atas cara berpikir yang berbeda-beda dan mengkhususkan diri pada kemampuan-kemampuan tertentu, walaupun penyilangan memang terjadi. (DePorter dan Hernacki 1992:39)

Diantara otak kanan dan otak kiri, tersebut terletak corpus callosum yang berfungsi sebagai jembatan penghubung diantara keduanya. Bagian ini dikenal dengan sebutan otak tengah. Dikatakan bahwa otak tengah lebih banyak berkonsentrasi menyediakan sarana komunikasi dengan kemampuan yang luar biasa. Perkembangan otak tengah akan memacu perkembangan otak kanan dan otak kiri. Ketika otak tengah diaktifkan, maka kedua otak kanan dan kiri akan bekerja secara sinergis, menghasilkan kemampuan otak yang lebih besar dari pada kedua otak itu bekerja secara terpisah.

Sejarah AOT

Selama ini Jepang sebagai bangsa yang telah mengaktivasi otak tengah sejak sekitar 40 tahun yang lalu, namun tidak memplubikasikannya diluar Jepang. Barulah sekitar 5 tahun yang lalu, AOT dijalankan di Malaysia dan mendapatkan respon positif dari pemerintah disana. Dari sana Bp. David Ting menyebarkannya ke Indonesia.

Motivasi AOT

Sejauh pandangan penulis, AOT diajarkan dengan motivasi inin menolong banyak anak-anak usia sekolah dasar agar mampu memaksimalkan potensi dirinya. Mengingat banyak orang tua yang menginginkan anaknya lebih berprestasi di sekolah, maka kemudian muncul motivasi bisnis, dalam bentuk franchise dimana-mana.

Tujuan AOT

Mereka yang berkecimpung dalam pelatihan otak tengah seringkali menonjolkan kemampuan anak dalam melakukan sesuatu dengan mata yang ditutup. Bahkan pada logo penyelenggarapelatihan, yaitu GMC pun ada gambar anak dengan mata tertutup. Blindfold Reading Method (BFR) ini adalah cara untuk membuktikan kepada orang tua bahwa otak tengah anak telah diaktifkan. . Prinsipnya adalah bahwa apa yang dapat dilihat oleh mata maka dapat pula dilihat melalui otak.

Menurut mereka, sebenarnya tujuan akhir setelah otak tengah diaktifkan bukanlah meminta orang tua belajar sambil menutup mata dalam mendalami hidup, tetapi membantu anak-anak memasuki kondisi terbimbing otak tengah. Dengan demikian mereka dapat secara seimbang menggunakan otak kanan dan otak kiri serta mengembangkan potensi terbesar dari daya otak. Memejamkan mata membantu anak memasuki hubungan antar bagian otak (interbrain). Setelah terbiasa menggunakannya, tidak perlu menutup mata, juga dapat menggunakan otak tengah, yaitu dengan membuka mata juga dapat mengembangkan keseimbangan otak kanan dan otak kiri. sehingga otak kanan dan otak kiri dapat berkembang secara seimbang.

Metode AOT

Fungsi otak tengah digambarkan seperti stasiun relay dimana terjadi konsentrasi yang tinggi dari pancaran gelombang otak, karena otak tengah menerima pantulan gelombang otak dan memancarkannya.

Jaringan otak manusia menghasilkan gelombang listrik yang berfluktuasi. Gelombang listrik ini disebut brainware atau gelombang otak. Pada tahun 1929, Hans Berger, seorang psikiater Jerman menemukan Electro Encephalograph (EEG) yang bisa digunakan untuk mengukur gelombang listrik yang dihasilkan otak. Sejak saat itu, teknologi berbasis gelombang otak untuk meningkatkan kemampuan pikiran dan pengembangan diri manusia di seluruh dunia. Riset selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa gelombang otak tidak hanya menunjukkan kondisi pikiran dan tubuh seseorang, tetapi dapat juga disimulasi untuk mengubah kondisi mental seseorang. Dengan mengkondisikan otak agar memproduksi atau mereduksi jenis frekuensi gelombang otak tertentu, maka dimungkinkan untuk menghasilkan beragam kondisi mental dan emosional.

Secara garis besar, otak manusia menghasilkan empat jenis gelombang otak secara bersamaan yaitu beta, alpha, tetha dan delta. Akan tetapi, selalu ada jenis gelombang otak yang dominan, yang menandakan aktivitas otak pada saat itu. Misalnya jika kita tertidur, maka gelombang otak yang dominan adalah delta. Gelombang otak bisa dimanipulasi (diprogram) dengan cara mendengarkan suara yang sudah diatur frekuensinya untuk mendapatkan efek-efek tertentu sesuai kebutuhan.

Inilah jenis-jenis gelombang otak yang dimiliki manusia.

* Gelombang Gamma (16 – 100 Hz) – adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi. Misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum. Kondisi ini dalam kesadaran penuh.
* Gelombang Beta (12-16 Hz) – merupakan gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang terjaga penuh. Seseorang berada dalam kondisi ini ketika ia melakukan kegiatan sehari-hari dan berinteraksi dengan orang lain disekitarnya, misalnya, berdebat, berpidato, mengajar, atau dalam acara tanya jawab.
* Gelombang Alpha (8 – 12Hz) – adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang yang mengalami relaksasi atau mulai istirahat dengan tanda-tanda mata mulai menutup atau mulai mengantuk. Anda menghasilkan gelombang alpha setiap akan tidur, tepatnya masa peralihan antara sadar dan tidak sadar. Fenomena alpha banyak dimanfaatkan para pakar hypnosis untuk memulai memberikan sugesti pada pasiennya. Orang yang mulai meditasi (meditasi ringan) juga menghasilkan gelombang alpha. Frekuensi alpha 8-12 Hz merupakan frekuensi pengendali, penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Anda bisa mengingat mimpi anda karena anda memiliki gelombang alpha. Kabur atau jelas mimpi yang bisa anda ingat, tergantung dari kualitas dan kuantitas gelombang alpha pada saat anda bermimpi.
* Gelombang Theta (4 – 8 hz) – adalah gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang mengalami tidur ringan atau sangat mengantuk. Tanda-tandanya napas mulai melambat dan dalam. Selain orang sedang diambang tidur, beberapa orang juga menghasilkan gelombang otak ini saat trance, hypnosis, meditasi dalam, berdoa, menjalani ritual agama dengan khusyuk. Orang yang mampu mengalirkan energi chi, prana atau tenaga dalam, juga menghasilkan gelombang otak theta pada saat mereka latihan atau menyalurkan energi kepada orang lain.
* Gelombang Delta (0.5 – 4 Hz) – adalah gelombang otak yang memiliki amplitudo yang besar dan frekuensi yang rendah, yaitu dibawah 3 Hz. Otak seseorang menghasilkan gelombang ini ketika ia tertidur lelap, tanpa mimpi. Fase delta adalah fase istirahat bagi tubuh dan pikiran. Tubuhnya melakukan proses penyembuhan diri, memperbaiki kerusakan jaringan dan aktif memproduksi sel-sel baru saat anda tertidur lelap.
* Gelombang Epsilon (

Oleh sebab itu untuk mengaktifkan otak tengah digunakan peralatan komputer yang menghasilkan musik guna merangsang gelombang otak anak. Pada saat AOT, acara dibuat agar anak-anak merasa bebas. Mereka dapat berteriak, menyanyi bahkan juga mendapatkan hadiah-hadiah kecil. Ada juga anak yang tertidur ketika acara tengah berlangsung. Hal ini adalah hal yang biasa dan tidak mengganggu proses pengaktifan.an Dikatakan bahwa hasil yang diperoleh dengan methode ini sekitar 90% (Sangkanparan 2010:89).

GMC menyatakan bahwa mereka tidak menggunakan kekuatan supernatural, meditasi dan hipnosis didalam kelas. Pelatihan GMC murni pendidikan secara ilmiah dan alami. Murid harus bekerja sama untuk memperoleh manfaat darinya.

Metode yang akan diajarkan oleh GMC adalah sebagai berikut :

1. Aktivasi otak tengah.
2. Membaca dengan mata tertutup.
3. Motivasi dan rahasia sukses.
4. Teknik membaca cepat.
5. Teknik melatih otak.
6. Pemetaan pikiran.
7. Teknik melatih daya ingat.
8. Sesi orang tua dan bagaimana menjadi anak yang baik

Dampak AOT

Beberapa dampak AOT diambil dari testimony atau kesaksian beberapa orang tua yang diekspose oleh penyelenggara AOT, yang intinya adalah bahwa mereka kagum melihat potensi putra-putri mereka setelah otak tengahnya diaktivasi. Namun tentunya keberhasilan putra-putri mereka kedepan tidak terjadi secara instan, melainkan harus disertai dengan kerajinan untuk belajar keras dalam mempelajari pelbagai ilmu pengetahuan.

Manfaat AOT dan hal-hal yang harus diwaspadai.

Menurut brosur GMC, manfaat AOT adalah sbb :

1. meningkatkan konsentrasi.
2. meningkatkan daya ingat.
3. meningkatkan kreativitas.
4. lebih cerdik dan berbakat.
5. hormon lebih seimbang.
6. membentuk karakter positif.
7. emosi lebih stabil.
8. lebih berprestasi.

Hanya saja ada hal-hal yang diwaspadai yaitu : rasa percaya diri yang berlebihan, kerentaan kearah supernatural dan motivasi business-oriented dari penyelengara AOT.

Diambil : https://petrusfs.com/2010/03/18/aktivasi-otak-tengah/