Yohanes 1 : 32-42.

Roh Kudus tak boleh dikenal sebagai satu perasaan atau pengalaman aneh, karena Alkitab memperkenalkan Roh Kudus sebagai Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal, Pelaksana dari keselamatan yang telah Allah Bapa, Pribadi pertama rencanakan dan Allah Anak, Pribadi kedua genapkan di dalam diri orang-orang pilihanNya. Maka di teologi Reformed, pekerjaan Roh Kudus bukan membuat orang gemetar, berdoa dengan suara yang aneh, melainkan membawa orang berdosa bertobat; lahir baru, ditransformasi jadi orang suci, orang yang tadinya jauh dari Tuhan, kini jadi anakNya, orang yang tadinya berada dalam kerajaan gelap dipimpin ke kerajaan terang. Siapa yang dapat melakukannya? Tak ada yang lain, kecuali Allah.

Saat Anak Allah dibaptis, Roh Kudus turun di atasNya, langit terbuka, Allah Bapa berkata: inilah AnakKu yang Ku kasihi, dengarlah akan Dia! Inilah satu-satunya momen di sejarah, ketiga Pribadi Allah menyatakan diri bersama.

Jadi, gereja bukan menjadi suci sejak dia lahir, melainkan karena dilahir-barukan oleh Roh Kudus, bukan menjadi suci karena dia baik, beriman, bermoral tinggi, melainkan karena kita dipilih oleh Allah Bapa, diselamatkan oleh Anak Allah, dikuduskan oleh Allah Roh Kudus, itulah yang Yohanes maksud dengan Dia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus

Di bagian ini terdapat satu peristiwa yang penting sekali: Yohanes pembaptis menyaksikan Roh Kudus turun di atas Yesus. Yohanes memang telah membaptis ratusan ribu bahkan jutaan orang, dan Allah pernah berpesan padanya, akan ada satu orang, yang ketika kau baptis, Roh Kudus turun di atasNya, Dialah yang akan membaptis orang dengan Roh Kudus. Itulah yang membuat Yohanes berjaga-jaga, mengamati setiap orang yang dia baptis. Karena Dia adalah satu-satunya diantara sekian banyak orang yang dia baptis. Jika dia lalai, dia tak akan menemukanNya. Padahal tugas utama yang Allah berikan padanya adalah memperkenalkan Dia yang akan membaptis dengan Roh Kudus, sementara dirinya, hanya membaptis dengan air, lambang manusia disucikan dengan Roh Kudus. Maka waktu Yesus dibaptis dan Roh Kudus turun atasNya, dia tahu, inilah saatnya aku menjalankan tugas utamaku: bersaksi bagi Kristus, maka serunya: “inilah Anak Allah yang akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.”

Kurang lebih enam puluh tahun silam, istilah “baptisan Roh Kudus: adalah salah satu tema penting yang dikejar-kejar oleh orang yang mengaku diri percaya Yesus Kristus. Tapi karena orang yang menjelaskan tak mendalami pengertian baptisan Roh Kudus, lalu mengartikannya sebagai satu pengalaman pribadi yang lain dari yang lain: second blessing. Istilah “Second blessing” dimulai oleh John Wesley, pendiri Methodis, yang di kemudian hari membuat orang beranggapan, meneriman Tuhan saja belum cukup, perlu pengalaman: second touch. Maka setelah seorang menerima Tuhan, dia harus menunggu hari, dia mengalami pengalaman baru, jamahan Tuhan, baptisan Roh kudus. Sebagai akibatnya, orang yang punya pengalaman ini menganggap diri lebih tinggi dari mereka orang yang hanya menerima Tuhan, bertobat, lahir baru. Karena baptisan Roh Kudus merupakan pengalaman Kristen yang tertinggi, sehingga orang tak lagi mementingkan lahir baru, pertobatan sejati, beriman pada Yesus Kristus, hanya mengejar-ngejar second touch, memandang rendah orang Kristen yang tak mengalaminya, bahkan menganggap gereja lain tak punya Roh Kudus.

Kekacauan inilah yang membuat banyak orang Kristen menganggap diri lebih tinggi dari para Reformator, menghina orang Kristen Lutheran, reformed, Protestan dengan mengatakan: “mereka hanya punya teori; doktrin, tak punya Roh Kudus. Di dalam acara simposium bulan Maret nanti, ada seorang teolog yang akan menguraikan dengan jelas: teolog yang membahas Roh Kudus adalah John Calvin. Roh Kudus tak boleh dikenal sebagai satu perasaan atau pengalaman aneh, karena Alkitab memperkenalkan Roh Kudus sebagai Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal, Pelaksana dari keselamatan yang telah Allah Bapa, Pribadi pertama rencanakan dan Allah Anak, Pribadi kedua genapkan di dalam diri orang-orang pilihanNya. Maka di teologi Reformed, pekerjaan Roh Kudus bukan membuat orang gemetar, berdoa dengan suara yang aneh, melainkan membawa orang berdosa bertobat; lahir baru, ditransformasi jadi orang suci, orang yang tadinya jauh dari Tuhan, kini jadi anakNya, orang yang tadinya berada dalam kerajaan gelap dipimpin ke kerajaan terang. Siapa yang dapat melakukannya? Tak ada yang lain, kecuali Allah. Bagaimana Dia melakukannya? Memberi keselamatan. Dengan cara apa keselamatan digenapi? Kristus mati di atas kayu salib. Siapa yang melaksanakan keselamatan atas diri pribadi-pribadi yang berdosa? Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal.

Saat Anak Allah dibaptis, Roh Kudus turun di atasNya, langit terbuka, Allah Bapa berkata: inilah AnakKu yang Ku kasihi, dengarlah akan Dia! Inilah satu-satunya momen di sejarah, ketiga Pribadi Allah menyatakan diri bersama. Dan yang menyaksikan, mengerti arti dari semua ini hanyalah Yohanes pembaptis seorang. Maka katanya: “dulu, aku tak mengenal dia…” tentu bukan maksudnya dia tak mengenal orang yang bernama Yesus, melainkan dia tak mengenal Yesus sampai begitu dalam. Dan lanjutnya: “sekarang aku mengenal He is the Son of God, who will baptize you with the Holy Spirit. Minggu lalu kita sudah membahas: Yesus dan Yohanes adalah pembaptis: Yohanes membaptis dengan air, Yesus membaptis dengan Roh Kudus. Jadi baptisan Roh Kudus bukan berarti Roh Kudus membaptis, melainkan Yesus memakai Roh Kudus untuk menyucikan orang, maka yang membaptis bukan Roh Kudus melainkan Yesus. Itulah pengertian yang ada di Alkitab: Jesus the baptizer. He never baptize people with water, He baptize people with spirit. So Holy Spirit is not Baptizer, He is used by Jesus to sanctify and to transform a sinner become a saint; gereja, tubuhNya, karenanya Dia adalah Kepala gereja. Jadi, gereja bukan menjadi suci sejak dia lahir, melainkan karena dilahir-barukan oleh Roh Kudus, bukan menjadi suci karena dia baik, beriman, bermoral tinggi, melainkan karena kita dipilih oleh Allah Bapa, diselamatkan oleh Anak Allah, dikuduskan oleh Allah Roh Kudus, itulah yang Yohanes maksud dengan Dia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.

Di Alkitab, istilah “baptisan Roh Kudus” hanya muncul tujuh kali: Mat 3:11, Mrk 1:9, Luk 3:16, Yoh 1:33, Kis 1:5, 11:15-16, 1 Kor 12:13. Mari kita meneliti ketujuh catatan itu dengan sungguh, agar kita tak diombang-ambingkan oleh mereka yang hanya mengira-ngira atau yang mengaku Alkitabiah tapi menginterpretasikan Alkitab dengan sembarangan.

  1. Matius 3:11 “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api“, arti dari membaptis dengan api adalah membersihkan gereja lewat penganiayaan, penderitaan. Memang, dari abad ke-1 sampai abad ke-4, kerajaan Roma pernah melancarkan sepuluh kali penganiayaan besar terhadap gereja. Apakah karenanya gereja hancur? Tidak, gereja dibersihkan. Di hari Pentakosta, Roh Kudus turun bagai lidah api ke atas seratus dua puluh orang.
  2. Markus 1:8 “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus“. Injil Markus adalah kitab injil yang ditulis paling dini. Kemungkinan besar dituturkan oleh Petrus dan ditulis oleh Markus (orang yang pernah jadi pengikut Petrus).
  3. Lukas 3:16 “Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api“, persis sama dengan catatan di injil Matius.
  4. Yohanes 1:33 “Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus“. Sebenarnya, keempat catatan ini sama: nubuat Yohanes pembaptis: Yesus adalah Pembaptis, yang akan membaptis umatNya dengan Roh Kudus. Apakah nubuat ini diakui; dikonfirmasi oleh Yesus? Ya.
  5. Kis 1:5 “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus“, perhatikan: bukan kamu dibaptis oleh Roh Kudus, melainkan Yesus membaptis kamu dengan Roh Kudus. Siapa yang mengkonfirmasi nubuat Yohanes? Yesus. Kapan baptisan Roh Kudus berlangsung? Mungkin kau menjawab, setiap orang berbeda-beda. Coba perhatikan statemen Yesus: kapan mereka akan dibaptis dengan Roh Kudus? Tak berapa lama lagi; not long; not many days after this…dan sungguh Kis 2 mencatat, mereka menerima baptisan Roh Kudus. Baca Kis 2 : 38-39,…the Holy Spirit will given to you according to the promise—terjemahan yang lebih jelas. Jadi, setelah kau dibaptis, mendapat pengampunan dosa, Roh Kudus diam di dalammu. Di PL, Roh Kudus bukan diam di dalam diri seorang untuk selamanya, melainkan hanya sementara, saat dia melakukan tugas yang Tuhan mandatkan padanya, misalnya menisik, membuat perlengkapan di Bait Allah. Setelah tugasnya selesai, Roh Kudus akan ditarik. Itu sebabnya, raja Daud mengatakan di Mzm.51: “Tuhan, tolong jangan tarik kembali RohMu dari padaku”. Karena di PL, memang tak ada janji Roh akan mendampingi seorang sampai selamanya. Kapankah janji itu diberikan? Yoh 14, 16. Maka Yohanes adalah injil di dalam injil, Kristologi di dalam Kristologi, Pneumatologi di dalam Pneumatologi. Dimana tertulis janji Yesus, sebenarnya, kepergianKu ini berfaedah bagimu. Karena jika Aku tak pergi, Roh Kudus tak akan datang. Tapi setelah Aku pergi, Pribadi yang lain: Roh kebenaran itu akan datang, diam di dalammu sampai selamanya. Itu sebabnya, kata Petrus, berilah dirimu dibaptis…-manusia yang aktif, mau dibaptis untuk pertobatan dan pengampunan dosa. Dan waktu kau dibaptis dalam nama Yesus, berarti hanya melalui Yesus, Roh Kudus dicurahkan, membersihkanmu dan diam di hatimu sampai selamanya. Jadi, Roh Kudus memakai firman membawa seorang datang beriman kepada Kristus, dan Kristus memakai Roh Kudus membersihkan orang yang bertobat dan dibaptis dengan air. Maka saat saya membaptis selalu mengatakan: aku membaptismu dengan air, yang melambangkan Roh kudus turun atasmu, membawamu bergabung ke dalam gereja Reformed Injili Indonesia yang adalah tubuh Kristus; gereja yang kudus dan Am. Karena saat kau memberi dirimu dibaptis dengan air yang melambangkan Roh Kudus, Yesus menyucikanmu dengan Roh Kudus; kau menerima baptisan Roh Kudus. Jadi, baptisan Roh Kudus bukan second blessing, second touch, apa yang terjadi di hari Pentakosta (Kis 2) adalah wujud konkrit dari janji Yesus sebelum Dia naik sorga (Kis 1:5): sepuluh hari kemudian, Roh Kudus dicurahkan; kamu dibaptis dengan Roh Kudus. Siapakah yang Dia maksud dengan kamu? Gereja di seluruh dunia. Karena by nature, the church is holy, and by category, church is worldwide. So the church is called the Holy universal church; gereja yang kudus dan Am. Sama dengan Kristus pernah mati bagi kita pada hari yang Allah tetapkan (Rm 5:8), yang Alkitab sebut: this is the day that God has made. Begitu juga Yesus, Dia menetapkan satu hari, dimana gereja dikuduskan; kamu menerima baptisan Roh Kudus. Maka di hari itu, seluruh umat yang teologi Reformed sebut sebagai umat yang Allah predestinasikan sebelum dunia diciptakan itu menerima baptisan Roh Kudus. Hari yang mana? Hari Pentakosta; the day when the promised Holy Spirit was given, the universal church was cleans. Jadi, kapankah dosaku diampuni? Hari ketika Yesus Kristus mati di atas kayu salib. Meski pada waktu itu, kau dan aku belum lahir, tapi darah yang Dia curahkan hari itu adalah sumber yang membersihkan dosa semua orang  pilihan, termasuk yang sudah mati dan yang belum lahir. Kata Paulus, orang percaya adalah orang yang mati bersama Kristus dan bangkit bersama Kristus. Kapan sih Kristus mati? Dua ribu tahun lalu. Sementara saya? Mati bersamaNya pada tgl 7 Januari 1957, waktu saya menerima Tuhan, bertobat, minta pengampunan dosa dan saya dijadikan orang suci. Jadi, apakah hari itu Yesus mati lagi? Tidak, Dia hanya mati satu kali. Waktu saya memecahkan roti dalam sakramen Perjamuan suci, apakah Yesus mati lagi? Tidak, Calvin menulis surat pada seorang Uskup Katholik: “Uskup yang terhormat, kami tak lagi mengingat Kristus dengan menganggap tubuhNya berada di dalam roti. Karena kalau roti menjadi tubuhNya dan anggur menjadi darahNya, bukankah itu berarti Kristus harus mati setiap Minggu? Padahal Dia hanya mati satu kali. Jadi, apa yang kalian buat itu bukan mengingat Kristus melainkan menghujat Dia. Tak ada statemen yang lebih keras, lebih tajam tapi sopan dari statemen Calvin itu. Surat Ibrani berulang kali mengatakan: Once accomplish and accomplish for ever, bahasa Gerikanya menggunakan present continuous tense, menandakan keselamatan yang sudah Kristus genapkan berlaku selamanya. Jadi, Kristus hanya mati satu kali, dan waktu saya bertobat, Roh Kudus menggabungkan saya ke hari dimana Yesus disalib. Ingat syair dari Negro Spiritual song: Were you there, when they crucified my Lord? Dimana penulis lagu itu mengerti: Allah melalui Roh Kudus yang membersihkan kita, membawa kita yang berasal dari semua tempat, budaya, zaman bergabung dengan the day that God has made, Jadi, kita memang tak hadir saat Kristus disalib, tapi Roh Kudus membawa kita bergabung dengan hari itu, bukan Dia mati setiap hari, setiap Minggu atau setiap kali perjamuan kudus, Dia cukup mati satu kali dan khasiatnya berlaku selamanya. Begitu juga Roh Kudus cleanse the universal church only once, at the day of Pentecost. Hari itu, gereja dari segala aman, segala bangsa, segala suku menjadi suci di mata Tuhan. Jadi, sama dengan kita dipilih oleh Tuhan sebelum dunia dicipta, begitu juga Dia membersihkan kita sebelum kita lahir. Karena di hadapan Tuhan, seribu tahun seperti satu hari, satu hari seperti seribu tahun—everlasting now Sementara kita, lahir di dalam proses waktu, ada yang lahir tahun 1980,1985,1990…meski begitu, di dalam kekekalan, gereja hanya satu: gereja yang dikuduskan oleh Roh Kudus. Yesuslah yang  membaptiskan gereja dengan Roh Kudus pada hari Pentakosta, yang diwakili oleh orang Yahudi yang bermukim di lima belas negara yang berbeda: Mesir, Kirene, Babilonia, Asia Minor…, sudah tidak mengerti bahasa leluhurnya, maka seharusnya mereka tak mengerti Khotbah rasul-rasul, tapi di hari pentakosta, Tuhan membuat orang yang berasal dari mana-mana tempat jadi satu tubuh dengan membuka lidah rasul-rasul berkhotbah dalam bahasa yang mereka mengerti-tongue speaking. Tongue speaking end of the split of tongue since the day of Babel, when men try to lift up their own glory, to show off their own name. Jadi, waktu manusia memasyurkan namanya, Tuhan memisahkan mereka dengan mengacaukan bahasa mereka. Tapi saat manusia memuliakan Kristus, Tuhan menyatukan mereka dengan tongue speaking – inilah prinsip total dari bahasa roh. Jadi, tongue speaking yang tertulis Kis.2 bukan untuk menyombongkan diri: aku punya Roh Kudus, bisa berbahasa roh, melainkan untuk menyatukan bahasa, agar semua orang mengerti Firman Tuhan, lambang Firman Tuhan harus diberitakan ke seluruh bangsa. Jadi, jangan memutarbalikkan makna bahasa lidah; karena orang yang tak mengerti injil yang disampaikan, maka perlu bahasa lidah, bukan seperti yang sedang ngetren sekarang, orang yang sudah mengerti mengatakan sesuatu yang tidak mengerti. Jadi sudah mengacaukan urutan, tak mengerti prinsip Alkitab, sombong, menghina orang yang tak punya Roh Kudus. Apa yang dipakai untuk menentukan seorang punya Roh Kudus? Bisa berbahasa yang tidak mengerti. Apakah bahasa yang dia ucapkan membuat orang lain mengerti firman atau membuat orang melihat dirinya hebat? Berbeda dengan saat Pentakosta, karena orang-orang itu tidak mengerti, Allah memberi bahasa roh, agar mereka semua mengerti. Dan dari zaman ke zaman Kitab Suci diterjemahkan, agar segala bangsa mengerti Firman Tuhan, sementara gerakan bahasa lidah zaman ini justru membuat orang tak perlu membaca Alkitab, hanya menyombongkan diri punya Roh Kudus. Baca Why 5:8-9, You were slain, and with Your blood You purchase men for God, artinya: the holy church was cleanse by the blood of Jesus Christ, and was given the holy spirit. Kapan mereka menerima Roh Kudus? Kata Yesus, tak berapa hari lagi (Kis1:5).
  6. Kis.11:15-16″ Dan ketika aku mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita. Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan: Yohanes membaptis dengan air, tetapi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus“. Kisah para Rasul adalah satu-satunya kitab yang mencatat “baptisan Roh Kudus” sebanyak dua kali. Perhatikan, kata Petrus:…teringatlah aku…, mengacu pada sesuatu yang sudah berlalu atau yang belum terjadi? Yang sudah berlalu. Apa yang dia ingat? Janji Yesus: kamu akan menerima baptisan Roh Kudus. Janji baptisan Roh Kudus atas gereja secara kolektif sudah terjadi (di hari Pentakosta) dan sekarang, orang-orang yang ada di rumah Kornelius mengalaminya. Artinya, Pentakosta had been over, but now they experience it individually. Maka Petrus yang sudah mengalami baptisan Roh Kudus pada hari Pentakosta, setelah memberitakan injil di rumah Kornelius menyaksikan Roh Kudus juga turun atas mereka yang mendengar injil. Perhatikan, di Kis1, kata Yesus: kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus, karena hal itu belum terjadi. Tapi di ps.11, Petrus mengingat nubuatNya, karena menyaksikan orang kafir juga menerima Roh Kudus. Sebenarnya saat Tuhan menyuruh Petrus ke rumah Kornelius, dia sempat menolak, karena Kornelius adalah orang kafir yang menurut orang Yahudi tak berbagian dalam janji Tuhan. Lalu turunlah binatang-binatang haram dari langit, Tuhan berkata: “sembelih dan makanlah”. Jawab Petrus, “Tuhan, sejak kecil, aku tak pernah makan binatang-binatang ini” “hal yang sudah Ku halalkan, jangan kau haramkan”, lalu binatang-binatang itupun ditarik kembali. Hal itu diulang tiga kali, tetap dijawab dengan jawaban yang sama. Artinya: manusia tak mudah mengganti doktrin teologinya, meski teologi yang dipegangnya salah. Padahal Tuhan sudah menegaskan yang Ku halalkan, jangan kau haramkan. Maksudnya, orang-orang kafir yang kau anggap najis itu sudah Ku kuduskan. Pada saat Allah berdialog dengan Petrus, Kornelius sudah dibaptis atau belum? Pasti belum. Lalu mengapa kata Tuhan, yang sudah Ku kuduskan, jangan lagi kau pandang najis? Karena di hari Pentakosta, semua orang pilihan (termasuk Kornelius) sudah dikuduskan. Hanya saja Kornelius belum mengalaminya, sampai saat mendengar khotbah Petrus, Roh Kudus turun atas mereka. Maka secara pribadi, mereka mengalami pembersihan pada hari itu, tapi secara kolektif, semua orang pilihan sudah menerima baptisan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Kisah para Rasul selain baptisan Roh Kudus sebanyak dua kali, disana juga mencatat Roh Kudus turun sebanyak empat kali: 1. Saat Pentakosta, Roh Kudus turun di Yerusalem, berapa orang menerima Roh Kudus? Seratus dua puluh orang, yang menuruti perintah Yesus menanti di Yerusalem. Sepuluh hari kemudian, Roh Kudus turun atas diri mereka, apa yang terjadi? Mereka yang tadinya takut penganiayaan, takut sengsara, takut disiksa, dihina, ditolak, dipenjarakan itu jadi berani bediri di tempat terbuka menyaksikan Yesus adalah Juru Selamat–penginjilan. Hari itu, di khotbah Petrus terdapat satu statemen: … kau akan menerima Roh Kudus yang dijanjikan, ada tiga ribu orang percaya dan menerima Roh Kudus. Maka di hari Pentakosta, ada berapa orang yang menerima Roh Kudus? Tiga ribu seratus dua puluh orang, mereka adalah representatif dari gereja yang kudus dan Am, yang datang dari segala negara, segala bangsa, segala bahasa. 2. Kis 8, Roh Kudus turun di Samaria. 3. Kis 10, roh Kudus turun di tanah Yudea. 4. Kis 19, Roh Kudus turun di Epesus. Sama seperti yang Yesus katakan di Kis 1:8, hanya saja lokasi kedua dari ketiga terbalik, bukan Yudea Samaria tapi Samaria Yudea. Mengapa? Karena urutan geografis tidak penting, yang penting adalah urutan rencana Allah: Orang Yahudi menerima injil dulu, baru orang kafir. Keempat catatan itu menandakan di segala zaman selalu ada orang-orang yang mengalami lahir baru, mereka disucikan oleh darah Kristus yang mati pada hari itu, dibaptiskan dengan Roh Kudus yang turun pada hari itu. Jadi, Roh Kudus menyucikan gereja secara kolektif hanya satu kali, tapi setiap hari, Roh Kudus tak henti-hentinya membersihkan individu-individu yang bertobat; my experience is in my life, not in your life. The day when the holy spirit baptized me, that is my individual experience, and the experience which I experience adalah pengalaman yang sama dengan pengalaman Petrus di hari Pentakosta; Roh Kudus turun dengan demikian, yesus membaptis; menyucikan orang pilihan di setiap zaman dengan Roh Kudus terus menerus, menjadikan mereka orang suci. Jadi baptisan Roh Kudus berarti penyucian yang Yesus kerjakan lewat firman yang kita dengar, darah yang Dia curahkan dan Roh Kudus.
  7. 1 Korintus 12:13 “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh”, catatan terakhir. Sudah ini, Alkitab tak lagi berbicara tentang baptisan Roh Kudus. Istilah yang digunakan di sini adalah”…we had been baptized into one body…” Siapa yang mengatakan statemen ini? Paulus. Kapan kita dibaptis dengan Roh Kudus? Di hari Pentakosta. Apakah di hari Pentakosta, itu, Paulus sudah menjadi orang Kristen? Belum. Mengapa katanya, kami sudah dibaptis; we all together had been baptized…? Karena peristiwa Roh Kudus turun memang sudah terjadi, jadi, tentu kita tak mungkin mengatakan: Roh Kudus akan turun membersihkan kita. Dan tense yang dia pakai adalah past participle tense bukan future tense atau present continuous tense. Kalau ada orang berkata padamu, “apakah tanda orang menerima baptisan Roh Kudus adalah bergetar, berglosolali, jatuh tergeletak, atau tertawa-tawa? Bukan, semua itu hanya menyenangkan orang yang sudah bosan terhadap gereja, yang menghina Kitab Suci, yang hanya menginginkan pengalaman superior; melebihi orang lain dan membuatnya jadi sombong; “lihat, saya berbeda dengan orang Kristen lain, saya punya pengalaman ini…” itu adalah keangkuhan daging yang dipakai untuk menggantikan Alkitab, mengubah prinsip-prinsip firman Tuhan. I am not going to work together with everyone who call himself Biblical Christian, I want to check to test, wether his teachings are Biblical or not. Kalau tidak, kita memang diterima sebagai baik, dijadikan kawan oleh semua orang. Padahal kata Yesus: Jalan itu kecil, pintu menuju ke sana sempit, orang yang menemukannyapun sedikit. Kalau Stephen Tong memilih untuk diterima oleh banyak orang, caranya mudah: tak usah memegang prinsip Alkitab, ikut arus saja. Padahal di Alkitab, tak ada catatan tentang orang yang ditiupkan nafas, ditumpangi tangan jatuh tergeletak (ke belakang), yang ada catatan orang yang tersungkur di hadapan Tuhan. Maka kita harus kembali pada Alkitab, pelajari prinsip-prinsip Alkitab dengan tuntas, dan taati dengan sungguh, bukan hanya ikut-ikutan.

Ulang: GRII buka pintu lebar-lebar untuk semua orang yang datang juga untuk mereka yang mau keluar; kalau kau tak mau belajar firman, hanya ingin berbuat sesuka hatimu, membawa semua ragi dunia, we open the door for you to go out. Kami hanya menginginkan mereka yang betul-betul mau belajar Firman, taat pada Tuhan dan berani berdebat dengan orang yang tak sependapat dengan Alkitab. We only kneel down before God and His word, we do not want to kneel down and compromise with all human invention, which oppose to the Bible.

Yohanes pembaptis adalah orang yang Tuhan pakai untuk mempersiapkan; mempelopori PB, dia menyaksikan Roh Kudus turun di atas Yesus Kristus, lalu dia bersaksi: orang inilah yang akan membaptismu dengan Roh Kudus, Dialah Anak Allah. Dan keesokan harinya, dia menegaskan lagi, Dia adalah Anak Domba Allah, lalu dilanjutkan dengan kesaksian Andreas: Dia adalah Mesias. Inilah tahapannya: Anak Allah, Anak Domba Allah, Mesias. Minggu depan kita terus menelusuri selangkah demi selangkah. Kiranya Tuhan memberkati kita masing-masing.

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong (Ringkasan 1015, 22 Februari 2009)

Sumber : xa.yimg.com/kq/groups/19490209/1679849290/…/Ringkhot_1015.doc