[Keluaran 20] ayat 5-6, terjemahan lainnya jangan sujud menyembahnya, juga jangan melayaninya. Sebab Aku, Allahmu adalah Allah yang cemburu. Barang siapa membenci-Ku, Aku akan menuntut kesalahannya sampai keturunannya yang ketiga dan keempat. Tetapi, barang siapa mengasihi-Ku, memegang perintah-Ku, Aku akan menunjukkan kasih setia-Ku sampai ribuan generasi (bukan beribu-ribu orang).

Sepuluh Hukum sudah menjadi dasar, prinsip, dan pedoman bagi semua hukum di dunia. Hanya saja, hukum dunia mengatur relasi manusia secara horizontal dengan sesamanya, sementara hukum Allah, diawali dengan relasi manusia secara vertikal dengan Allah, yang memberi dia kekuatan, kebijaksanaan, dan tanggung jawab atas relasinya secara horizontal. Dasar atau motivasi Allah memberi Taurat adalah kasih, bukan benci. Hal itu nyata di dalam dalil yang Paulus rumuskan: kesimpulan semua perintah adalah cinta kasih. Karena Allah adalah kasih. Saat seorang ibu berkata pada anaknya, “Jangan letakkan tanganmu di atas kompor!” Itu perintah. Apakah perintah itu mengekang kebebasan anaknya? Ya. Tapi perlukah dia memberi perintah itu? Perlu sekali. Tanpa perintah itu, tangan anaknya bisa saja terbakar; tak bisa berfungsi dengan normal lagi. Begitu juga Allah, karena kasih-Nya akan dunia, Dia memberi perintah: Taurat. Dasar dari kasih-Nya adalah the holy jealousy maka di dalam hukum kedua Tuhan memerintahkan jangan membuat patung yang berbentuk apa pun. Itu sebabnya, kita perlu merenungkan dua aspek: (i) apakah Alkitab melarang seni rupa? (ii) kalau tak melarang, mengapa Dia memberikan perintah itu? Bukankah benda seni yang terindah adalah yang paling mirip dengan aslinya: ciptaan Tuhan? Karena semua ciptaan Tuhan selain punya substansi juga punya bentuk luar yang sangat artistik. Maka benda seni yang bagus begitu memukau kita, membuat kita ingin melihat dan melihatnya lagi, bahkan menikmati dia lewat memori dan imajinasi kita – salah satu aspek hidup manusia yang sangat bernilai. Itu sebabnya, negara-negara yang mempunyai benda-benda seni bermutu selalu menarik banyak turis. Museum Louvre di Paris, jumlah pengunjung per tahunnya empat sekian kali lipat jumlah turis yang mengunjungi Indonesia, mendatangkan devisa yang amat banyak. Tiket pesawat dari Asia seribu sekian dollar, biaya hidup di Paris per hari dua ratus sekian dollar, tiket masuk museum kira­-kira dua puluh sekian dollar. Mengapa orang suka mengunjungi Louvre? Karena koleksi benda-benda seninya amat sangat bermutu. Lukisan Mona Lisa yang lebarnya tak lebih dari 80 cm, tingginya tak lebih dari 130 cm itu bukan hanya dipelihara dengan baik, bahkan dipasangi kaca anti peluru, dijaga dua orang ajudan yang terlatih lengkap dengan senapan canggih. Jumlah lukisan di Louvre lebih dari sepuluh ribu, total koleksinya tiga juta sekian item. British Museum mengoleksi sembilan juta item benda seni, Leningrad mengoleksi tiga juta item, New York Metropolitan Museum mengoleksi tiga juta sekian item. Museum mengoleksi benda seni yang penting, kristalisasi dari kebijaksanaan dan kreativitas manusia di bidang seni sepanjang sejarah. Taipei Palace Museum mengoleksi 677.000 item benda kuno yang terpenting, representasi dari seni selama delapan ribu tahun sejarah orang Tionghoa, masterpiece benda seni yang terbuat dari perunggu maupun porselen.

Lalu mengapa hukum kedua melarang kita membuat patung yang menyerupai ciptaan Tuhan? Mengapa di gereja Katolik terdapat patung Petrus, Paulus, Bartolomeus, Yohanes? Tidakkah itu melanggar hukum ini? Apa tujuan Allah memberi hukum ini? Kasih. Lalu bagaimana dengan seni? Manusia adalah satu-­satunya makhluk yang mengerti seni yang tinggi (saya tak mengatakan binatang tak mengerti seni). Karena Tuhan memberi manusia daya cipta maka hanya manusia yang bisa menciptakan seni. Allah tak membuat musik, tapi Allah membuat lingkungan yaitu air terjun, hujan, halilintar, burung, deru ombak yang merangsang manusia menciptakan musik, menirukan suara-suara yang ada di alam dengan melodi dan ritme yang harmonis.

Aristotle dan Plato mendefinisikan seni sebagai imitation of the nature. Perlukah kita meniru apa yang ada di alam? Perlu sekali. Karena kita rindu, kita ingin mengingat. Untuk itu alat bantu yang kita butuhkan adalah seni. Tetapi, kalau kau mengerti ayat ini secara harafiah, kau bahkan tak berani menyimpan foto, gambar orang yang Tuhan cipta. Bagaimana dengan KTP, surat nikah yang ditempeli foto kita? Apakah ayat ini harus ditentang atau memang punya interpretasi lain? Biasanya, orang Reformed tak memperbolehkan rupa apa pun, khususnya yang berbentuk Tuhan. Maka Westminster Confession tak menyetujui orang Kristen Reformed memiliki gambar dan sudah barang tentu larangan itu sangat menyulitkan guru-guru sekolah Minggu, yang sering memakai gambar untuk memberi pengertian pada anak-anak. Apakah itu melanggar hukum kedua? Perdebatan atau diskusi tentang itu sudah berlangsung lama sekali. Setelah saya menyelidiki dan berpikir lama sekali, menurut pendapat saya (Anda boleh tak menerima), di Alkitab Allah yang memerintahkan orang Israel tidak membuat patung juga memerintahkan mereka membuat dua Kerubim yang ada di atas Tabut Perjanjian, juga menisik dua malaikat di tirai besar yang memisahkan tempat suci dan tempat mahasuci. Itu mengindikasikan bagian pertama dari hukum kedua ini bukan sesuatu yang mutlak. Baru di bagian kedua kita melihat titik beratnya: jangan beribadah kepadanya; menyembahnya (patung); no worship other gods; only worship God. Mengapa? Karena Allah yang sejati adalah Allah yang cemburu, Dia tak mengizinkan allah palsu merebut kemuliaan-Nya, firman-Nya. I will never give My glory to the false gods. Dia tak mengizinkan yang dicipta merebut kemuliaan Pencipta, yang relatif merebut kemuliaan yang mutlak. Sama halnya seorang wanita tak akan mengizinkan suaminya tidur dengan wanita lain – cemburu yang suci, dalil yang menjaga kelestarian umat manusia. Jadi membuat patung untuk disembah adalah hal yang terlarang, tapi membuatnya sebagai benda seni adalah sesuatu yang mutlak. Karena prinsip yang Allah berikan: Aku tak akan membagikan kemuliaan-Ku pada ilah-ilah palsu. Lalu bagaimana dengan benda yang pernah disembah orang, apa kita harus menghancurkannya, atau stop menyembahnya, hanya memandangnya sebagai benda seni? Contoh: seorang yang tadinya menyembah dewi Kwan Im, waktu dia percaya Yesus: (i) haruskah patung Kwan Im­nya dibakar, dihancurkan? (ii) bolehkah kita mengambil patung itu untuk diletakkan di satu tempat, museum misalnya, guna mengingatkan dunia, pernah ada orang menyembah dewa seperti ini? Padahal Monotheisme adalah salah satu dari lima sumbangsih terbesar kebudayaan Yahudi terhadap dunia. Kalau ada lima orang pria mengaku sebagai ayahmu, tentu kau harus memastikan siapa papamu yang benar, karena papamu hanya satu. Dan orang yang paling berhak memastikan hal itu adalah mamamu. Selain itu, bisa juga lewat pemeriksaan DNA. Begitu juga Allah yang sejati, yang Esa, Roh Kuduslah yang akan memimpin kita tahu siapa Allah sejati sekaligus memastikan kita adalah anak-Nya, karena Dialah yang melahirbarukan kita. Ajaran Alkitab begitu ketat, seluruh pewahyuan Allah berinteraksi satu dengan lain dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Jadi Allah berhak berkata, “I am your God, I am the true God, the only God, the supreme God, the Creator of you. There is no other god beside Me?” Berhak. Apa Dia arogan? Tidak. Karena itu adalah fakta.

Jadi, inti dari hukum yang kedua adalah Tuhan tak mengizinkan kita (i) membuat patung, (ii) menyembah allah lain, karena Dia adalah Tuhan yang cemburu. Perhatikan! Cemburu berbeda dengan iri hati karena iri hati mengandung egosentris, menganggap diri lebih penting dari segalanya. Sementara cemburu, bisa didasarkan atas dalil kebenaran yang harus dipelihara bersama. Seperti kata Paulus kepada jemaat di Korintus, aku marah padamu dengan amarah yang dari Allah. Jadi, ada kemarahan yang tak berdosa, ada amarah yang berdosa. Jika seorang marah-marah terhadap saya, saya tidak akan terganggu melainkan menganalisa apa yang membuatnya marah? Kalau dia marah karena keuntungannya terganggu, marahnya tak bernilai. Tapi kalau dia marah karena nama Tuhan dicela, marahnya adalah marah yang suci. Jadi waktu orang menangis dan marah-marah, jangan cepat terpengaruh, cari dulu alasannya marah, cinta Tuhan atau cinta diri. Kalau dia menangis karena dirinya terganggu, dia melayani the second god, his emotion. Seorang yang melayani emosi, bisa saja menyukai hal yang salah, memusuhi yang benar. Karena dia lebih mementingkan diri ketimbang kebenaran. Sebagai orang Kristen, kita harus jadi orang yang membela kebenaran Tuhan, kebaikan seluruh umat lebih dari bangsa, keluarga, nama sendiri. Karena yang utama harus diutamakan, yang tidak utama jangan kita utamakan, yang mutlak jangan kita buat relatif, supaya jangan kita salah kaprah. Waktu Tuhan berkata, “Aku cemburu,” Dia berkata jujur, Dia tak mau hubungan-Nya dengan kita yang intim diganggu oleh yang lain, termasuk istrimu. Maka kata Yesus, jika kau mencintai istrimu lebih daripada mencintai-Ku, kau tak layak jadi murid-Ku. Sementara manusia, selalu menuntut dicintai lebih daripada Tuhan: Kalau suami berkata, istriku banyak melayani Tuhan, maka saya akan bercerai dengannya. Suami ini sudah dipakai oleh setan tapi tak sadar. Tentu bukan maksud saya menganjurkan istri melayani Tuhan begitu rupa dan menelantarkan suamimu. Jangan salah tafsir!

Kata Tuhan, “Aku adalah Allah yang cemburu, Aku tak mengizinkan kau membuat patung dan menyembahnya.” Mungkinkah orang yang tak membuat patung menyembah allah lain? Mungkin, menyembah sesuatu yang abstrak. Sebaliknya, mungkinkah orang yang membuat tapi tak menyembahnya? Mungkin. Benda seni, tak ada hubungan dengan penyembahan. Adakah orang yang menyembah patung Maria di gereja Katolik? Ada. Itu tak boleh! Karena ada banyak hal di dunia supranatural yang tidak kita mengerti. Science is too low, too narrow, tak mungkin menjawab semua gejala agama. Tuhan berkata, “I am the God of jealousy.” Cemburu karena apa? Kau melanggar satu dalil: tidak memuliakan Tuhan malah memuliakan patung atau yang lain. Padahal firman-Nya, “I do not want to give My glory to the false God.”Itu adalah cemburu yang beres, yang membawa umat manusia tetap berada di jalur kebenaran. Dan itulah sifat Ilahi. Saat Musa masih di atas gunung Sinai, orang Israel menanti-nanti dia sampai sepuluh hari, dua puluh hari, tiga puluh hari Musa tak kunjung turun. Mereka mendatangi Harun, “Sekarang siapa yang memimpin kami? Musa yang membawa kami keluar dari Mesir sampai sekarang tak turun dari atas gunung, mungkin dia sudah mati.” Pemimpin yang betul-betul punya visi dari Tuhan, penggantinya bisa saja menyelewengkan visi itu. Harun menjawab, “Sekarang, berikanlah emas-emasmu kepadaku.” Saya tak habis mengerti Harun ini pemimpin macam apa. Tuhan memanggilnya menjadi mulut bagi Musa, tapi kerohanian dan pengertiannya tentang doktrin Allah begitu kacau. Emas-emas itu memang bukan dia kumpulkan untuk dirinya, tapi dia lebur dan keluarlah satu patung lembu emas lalu katanya, “This is Jehovah, the Lord Who guides you and delivers you from Egypt.” Orang Israel pun menyembah lembu itu, diiringi musik yang gaduh. Saat itulah Musa turun dari gunung dengan membawa dua buahloh batu, Sepuluh Hukum yang ditulis oleh tangan Allah sendiri, katanya, “Suara apa itu? Pasti telah terjadi sesuatu yang tak beres!” Musa punya telinga yang tajam, jiwa yang peka, rasa tanggung jawab sebagai pemimpin yang lain sekali dengan pemimpin lain. Setelah sampai di kaki gunung, dia melihat orang Israel menyembah berhala, dia pun marah sampai melempar kedua buah loh batu itu — satu tindakan yang betul-betul teramat berani. Permisi tanya, waktu Musa menghancurkan dua buah loh batu itu, apakah Tuhan marah padanya? Tidak! Mengapa? Karena kemarahan Musa sinkron dengan kemarahan-Nya; dia sehati dengan Tuhan. Itulah hamba Tuhan yang diperlukan di setiap zaman tapi paling susah dicari. Marah sesuai dengan amarah Tuhan, cemburu sesuai dengan cemburu Tuhan, benci yang sinkron dengan benci Tuhan, cinta yang diarahkan pada Tuhan. Mengapa Yohanes Pembaptis begitu agung? Karena dia lebih baik marah bersama Tuhan, menegur dosa Herodes ketimbang menyenangkan raja. Jadi, orang Kristen tak mengakui dirinya Kristen, orang Reformed tak mau mengakui dirinya Reformed, hanya karena takut menyinggung perasaan orang, itu tidak benar!

Terakhir, John Milton, penyair Inggris terbesar, yang hidup sezaman dengan Händel, John Wesley, Robert Rikes, tokoh-tokoh yang luar biasa, menulis Paradise Lost, di mana terdapat pemikiran theologi yang tak dimiliki theolog sezamannya. Allah minta semua malaikat sembah sujud pada Anak-Nya yang tunggal. Apakah kalimat itu ada di Alkitab? Ada. Let all the angels of God worship Him (di Perjanjian Lama). Di Perjanjian Lama hanya satu kali Allah memerintahkan semua malaikat menyembah Anak-Nya. Semua malaikat pun menyembah-Nya, kecuali satu penghulu malaikat yang menolak, “I am not going to kneel down before Your begotten Son.” Dia memberontak pada Tuhan. Dan Tuhan memvonis dia, “You are satan (arti di bahasa Ibrani: penghalang, penentang).” Mungkin kau berkata, kalau begitu, bukankah Allah diktator? Hanya kebenaran yang benar­-benar mutlak berhak jadi diktator, dan Allah adalah diktator yang baik. Apakah karena vonis itu setan bertobat? Tidak, melainkan dendam. Waktu Yesus jadi manusia, setan balik menyuruh Yesus menyembah dia. John Milton menemukan kebenaran yang sangat dalam ini saat theolog-theolog di Inggris masih buta akan Kristologi. Luar biasa! Jawab Yesus, “Enyahlah kau!” Inilah jiwa kekristenan: spirit yang no compromise. Kalau saja hari itu Yesus menyembah, mungkin kekristenan lebih cepat menjadi besar karena seluruh dunia diberikan pada-Nya. Kita pun tak perlu mengabarkan Injil dengan susah payah, seluruh dunia akan otomatis jadi orang Kristen, yang menyembah pada Juru selamat yang tak menyelamatkan bahkan menyembah setan. Kalau Yesus saat itu menyembah setan, bukankah kita yang percaya pada-Nya juga secara tidak langsung menyembah setan? Kekristenan jadi hancur. Mengapa Reformed tak mau kompromi? Karena kita menangkap semangat ini, tak mengenal kompromi, tak akan membiarkan siapa pun atau apa pun merebut iman kita. Tentang hukum kedua ini, orang Yahudi menyelewengkan pengertiannya, “Allah melarang kita menyembah berhala maka kami tak mau menyembah Yesus.” Padahal Yesus adalah satu-satunya dari Allah Tritunggal yang turun menjadi manusia, Dialah yang layak disembah. Orang Kristen tidak mempunyai kekacauan demikian seperti orang Yahudi. Dikatakan di sini, “Kau mencintai-Ku? Aku akan memberkatimu seribu generasi; Aku memberimu hidup kekal. Tapi, barang siapa membenci Aku, akan Kutuntut dosanya tiga sampai empat generasi.”

Jadi, jangan menginterpretasikan perintah ini secara harafiah. Karena di Kitab Suci tersimpan keajaiban yang mencelikkan mata rohani kita. Jadi, tiga empat generasi orang yang membenci Tuhan akan dituntut dosanya bukan karena mereka harus menanggung dosa keturunan. Begitu juga orang yang cinta Tuhan bukan seribu generasinya otomatis diberkati, karena prinsip total Alkitab: anak-cucu mencontoh teladan leluhurnya. Memang, anugerah keselamatan Allah berikan secara cuma-cuma. Tetapi respons manusia bisa bersifat aktif dan pasif. Waktu Tuhan menggerakkan hatimu, kamu taat, secara pasif biarkan Tuhan yang aktif melakukan rencana-Nya atas dirimu. Atau justru aktif menolak dan melawan. Setelah kau diselamatkan, kesetiaanmu dan cintamu pada Tuhan yang sungguh dicontoh oleh anakmu. Itu sebabnya, orang tua yang hidupnya suci, anak-anaknya tersentuh hatinya, mau hidup suci. Dengan begitu, generasi demi generasi memperoleh berkat-Nya. Di sejarah, ada contoh-contoh konkret. Tahun 1863, Hudson Taylor menerima panggilan Tuhan mengabarkan Injil di China, yang populasinya kira-kira dua ratus juta orang, sementara populasi di Inggris hanya berapa juta. Dia pun membeli peta China yang besar, ditempelkan di dinding kamarnya, setiap hari mendoakan satu provinsi secara bergilir. Tak lama kemudian, dia naik kapal ke China, dua setengah bulan baru tiba. Begitu tiba, dia bertemu rombongan pelayat, hatinya sedih, pikirnya, “Andai saja saya tiba kemarin dan punya kesempatan menginjili dia, mungkin dia tak masuk neraka.” Cintanya yang begitu besar terhadap orang Chinese, membuatnya jadi one of the greatest missionaries of all times, and one of the greatest missionaries who did evangelization in China. Dua statement yang dia ucapkan sebelum mati diingat orang sampai hari ini, “Jika aku punya seribu Pound sterling, semuanya kuberikan untuk penginjilan di China. Jika aku punya seribu nyawa, semuanya akan kupakai untuk menginjili orang Tionghoa. Bagaimana dengan keturunannya? Sebelum Hudson Taylor mati, ia mendengar anaknya berkata, “Pa, aku mau meneruskan pelayananmu di China.” Dan sebelum anaknya mati, ia juga mendengar cucunya berkata, “Aku mau meneruskan pelayanan kakek dan papa di China.” Sampai sekarang, generasinya yang ketujuh masih menginjili orang Chinese.

Perintah kedua ini bukan melarang orang Kristen membuat benda seni yang menyerupai burung, matahari, orang; ciptaan Allah. Penekanannya ada dalam pernyataan: Jangan kau menyembah sesuatu selain Allah. Mengapa? Karena setan sangat berambisi merebut hak Allah menerima sembah sujud manusia. Maka saat kau menyembah foto ayahmu, kakekmu, istrimu, pacarmu, atau tokoh seperti Soekarno, Mao Zedong, Guan Gong, Kwan Im, Kongfuzu yang sudah meninggal, sebenarnya terjadi sesuatu yang tak kau lihat: setan menikmati penyembahanmu. Karena dia memang ingin menjadi seperti Allah, duduk di tempat yang tertinggi. Salahkah kalau seorang ingin menjadi besar? Tidak, karena kata Yesus jika kau ingin menjadi besar… artinya: Tuhan tak melarang kita menjadi besar asal motivasi kita tak salah. Misalnya, saya menginginkan gedung gereja yang besar bukan karena ambisi pribadi melainkan supaya bisa menampung lebih banyak orang mendengar Injil, diselamatkan, bukan memuliakan diri, melainkan soli deo gloria. Jadi, menikmati benda seni, menuangkan bakat seni, nothing wrong, tapi kalau dijadikan object of worship, salah adanya. Karena setan selalu ingin merebut hak disembah. Siapa sih yang tak mau lebih dihormati, dihargai? Tapi saya sering mengingatkan murid-murid, hormat tak bisa didapat dengan cara memaksa, merebut, merayu. Jika kau memang pantas dihormati, orang akan menghormatimu. Tapi orang yang tak patut dihormati masih mengotot minta orang menghormatinya, dia lebih mirip setan. Only God deserves worship. Worship means bend down yourself before the supreme value in the universe. And God is the supreme, the subjective value in person. Dia tak menginginkan yang lain merebut hak menerima worship. Itu sebabnya, Allah mencampakkan setan dari surga. Apa arti “setan”? Arti bahasa Ibrani: penentang, you are My opposer, My challenger. Saya percaya, pujangga besar di Inggris, John Milton, mengerti Kristologi begitu dalam melampaui theolog-theolog sezamannya. Begitu juga Charles Jennens, memilih lima puluh ayat secara akurat diberi judul Messiah dikirimkan ke George Frideric Handel yang menggubahnya menjadi oratorio. Siapakah Charles Jennens, John Milton? Kaum Puritans, Reformed yang sangat cinta Tuhan, meneliti perintah­-perintah dan janji-janji Allah di Alkitab. John Milton, setelah buta total sebelas tahun menulis “Paradise Lost”, syair terpanjang di dalam sejarah Inggris. Ludwig van Beethoven setelah tuli total menggubah simfoni yang teragung. Bukankah itu kemahakuasaan Allah? Berbeda dengan manusia yang selalu menuntut, “Tuhan, kalau Kau Mahakuasa, mengapa orang ini buta, tuli, lumpuh?” Konsep yang naif, stupid itu only manifest your own foolishness before God. Kemahakuasaan Allah dinyatakan atas diri orang yang lemah tapi dimampukan melakukan mission impossible, juga dalam membatasi diri-Nya lewat inkarnasi, maka Allah pantas menerima sembah sujud manusia. Dan kata-Nya, “I am not going to give My glory to the false God.

Di perintah kedua, Allah melarang kita membuat patung dan menyembahnya. Karena the greatest right that we, human being have is to worship God our Creator. Jika kau menyelewengkan hak penyembahanmu yang tertinggi untuk menyembah sesuatu yang bukan Allah, kau menghujat diri, juga menghujat Allah. Jadi inti dari perintah ini adalah penyembahan bukan benda seni. Alkitab berkata, seniman yang membuat pernak-pernik di Bait Allah dipenuhi oleh Roh Kudus. Karena seni memang membutuhkan inspirasi, seni adalah wujud dari kreativitas manusia yang tertinggi, so art is very very expensive. Itu sebabnya kita berani menghabiskan ribuan dollar, mengundang soloist dari New York karena seni memang mahal dan kita berharap saat dia menyanyi, orang di Indonesia terangsang. Karena di Indonesia ada banyak “barang” bagus yang belum dipoles, banyak yang berpotensi tapi tak mau belajar. Saat Michelangelo melukis di langit-langit Sistine Chapel, dia berbaring empat puluh senti dari langit-langit, sudah lama tidak turun, tapi suatu kali, tiba-tiba kehilangan inspirasi, maka dia turun dari stagger yang tingginya kurang lebih dua puluh delapan meter dan menghilang. Paus memerintahkan orang mencari dia di segala penjuru Italia dan membawanya kembali. Beberapa hari kemudian, orang menemukan dia di atas satu bukit dan memanggilnya, “Michelangelo, mengapa kau kabur?” “Aku tidak kabur.” “Mengapa kau di sini?” “Mencari inspirasi, karena I cannot draw anything without inspiration. Maka katakan pada Paus, aku belum bisa kembali.” Sampai suatu hari, waktu dia melihat dua gumpal awan bergerak mendekat, dia memperoleh inspirasi tentang penciptaan. Dia pun menggambar Allah Bapa (saya tak begitu setuju Allah Bapa dilukis, karena Dia tak pernah jadi manusia) mengulurkan tangan-Nya pada Adam yang baru dicipta, yang juga mengulurkan tangan pada Bapa. Begitu kedua tangan bersentuhan, hidup Allah mengalir pada Adam. Ini bukan Alkitabiah melainkan seni. The eyes of God are looking at him, then the eyes of Adam who has just been created are looking at God, suatu lukisan yang bagus luar biasa! Begitu juga dengan lukisannya tentang The Last Judgment, urat di tangan Yesus besar-besar, gambaran Dia segera menghancurkan dunia dengan tangan-Nya yang Mahakuasa.

Saya tak percaya Allah tak mengizinkan manusia melukis. Meski kita juga tak pernah tahu wajah Yesus ketika Dia di dunia tapi mengapa ada lukisan Yesus? Hanya menyatakan Dia pernah jadi manusia. Kalau kau bertanya mana foto Stephen Tong? Foto yang mana, saat dia berusia 67 tahun, 22 tahun, atau 17 tahun? Berbeda-beda. Karena manusia terus berubah. Waktu di sorga, apakah kau bisa mengenali istrimu, wajahnya wajah yang usia berapa? Saya percaya Tuhan mengabadikan parasnya yang paling cantik. Itulah cinta Tuhan. Puji Tuhan! Saya tak percaya Allah tak mengizinkan manusia berseni, karena bakat seni adalah pemberian-Nya. Jadi, jangan menganggap bakat seni dari setan, bakat doa dari Tuhan, bakat bermoral bobrok dari setan, bakat bermoral baik dari Tuhan. Baik dan jahat adalah potensi, tapi semua potensi, hak, bakat berasal dari Allah yang mungkin disalahgunakan oleh manusia. Itu sebabnya, jangan menyamakan benda seni yang telanjang dengan pornografi. Mengapa? Karena seniman melukis orang yang telanjang untuk mengutarakan keindahan dari ciptaan Allah, bukan porno. Waktu orang bertanya pada Michelangelo, ”Mengapa kau banyak melukis lukisan telanjang?” Jawabnya, ”I draw a man as God sees His creature. Orang yang berpakaian adalah orang yang ada di mata sesamanya. Orang yang pakaiannya indah, mahal, dipandang sebagai orang yang berkelas dan dihormati, sementara orang yang pakaiannya jelek dipandang miskin dan dihina. Tapi di mata Tuhan, orang yang berpakaian aristokrat dan yang berpakaian pengemis sama, karena yang Allah cipta bukan pakaiannya melainkan tubuhnya. Dan itulah yang aku lukis.” Kalau kita betul-betul mengerti filsafatnya, barulah kita tahu perubahan pornografi yang insist emphasis bagian sex dan seni yang menonjolkan keindahan ciptaan Allah, mengutarakan moral lewat postur tubuh, misalnya lukisan tangan Maria di abad pertengahan, tangannya diperpanjang sedikit, untuk menyatakan dia menghadap ke surga, dia begitu saleh.

Maka penekanan dari perintah kedua bukan jangan membuat patung melainkan jangan menyembahnya. Apakah hanya patung yang bisa kita jadikan berhala? Tidak, nonbenda pun mungkin manusia jadikan berhala, misalnya, pahlawan, kekasihmu, anakmu, posisimu, hobimu yang kau utamakan lebih daripada Allah. Bagaimana memastikannya? Misalnya, hari Minggu kau seharusnya berbakti, mendadak ada orang mengajakmu berbisnis, bisa mendapat untung seribu dollar, kau pilih bisnis ketimbang berbakti, maka uang adalah berhala bagimu. Hari Senin sampai Sabtu, di mana kau harus memelihara kesucian hidupmu, tapi saat orang menawarimu pergi ke tempat pelacuran, kau memilih kesenangan jasmani ketimbang disiplin hidup. Maka kesenangan jasmani adalah berhalamu. Hobi saya lebih banyak dari siapa pun, dari arsitektur, sampai musik, ukiran, tulisan, sastra, filsafat, tapi waktu Tuhan memanggil saya, saya letakkan semuanya. Tahun 1960, sehari sebelum masuk sekolah theologi, saya mengembalikan enam ratus piringan hitam Beethoven, Haydn, Mozart, Mendelssohn, Wagner, Brahms pada penjualnya secara gratis, menjual arloji berlapis emas yang sangat saya senangi dan uangnya dipersembahkan. Selesai studi, saya membeli lagi Creation, Messiah, St. Paul, Elijah ­ oratorio. Untuk apa? Menyelidiki musik, menggubah lagu untuk Tuhan, bukan untuk diri. Apakah berhala yang merebut tempat Tuhan dalam hidupmu? Buanglah semuanya dan kembalilah pada-Nya dengan segenap hatimu. Inilah hukum kedua.

Oleh : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/sepuluh-hukum-hukum-kedua#hal-5